BRI Dukung Pemerintah Hadirkan Bursa Karbon di Indonesia
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mendukung langkah pemerintah dalam menghadirkan Bursa Karbon di Indonesia. Hal ini sejalan dengan komitmen BRI mengurangi emisi sekaligus mendorong penyerapan karbon di Indonesia.
Direktur Kepatuhan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), Ahmad Solichin Lutfiyanto mengatakan dukungan BRI terhadap bursa karbon diwujudkan dengan berperan sebagai pembeli sertifikat emisi gas rumah kaca.
Bahkan, BRI telah membeli sertifikat emisi sebesar 4000 ton. Hal ini diharapkannya bisa membantu BRI dalam mencapai target 0 emisi perusahaan di tahun 2050 mendatang.
"Kita sudah mempunyai keinginan untuk 0 emisi di tahun 2050 jadi berapapun yang dibeli oleh BRI itu adalah bagian dari target kita mencapai 2050," ujarnya dalam Sustainable Future, Jum'at (29/09/2023).
Masih dalam hal bursa karbon, dia mengatakan, saat ini BRI memiliki beberapa PR yang harus dikerjakan bersama agar bursa karbon dapat terus berjalan secara berkelanjutan.
Pertama adalah mengenai policy, yakni mengenai pencatatan dan lain sebagainya. Kemudian yang kedua yakni dari infrastruktur proses sertifikasinya. Sedangkan yang terakhir adalah kontinuitas supply dan demand-nya.
"Supply kan kemarin baru satu perusahaan. Demand akan sangat banyak, tapi kalau supply terbatas akan jadi isu juga. Padahal Indonesia penghasil karbon ggrid terbesar, ini yang saya lihat dengan potensi triliunan kalau gak siapkan supply dan demand akan jadi tantangan," jelasnya.
Selain di bursa karbon, komitmen BRI mewujudkan Net Zero Emission (NZE) 2060 juga dibuktikan lewat penyaluran pembiayaan yang berkelanjutan. Selama ini perseroan telah melakukan pembiayaan berkelanjutan ke sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan sektor hijau.
Untuk kredit sektor hijau, perseroan telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp 79,4 triliun pada kuartal II 2023. Dari sisi pendanaan, perseroan telah menerbitkan green bond 2022 senilai Rp 5 triliun dan sustainability bond 2019 senilai US$ 500 juta.
Dari sisi operasional, perseroan pun telah melakukan transisi menggunakan kendaraan listrik, yang saat ini jumlahnya 97 mobil listrik, dan 90 motor listrik sebagai kendaraan operasional kantor per Agustus 2023.
Selain itu, perseroan memiliki stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di lingkungan kantor pusat BRI serta sebanyak 31 unit kerja BRI menggunakan panel surya sebagai alternatif penggunaan listrik. (*)