Gawat! Anak Generasi Z Lebih Penting Main Game Ketimbang Nikmati Makanan
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Sebuah survei nasional yang dilakukan Home Run Inn Pizza di Amerika Serikat (AS) menanyakan pada seribu Gen Z dan seribu milenial tentang keterikatan mereka pada ponsel saat memasak atau makan. Hasilnya? Buruk, menurut penelitian tersebut.
Melansir NY Post, Jumat, 22 September 2023, survei yang dimaksud mengungkap bahwa 66 persen Gen Z, yakni orang berusia 18 hingga 26 tahun, dan 58 persen generasi milenial, yang berusia 27 hingga 42 tahun, mengaku menatap ponsel saat memasak.
Hal ini dinilai "dapat menyebabkan bencana kuliner." Penggunaan ponsel sambil memasak membuat makanan gosong bagi 77 persen Gen Z dan 83 persen generasi milenial, menurut jajak pendapat tersebut. Dengan tetap menatap ponsel, 55 persen Gen Z dan 62 persen milenial juga menambahkan bahan-bahan yang salah ke dalam masakan mereka.
Lalu, 75 persen dari kedua kelompok tersebut sangat tidak fokus sehingga mereka melukai diri sendiri dengan luka goresan, luka bakar, dan banyak lagi. Peneliti juga mendefinisikan ulang istilah "butterfingers," karena 42 persen Gen Z dan 51 persen milenial dilaporkan menumpahkan bahan-bahan ke perangkat mereka saat memasak.
Meski ponsel dapat jadi gangguan di dapur, teknologi ini juga membantu kedua generasi mencari inspirasi menu makanan mereka. 71 persen Gen Z dan 67 persen milenial menggunakan perangkat ini untuk menonton video tutorial memasak.
Namun, kedua belah pihak lebih memilih platform media sosial yang berbeda untuk membantu proses memasak mereka. 56 persen Gen Z menggunakan TikTok, sementara 29 persen milenial memilih YouTube.
Beli Makanan dengan Estetika Visual
Sedangkan bagi mereka yang ingin menghindari pengalaman dapur berantakan dan potensi kecelakaan, 70 persen Gen Z dan 65 persen milenial memilih memesan sajian restoran berdasarkan "estetika visual." Kelompok pembuat konten makanan di antara mereka "mau tidak mau mengambil foto hidangan lezat sebelum menyantapnya."
Namun, pemotretan yang tidak pernah berakhir bisa berujung pada dampak menyedihkan. 23 persen Gen Z dan 20 persen milenial mengatakan bahwa mereka memakan makanan dingin setelah selesai mengambil konten untuk media sosial.
Ketika tiba saatnya untuk benar-benar menikmati makanan, 81 persen Gen Z dan 60 persen milenial mengaku sering menggunakan ponsel saat makan. Hal ini tidak berhenti meski mereka sedang makan malam bersama seseorang.
25 persen Gen Z dan 23 persen milenial mengaku bahwa mereka mengabaikan rekan makan mereka untuk main ponsel saat makan. Di sisi lain, lebih dari separuh generasi tersebut pernah mengalami "phubbed," istilah tren yang menggabungkan "telepon" dan "penghinaan," saat makan bersama seseorang.
Memoles Etika Makan
Generasi yang kecanduan telepon telah kehilangan tata krama di meja makan, dan menggunakan ponsel di hampir setiap bagian pengalaman bersantap mereka. Berdasarkan hasil survei pada dua ribu peserta, memoles etika menggunakan ponsel di meja makan bisa sangat bermanfaat.
Food Network menyarankan agar orang-orang yang ingin menghentikan kebiasaan buruk di meja makan harus mematikan dering telepon mereka, menjauhkan ponsel dari meja makan, serta menahan keinginan mengunggah dan memeriksa notifikasi secara aktif.
Terkait pilihan makana, Gen Z dikatakan menyukai makanan pedas, cenderung makan dalam kelompok besar, dan tertarik pada pemasaran influencer, kata para eksekutif di jaringan restoran cepat saji, seperti Chipotle, Subway, Wendy's, dan El Pollo Loco, pada Insider.
“Saya pikir sangat penting untuk menyadari bahwa Gen Z sedang naik (sebagai target pasar)," kata Laura Dickey, CEO Dickey’s Barbecue Pit. "Mereka memang ada, mereka memiliki pendapatan yang dapat dibelanjakan, mereka adalah audiens yang sangat penting, dan mereka sangat berbeda dibandingkan generasi milenial dan Gen X."
Sudah Punya Daya Beli, tapi ...
Meski Gen Z masih muda, kelompok lebih tua dari generasi ini sekarang sudah memiliki pekerjaan penuh waktu. Hal ini disertai daya beli dan kebutuhan akan anggaran.
"Seiring semakin banyaknya Gen Z yang memasuki dunia kerja, daya beli mereka meningkat. Namun saat ini, mereka masih lebih condong ke pilihan restoran yang terjangkau dibandingkan generasi lain," Fabiola Del Rio, VP komunikasi pemasaran terpadu di Panda Express, mengatakan.
"Diskon, penawaran spesial, dan harga menu jadi pertimbangan kuat saat memanjakan diri dengan santapan cepat saji," ia menambahkan. Disebut pula bahwa Gen Z menghabiskan sebagian besar pendapatan mereka untuk makan di luar, menurut laporan Morning Consult.
"Mereka cenderung sadar akan nilai, namun belum tentu memiliki pembelanjaan rendah," kata Dickey. Stephanie Perdue, Wakil Presiden Pemasaran Merek Chipotle, mengatakan bahwa karena Gen Z cenderung tidak memiliki tanggung jawab keuangan, mereka menghabiskan lebih banyak uang saat makan di luar.
Ini termasuk menambah topping ke makanan, seperti guacamole dan queso. Perdue menambahkan bahwa Gen Z lebih sering datang ke Chipotle dibandingkan kelompok umur lain, namun tagihan pembayaran umumnya lebih kecil karena mereka biasanya hanya membayar makanan mereka sendiri. (KB-07)