Guru Man 1 Pamekasan Dimutasi Karena Protes Toilet Berbayar
SABANGMERAUKE NEWS, Jawa Timur - Belum lama ini, tengah heboh laporan soal toilet sekolah berbayar di MAN 1 Pamekasan, Madura. Ibarat buang air di fasilitas publik, para siswa dan siswi diminta membayar tarif sebesar Rp 500 setiap menggunakan toilet. Hal ini pun menimbulkan protes.
Seorang guru di sekolah tersebut bernama Mohammad Arif mengaku dimutasi secara sepihak ke sekolah swasta gara-gara memprotes kebijakan toilet berbayar.
Perlu diketahui, MAN 1 Pamekasan merupakan sekolah negeri yang berada di bawah naungan Kementerian Agama. Terkait kisruh toilet berbayar ini, Kepala sekolah MAN 1 Pamekasan, No'man Afandi buka suara.
Menurut No'man, sejak pertama kali dia menjabat kepala sekolah pada 2018, kondisi fasilitas pendidikan yang dipimpinnya tidak layak dan perlu ada perbaikan, salah satunya adalah kamar mandi atau toilet.
No'man menyebut kamar mandi sekolah itu kerap disalahgunakan oleh siswa. Sering menjadi tempat siswa untuk merokok, bahkan bak kamar mandi itu dikencingi sehingga menimbulkan bau tidak sedap.
Lantaran alasan tersebut, pihaknya bersama semua guru merancang strategi agar siswa tidak lagi melakukan hal-hal yang tidak benar. Hasil rapat disepakati untuk menarik pungutan sebesar Rp 500 agar siswa tidak lagi seenaknya menggunakan toilet.
"Itu wajar bagi anak-anak, dan ini perlu pembinaan. Kadang anak-anak itu buang air besar tidak disiram sehingga bau," kata No'man.
Meski demikian, menurut dia, kebijakan ini hanya berjalan dua pekan di tahun 2018. Sementara hasil dari pungutan tarif toilet, semua langsung disalurkan ke beberapa masjid dan tempat ibadah.
Menanggapi isu ada guru yang dimutasi karena memprotes kebijakan toilet berbayar, ia mempersilakan masyarakat menilai sendiri soal isu tersebut.
"Ini kejadiannya tahun 2018. Sementara guru yang dimutasi kejadiannya tahun 2022. Masalah mutasi ini urusan Kantor Agama. Bukan sekolah," ujarny. (*)