Gubernur Syamsuar Tinjau Jembatan Roboh Selat Akar di Meranti, Janji Dibangun Tahun Depan
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Gubernur Riau Syamsuar meninjau Jembatan Selat Akar di Kepulauan Meranti yang ambruk, Minggu (24/9/2023). Jembatan yang menghubungkan sejumlah desa di Kecamatan Tasik Putri Puyu itu patah pada Senin, 14 Agustus lalu.
Syamsuar dalam kunjungannya berjanji akan menggesa pembangunan jembatan tersebut.
"Kita akan menggesa pembangunan jembatan ini secepat mungkin," kata Syamsuar.
Direncanakan, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (PUPRPKPP) Provinsi Riau akan membangun kembali jembatan yang melintas di Sungai Selat itu pada tahun 2024 mendatang.
Kepala Dinas PUPR-PKPP Riau, Arief Setiawan melalui Kepala Bidang Bina Marga Zulfahmi menerangkan, Pemprov Riau akan menyiapkan DED jembatan terlebih dahulu sebelum rencana pembangunan dilakukan.
Namun Zulfahmi mengaku belum mengetahui berapa anggaran yang akan dibutuhkan untuk membangun jembatan tersebut.
"Pada APBD Perubahan 2023 ini kita masukkan perencanaannya, kita hitung berapa biaya konstruksinya. Nanti lihat rangka jembatan yang sekarang runtuh itu apakah bisa dipakai atau tidak," jelasnya.
Ia menyatakan, jika dalam perhitungannya lebih efisien, maka rangka jembatan lama masih akan dipakai. Namun, harus dipastikan dari sisi kelayakan dan diuji terlebih dahulu.
"Apabila dalam perhitungan kita lebih ekonomis memakai jenis konstruksi lain seperti memakai girder, tentu kita hitung terlebih dahulu lah. Pada prinsipnya pada APBD perubahan ini kita siapkan perencanaan DED-nya dan pada 2024 kita mulai pekerjaan fisiknya," kata Zulfahmi.
Camat Tasik Putri Puyu, Zainal mengatakan
jembatan ini menjadi salah satu akses utama masyarakat dalam memasarkan hasil perkebunan dan perikanan ke Kecamatan Merbau. Serta merupakan akses transportasi utama menuju ke ibu kota kabupaten di Kota Selatpanjang.
Zainal menjelaskan akibat putusnya jembatan tersebut, ribuan masyarakat di wilayah tersebut terancam kesulitan untuk beraktivitas. Ada enam desa yang terancam terisolir tidak bisa berurusan ke ibukota kabupaten di antaranya Desa Bandul, Kudap, Dedap, Mekar Delima, Putripuyu dan Desa Tanjung Padang.
"Jembatan ini menjadi urat nadi masyarakat Kecamatan Tasik Putripuyu untuk memenuhi kebutuhan hidup dan akses orang untuk berurusan ke ibukota Kecamatan Merbau dan ibukota kabupaten di Selatpanjang," ucapnya.
Dalam kunjungan tersebut, Gubri didampingi Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Provinsi Riau Masrul Kasmy, Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR-PKPP Riau, Zulfahmi, Kepala UPT PUPR-PKPP Riau Wilayah III, Eri Ikhsan, Wakil Ketua DPRD Kepulauan Meranti, Iskandar Budiman serta Camat Tasik Putripuyu, Zainal.
Sebelumnya jembatan yang berada di Desa Selat Akar dan menghubungkan antara beberapa desa di Kecamatan Tasik Putri Puyu itu ambruk pada Senin (14/8/2023) silam.
Jembatan sepanjang 210 meter itu ambruk dan jatuh ke sungai diduga akibat tiang penahan konstruksi sudah keropos dan usang dimakan usia.
Jembatan dengan konstruksi truss bridge
tersebut sudah diketahui mengalami kerusakan yaitu adanya penurunan pada pondasi dan struktur bangunan atas sehingga dapat membahayakan bagi yang melintas. (R-01)