5 Bulan Jelang Pemilu, Survei Ini Ungkap Tak Ada Parpol Lolos Presidential Threshold Termasuk PDIP, Ini Datanya
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Indonesia Polling Stations (IPS) juga merilis survei elektabilitas partai politik. Hasilnya, PDIP masih menduduki posisi teratas, kemudian suara Demokrat dan Golkar beda tipis, lalu Perindo anjlok.
Survei terbaru IPS ini dilakukan pada periode 5-15 September 2023 dengan total 1.220 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik acak bertingkat atau multistage random sampling.
Survei dilakukan dengan teknik wawancara tatap muka dengan bantuan kuesioner. Margin of error survei +/- 2,8% dengan tingkat kepercayaan 95%.
Peneliti Indonesia Polling Stations (IPS) Alfin Sugianto membeberkan posisi PDIP masih berada di atas dengan suara 19,5%. Kemudian disusul Gerindra dengan suara 17,5%, dan disusul Demokrat dan Golkar yang memiliki suara beda tipis hanya selisih 0,1%.
"Mengenai pilihan terhadap partai politik, survei IPS kali ini masih menemukan fakta bahwa PDI Perjuangan masih memimpin dan belum tergoyahkan dalam tiga tahun terakhir. Jika saat ini dilaksanakan Pemilu, sebanyak 19,5% responden mengaku akan memilih PDI Perjuangan. Kemudian sebanyak 17,5% memilih Partai Gerindra, lalu Partai Demokrat dan Partai Golkar bersaing ketat dengan elektabilitas masing-masing 10,2% dan 10,1%," kata Alfin dalam konferensi pers virtual, Jumat (22/9/2023).
Alfin mengatakan suara Perindo anjlok dalam survei ini. Dia menilai hal itu dipengaruhi dengan stagnannya elektabilitas Ganjar dan sikap partai yang mudah puas diri.
"Partai Perindo yang dalam survei IPS sebelumnya sempat berada di posisi ke-8 mengungguli PAN dan PPP kini anjlok posisi 10. Mandegnya elektabilitas Ganjar, juga sikap cepat puas diri nampaknya menjadi penyebab utama menurunnya elektabilitas Partai Perindo," ujarnya.
Sementara elektabilitas PSI naik dalam survei kali ini. Dia menilai hal itu dikarenakan perubahan dukungan partai ke Prabowo.
"Sementara itu Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pasca 15 memberikan dukungan pada bacapres Prabowo Subianto elektabilitasnya justru mengalami kenaikan signifikan," ujarnya.
Berikut hasil lengkap survei elektabilitas partai:
PDIP 19,5%
Gerindra 17,5%
Demokrat 10,2%
Golkar 10,1%
NasDem 8,5%
PKB 7,7%
PKS 7,3%
PAN 4,1%
PPP 3,5%
Perindo 3,4%
PSI 3,2%
Gelora 1,1%
PBB 1,1%
Partai Ummat 0,5%
Partai lainnya o,5%
Tidak tahu 1,8%
Selain itu, IPS juga membeberkan hasil survei kecenderungan basis massa parpol terhadap ketiga capres. Alfin memaparkan basis massa yang paling solid mendukung capres yang diusung partainya yakni Gerindra, PKS dan NasDem. PDIP menurutnya belum solid mengikuti tokoh capres yang diusung partai.
"Jika saat ini dilaksanakan Pemilu, lebih dari 60 persen," ujarnya.
"Basis massa atau pemilih PDI Perjuangan hingga kini belum solid mendukung bacapres Ganjar Pranowo," lanjut Alfin.
Selain itu, Alfin juga menemukan adanya anomali basis massa dalam artian tidak mengikuti arah dukungan partai. Yakni terjadi pada PKB dan PPP. PKB mayoritas massa memilih Prabowo sedangkan PPP mayoritas memilih Anies.
"Anomali dalam perilaku memilih (voting behavior) konstituen PKB. Bagian terbesar dari pemilih PKB justru memilih bacapres Prabowo Subianto yang diusung koalisi partai lain, bukan memilih bacapres partainya sendiri (Anies Baswedan). Bahkan persentase pemilih Anies di kalangan pemilih PKB adalah yang terendah, hanya 15,2% saja," Alfin.
"Fenomena anomali juga terjadi pada PPP yang sudah memutuskan berkoalisi dengan PDI Perjuangan mengusung Ganjar Pranowo. Berdasarkan survei IPS, bagian terbesar pemilih PPP (31,2%) justru memilih Anies Baswedan. Pemilih 28 PPP yang memilih Ganjar malah menjadi kluster yang terkecil (hanya 28,6%)," lanjutnya. (*)