Mahfud MD Menguat Jadi Cawapres Ganjar, Seberapa Kuat Magnit Politiknya?
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Teka-teki nama bakal calon wakil presiden (Cawapres) pendamping Ganjar Pranowo kini tengah ramai diperbincangkan. Sejumlah nama pun kini semakin kencang terdengar dan terus menjadi bahan pembicaraan di muka publik.
Nama Menkopolhukam Mahfud Md, menjadi salah satu yang kini paling tersorot sebagai bakal cawapres Ganjar. Namanya belakangan senter terdengar usai Ganjar mengunggah foto bersama Mahfud di akun sosial media Instagram miliknya.
Dalam foto tersebut, Ganjar dan Mahfud tampak sedang 'ngopi' bersama dan keduanya terlihat tengah berbincang dan saling melempar senyum.
Beberapa hari berselang, nama Mahfud Md semakin terus menguat setelah Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut, sosok Mahfud menjadi salah satu bakal cawapres Ganjar yang banyak disuarakan publik. Bahkan nama Mahfud sudah masuk dalam tahap pencermatan.
"Itu nama-nama (termasuk Mahfud) yang sudah disuarakan publik. Dan juga Mbak Puan sudah menyebutkan nama-nama itu. Sehingga saat ini tinggal pencermatan, dan dinamika politik ini juga ikut mengerucutkan. Jadi dinamika politik ikut mengerucutkan bakal cawapres yang akan dampingi Pak Ganjar," kata Hasto.
Hal itu kemudian diperkuat dengan pernyataan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani yang menyebut nama Menkopolhukam Mahfud Md memiliki kans untuk jadi bakal cawapres Ganjar Pranowo.
Puan menyebut, Mahfud tokoh yang potensial dari Nahdlatul Ulama. "Mungkin Pak Mahfud, salah satunya,” kata Puan menjawab pertanyaan wartawan.
Terkait hal ini, Peneliti Senior Populi Center, Usep Saepul Ahyar memandang, menguatnya nama Mahfud Md sebagai bakal cawapres Ganjar Pranowo tak terlepas dari dampak manuver politik pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Menurutnya, dinamika politik pasca deklarasi pasangan Anies-Cak Imin, secara tidak langsung telah mempengaruhi strategi politik Ganjar dalam mengarungi Pilpres 2024, khususnya untuk menjaga konstituennya di kalangan warga Nahdlyin.
Maka dari itu, menguatnya nama Mahfud sebagai cawapres Ganjar bukan tidak mungkin hal itu sebagai langkah politik untuk tetap menjaga soliditas pemilih NU terhadap Mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut.
"Nama Mahfud tentu menguat karena memang dampak dari pasangan Anies-Cak Imin. Lantaran melihat bahwa Ganjar harus menjaga konstituen NU atau pemilih NU, karena selama ini PDIP memang banyak mendapat sokongan dari pemilih-pemilih NU juga, Tidak hanya PKB ada juga PDIP. Maka untuk menjaga itu, saya kira akhirnya nama Mahfud yang dimunculkan," kata Usep, Rabu (20/9/2023).
Usep menilai, Mahfud sejatinya menjadi salah satu kandidat potensial untuk menjadi pendamping Ganjar Pranowo. Mengingat, sosoknya yang dikenal sebagai seseorang yang secara kultural dekat dengan NU dan memiliki kedekatan dengan keluarga Gus Dur.
Terlebih secara garis politik, PDIP sendiri memiliki kecenderungan yang kerap mengawinkan pasangan capres-cawapres Nasionalis-Religius.
"PDIP saya kira bisa menimbang (Ganjar-Mahfud). Karena memang sejak awal PDIP melalui pernyataan ibu Mega itu mau mengawinkan antara nasionalis-religus. Mahfud memang dikenal orang sebagai tokoh NU dan dekat dengan keluarganya Gus Dur. Hal ini yang kemudian membuat Mahfud menjadi istimewa," ucapnya.
Selain dikenal sebagai tokoh NU, Mahfud disebut juga memiliki kompetensi politik dengan pengalaman yang sangat mumpumi. Terbukti ia pernah menempati posisi strategis di pemerintahan, seperti sebagai Menkopolhukam dan Ketua KY, dan yang terpenting Mahfud sangat memiliki keberanian di atas rata-rata.
"Saya kira kalau dari sisi kompetensi menjadi cawapres sudah lengkap, dia memiliki pengalaman di pemerintahan yang panjang. Namun ada juga yang paling penting dari itu adalah keberanian. Pak Mahfud saat ini saya kira punya keberanian di atas rata-rata sebagai pengambil kebijakan. Keberanian itu menjadi satu faktor yang diperlukan dalam hal ini," kata Usep.
Kendati demikian, disamping kompetensi yang dimiliki Mahfud sebagai cawapres, dalam konteks elektabilitas Mahfud disebut harus berjuang lebih keras. Mengingat, menjelang Pilpres 2024 ini nama Mahfud di bursa cawapres tidak terlalu tinggi.
"Tapi dari sisi elektabilitas Mahfud harus bekerja keras. Belakangan memang ketika menjelang 2024 ini pak Mahfud misalnya dari sisi elektabilitas cawapres itu tidak terlalu tinggi," ujar Usep.
Meskipun secara kepartaian dan elektabilitas rendah, namun Mahfud dinilai tetap lebih memiliki kriteria yang lebih lengkap apabila disandingkan sebagai cawapres Ganjar dibanding sosok lain. Salah satunya faktor terkuatnya yakni untuk menjaga kepentingan Ganjar di pemilih NU.
"Mahfud sangat lebih diunggulkan untuk menjaga kepentingan warga Nahdlyin, karena memang saat ini pemilih kelompok atau golongan ini sangat krusial. Hal ini yang kemudian lebih difokuskan untuk mempertahankan ceruk suara di Pilpres 2024," tutupnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (IndoStrategic)
A. Khoirul Umam menilai, Mahfud Md berpotensi menjadi bakal cawapres mendampingi Ganjar Pranowo. Menurutnya, apabila dipasangkan dengan Ganjar, Mahfud Md bisa memberikan kontribusi terhadap sejumlah aspek.
Pertama, penguatan elektoral dari basis Nahdliyyin. Meskipun nama Mahfud MD pernah dipertanyakan level ke-NU-annya jelang Pilpres 2019 lalu, namun Mahfud termasuk figur yang telaten dalam memelihara silaturahmi dengan para Kiai sepuh dan jaringan pesantren.
"Kedekatan Mahfud dengan simpul-simpul kekuatan politik Nahdliyyin itu bisa menghadirkan insentif elektoral dari basis santri Jawa dan Madura. Dengan demikian, nama Mahfud MD berpeluang mengganjal target mesin politik PKB yang hendak mengonsolidasikan basis pemilih Nahdliyyin kepada elektabilitas Muhaimin Iskandar," kata Umam, Rabu (20/9/2023).
Kedua, Mahfud MD disebut memiliki pengalaman paripurna dalam praktik pemerintahan. Mahfud sudah pernah menjalankan tugas negara di semua cabang kekuasaan trias politika, baik eksekutif sebagai menteri, legislatif sebagai anggota DPR RI, maupun yudikatif selaku ketua MK.
"Bekal pengalaman itu bisa menguatkan narasi, argumen dan pilihan kebijakan dalam debat publik pasangan Capres-Cawapres ke depan, dimana swing voters dari kalangan menengah terdidik cukup dipengaruhi oleh kualitas argumen para kontestan," ucap Umam.
Namun demikian, Umam menyebut, Mahfud juga memiliki sejumlah tantangan yang dihadapinya. Salah satunya ketiadaan dukungan partai politik lantaran saat ini ia tidak berafiliasi pada partai politik.
"Namun Mahfud tetap bisa maju jika PDIP sendiri memberikan political guarantee atau jaminan politik dalam skema pencawapresannya," ucapnya.
Di sisi lain, besar kemungkinan basis pemilih loyal PPP juga bisa menerima nama Mahfud MD. Namun perlu diantisipasi dan diperhitungkan apabila Sandiaga Uno yang saat ini menggunakan simbol PPP akhirnya benar-benar tidak diberi porsi dalam kontestasi Pilpres kedepan.
"Untuk itu, PDIP harus bisa memastikan hal itu tidak berdampak pada loyalitas dan efektivitas mesin politik PPP terhadap ikhtiar politik pencapresan Ganjar Pranowo," Umam menandasi. (*)