Cross Media
Srikandi Gerindra Riau Octaviani Putri Pertiwi Bicara Esensi Politik dan Politik Uang
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Bakal calon anggota legislatif DPRD Pekanbaru dari Partai Gerindra, Octaviani Putri Pertiwi menjadi tamu dalam podcast 'Siapa Dia' di channel YouTube Garis Tengah Media. Ocha, sapaan wanita karir ini bicara soal esensi politik dan kerentanan praktik politik uang dalam pemilu.
Ocha menceritakan kisah aktifnya ia sejak 3 tahun terakhir ke dunia politik. Menurutnya, dunia politik adalah seni untuk berkomunikasi dan bernegosiasi.
"Muara politik pada prinsipnya adalah untuk kepentingan rakyat. Hanya caranya saja yang mungkin berbeda. Karena itu, politik adalah seni dalam berkomunikasi dan bernegosiasi," kata Ocha dalam tayangan YouTube Garis Tengah Media, Rabu (20/9/2023).
Wakil Sekretaris DPD Partai Gerindra Provinsi Riau ini menyatakan, sangat naif jika politik dijadikan sarana untuk mencari uang. Ia menegaskan, persepsi politik sebagai tempat mencari uang keliru.
"Politik adalah sarana untuk melayani rakyat, untuk menyentuh hal-hal substantif yang menjadi kebutuhan dan hak-hak rakyat. Menuntaskan persoalan rakyat. Jadi, tidak tepat kalau di politik untuk mencari uang," kata Ocha yang dicalonkan sebagai caleg DPRD Kota Pekanbaru nomor urut dua dapil Kecamatan Tuah Madani-Kecamatan Binawidya.
Ocha juga menyinggung soal praktik politik uang (money politic) yang kerap terjadi menjelang pemilu. Menurutnya, praktik money politik sepertinya tidak bisa dihindarkan. Namun, dirinya akan berusaha memutus rantai politik uang dengan melakukan edukasi kepada masyarakat pemilih.
"Saya sendiri menegaskan tidak akan melakukan money politic. Saya berusaha mengedukasi masyarakat tentang apa itu pemilu dan esensi sebagai anggota DPRD," katanya.
Saat turun menemui masyarakat, Ocha menceritakan soal bahaya politik uang. Dimana dengan gerakan politik uang yang dilakukan, akan membuat caleg jika terpilih menjadi anggota DPRD berusaha untuk mengembalikan uang yang sudah dikeluarkan.
"Tentu karena sudah mengeluarkan uang besar untuk politik uang, maka seseorang akan berpikir cara mengembalikannya. Maka, di situ kemungkinan terjadi korupsi. Dan jangan lupa, orang yang memberi dan menerima juga bisa dijerat pidana," pungkas inisiator penggerak Hari Ekonomi Kreatif Nasional mewakili Provinsi Riau ini. (*)
Tonton tayangan selengkapnya dalam podcast 'Siapa Dia' di channel YouTube Garis Tengah Media