Penampakan Rumah yang Dibangun dari Ganja, Bisa Turunkan Emisi Karbon
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Teknologi konstruksi terus berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Beragam material baru ditemukan dengan keunggulannya masing-masing. Misalnya, material yang lebih kuat, lebih ringan dan lebih murah.
Namun, apa jadinya bila material bangunan itu didapat dari bahan yang tidak lazim seperti ganja? Ya, Kamu nggak salah dengar.
Meskipun kita mungkin lebih akrab dengan hubungan tanaman ganja dengan zat psikoaktif ganja, dan penggunaannya dalam suplemen kesehatan dan tekstil, hemp atau ganja dengan cepat menjadi bahan konstruksi berkelanjutan yang banyak dicari.
Bagaimana Penggunaannya dalam Konstruksi Bangunan?
Mengutip BBC, Rabu (20/9/2023), rami atau inti kayu tanaman ganja dicampurkan ke dalam campuran berisi kapur dan air yang kemudian dicetak menjadi hempcrete atau beton rami ganja.
Material ini kemudian dianggap sebagai sumber daya terbarukan, dengan sifat menangkap karbon. Hempcrete memiliki massa termal yang tinggi, menjadikannya bahan isolasi ideal yang meningkatkan efisiensi energi bangunan dan mengurangi emisi gas rumah kaca seiring waktu. Ia juga terus menyerap karbon sepanjang umurnya.
Berkat sifat isolatornya itu, hempcrate berhasil menjaga suhu ruangan tetap stabil. Hangat di kala musim dingin, menanggkal panas ketika sinar matahari yang terik menyorot rumah.
"Dan tahun lalu kami mematikan pemanas selama 24 jam di pertengahan musim dingin dan tetap hangat," kata pemilik Flat House, Gemma Barron yang rumahnya dibangun dengan memanfaatkan material hempcrate itu.
Material ini berhasil membuat Flat House yang terletak di sebuah peternakan di Cambridgeshire, Inggris itu menjadi sangat unik, meski tampilan luarnya tak jauh berbeda dengan rumah lainnya.
Bahan-bahan yang ramah lingkungan sangat diminati seiring dengan upaya industri konstruksi untuk melakukan dekarbonisasi.
Bangunan dan konstruksi bertanggung jawab atas sekitar 37% emisi karbon dioksida (CO2) global yang terkait dengan energi dan proses.
Hal ini disebabkan oleh ketergantungan industri yang sangat besar terhadap bahan bakar fosil, termasuk material padat karbon seperti beton, baja, dan kaca, serta gas rumah kaca yang dihasilkan dari pemanasan dan pendinginan bangunan.
Dengan kualitasnya dalam menangkap karbon, hemp atau ganja dapat membantu negara-negara mencapai tujuan net zero mereka dengan menjadikan konstruksi lebih berkelanjutan.
"Mengoptimalkan cara kita merancang, membangun, dan merenovasi bangunan memiliki peran penting dalam menurunkan emisi dan memungkinkan Inggris memenuhi target iklimnya," kata Yetunde Abdul, kepala aksi iklim di Dewan Bangunan Hijau Inggris.
"Bagian penting dari solusi ini melibatkan eksplorasi penggunaan alternatif alami dan rendah karbon untuk bahan konstruksi penting seperti hempcrete atau kayu," sambung dia. (*)