Pedagang Tekstil di Tanah Abang Banyak Gulung Tikar, Kenapa Ya?
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) mengungkapkan adanya fenomena pedagang di Pasar Tanah Abang satu per satu gulung tikar. Para pedagang tekstil tersebut mengalami nasib serupa dengan banyak pedagang tekstil di pasar-pasar tradisional di Indonesia.
Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan menanggapi kabar pedagang tekstil di Pasar Tanah Abang yang gulung tikar.
"Mereka adalah juga anggota IKAPPI. Fenomena ini sudah terjadi 2 pekan lebih. Ditambah ada fenomena masyarakat kita yang sering dan banyak belanja ke luar negeri," kata Reynaldi, Selasa (19/9/2023).
"Saat ini kita berhadapan pada salah satu media sosial yang menjual barang-barang dari luar contoh Thailand, China, dan beberapa negara lain. Sedangkan pemerintah tidak melakukan advokasi pendampingan terhadap pedagang untuk melakukan penjualan di online shop juga," tambahnya.
Saat ini, imbuhnya, IKAPPI sedang mendata jumlah pedagang tekstil di pasar se-Indonesia, termasuk Pasar Tanah Abang, yang menutup usahanya alias gulung tikar. Serta, penyebab tutupnya usaha, termasuk tren anjloknya omzet pedagang.
"Kami sedang data dan kaji jumlah yang gulung tikar. Yang pasti, banyak. Meski, yang bertahan juga masih ada dengan cara otodidak berjualan secara online menggunakan platform media sosial," tukasnya.
Reynaldi berharap, pemerintah bisa bekerja sama dengan platform e-commerce TikTok dan Shopee untuk dapat mendorong agar algoritma pedagang-pedagang UMKM nasional diperkuat.
"Kami yakin jika ada keberpihakan dari pemerintah dan dapat mendorong agar aplikasi-aplikasi tersebut justru menampakkan keunggulan UMKM kita atau produk dalam negeri kita. Itu akan bisa membantu masyarakat kita atau UMKM kita untuk bertahan," kata Reynaldi.
Apalagi, lanjutnya, ada gempuran produk luar yang harganya jauh lebih murah dari produk dalam negeri.
"Di sini kehadiran pemerintah diharapkan dan mencari solusi agar ada titik temu antara modernisasi berjualan dapat juga digunakan oleh pedagang-pedagang kita yang masih kecil," katanya.
Pantauan media, di Pasar Tanah Abang Lantai G dan LG Blok A dan B, Selasa (19/9/2023) siang, kondisi di pasar ini memang lengang.
Tak seperti biasanya. Jika sebelumnya, berjalan di area pertokoan Pasar Tanah Abang biasanya pengunjung ramai, bahkan bisa saling bersenggolan, kali ini tidak terjadi demikian.
Tak ada pemandangan toko-toko padat pembeli.
Reynaldi pun menyebutkan, ada penurunan omzet yang dialami pedagang di Pasar Tanah Abang.
"Fakta yang IKAPPI temui ada penurunan omzet 60% secara keseluruhan pasar-pasar tekstil dan untuk pasar tematik seperti Tanah Abang mengalami penurunan hingga 75%," ungkapnya.
"Kami harapkan pemerintah melakukan upaya serius menjaga eksistensi pasar tradisional yang mengutamakan tawar-menawar, silaturahmi tetap terjaga, walaupun di online shop," pungkasnya. (*)