Inilah Penyebab Panas Berkepanjangan Selama 2023
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Sebagian masyarakat di belahan dunia telah merasakan bahwa di tahun 2023 ini suhu udara begitu panas. Musim panas ini telah memecahkan rekor suhu panas di seluruh dunia.
Juli adalah bulan terpanas di bumi yang pernah tercatat, menyusul rekor terpanas di bulan Juni. Pada tanggal 6 Juli, suhu rata-rata global mencapai puncak baru pada 17,23° Celcius (63,01° Fahrenheit).
Ketika dunia mengalami suhu yang mencapai rekor tertinggi, para ilmuwan mengatakan penyebab yang tidak biasa mungkin menjadi salah satu penyebabnya, yakni letusan gunung berapi bawah laut di lepas pantai Tonga di Pasifik Selatan tahun lalu.
Lautan di seluruh dunia telah mengalami pemanasan selama beberapa dekade, sebagian besar disebabkan oleh manusia yang memompa gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan iklim ke atmosfer.
Pada bulan April, suhu rata-rata permukaan laut di seluruh dunia mencapai rekor baru sebesar 21,1° C (70° F). Kini, karena lautan di bumi sangat sejuk, lautan tidak dapat menyerap banyak panas dari atmosfer. Hal ini menyebabkan lebih banyak panas di udara, menyebabkan cuaca musim panas menjadi lebih hangat.
Selain itu, El Nino juga memperburuk masalah tersebut tahun ini. El Nino merupakan bagian dari siklus iklim alami yang menyebabkan pemanasan global untuk sementara setiap beberapa tahun.
Hal ini terjadi ketika angin ke arah barat di atas Samudera Pasifik sangat lemah. Hal ini memungkinkan air hangat menumpuk di Pasifik timur, mengubur air laut dalam yang dingin dan seharusnya akan menggenang.
Akibatnya, lapisan air hangat menutupi sebagian besar wilayah tropis Pasifik dan melepaskan panas ke atmosfer.
Hal lainnya yang mempengaruhi tingkat pemanasan global yakni terjadinya gelombang panas yang dahsyat baru-baru ini melanda banyak tempat di seluruh dunia.
Wilayah tersebut meliputi Meksiko bagian utara, China, Eropa bagian selatan, dan Amerika Serikat bagian barat daya. Di sana, Phoenix, Arizona, mengalami suhu panas 43,3° C (110° Fahrenheit) selama 31 hari berturut-turut di bulan Juli.
Dan tepat setelah tengah malam pada tanggal 17 Juli, Death Valley, California, suhunya mencapai 48,9° C (120° F). Itu mungkin suhu tertinggi yang pernah dirasakan di mana pun pada malam hari.
Gelombang panas terjadi ketika angin kencang yang disebut aliran jet mengalir lebih lambat melalui atmosfer bumi.
Hal ini dapat menyebabkan kantong udara panas berlama-lama di tempat yang sama selama berhari-hari atau berminggu-minggu.
Penelitian menunjukkan bahwa perubahan iklim membuat gelombang panas lebih sering terjadi dan lebih parah. (*)