FKUB Gelar Rakor se Sumatera di Pekanbaru, Apa Hasilnya?
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - FKUB Provinsi Riau akan menjadi tuan rumah dalam rapat koordinasi (Rakor) bersama FKUB Regional Sumatera. Rakor tersebut akan membahas terkait kerukunan umat beragama dalam menyongsong pemilu 2024 di Indonesia.
Ketua Umum Asosiasi FKUB Indonesia, Ida Pangalingsir Agung Putra Sukahet memandang rakor yang akan diadakan sangat penting menjelang Pemilihan Umum (pemilu) 2024. Karena, sebutnya, kerukunan tersebut akan medapat ujian serta tantangan kedepannya. Maka tokoh agama diharap dapat menetralisir keadaan tersebut.
"Melalui rakor ini, kita berharap para tokoh agama dapat mejaga persatuan yang ada ditengah hadangan dan tantangan yang memungkinkan terjadi menjelang dan saat Pemilu. Disinilah peran tokoh agama, yang selalu berfikir berkata dan berbuat sesuai ajaran agama, dan pasti akan mengedepankan kepentingan masyarakat luas, kepentingan negara lebih dulu dari pada kepentingan golongan ataupun kepentingan pribadi," ucapnya saat menghadiri silaturahmi bersama FKUB Regional Sumatera di Pekanbaru, Kamis (14/9/2023) malam.
"Mari kita syukuri dan sambut baik acara ini. Besok kita mulai (Rakor), harapan kita adalah acara besok mudah-mudahan bisa berjalan baik, lancar, bermanfaat untuk pembangunan Provinsi Riau, dan bermanfaat untuk tetap kokoh, satu dan semakin jayanya Negara Kesatuan Republik Indonesia( NKRI) yang kita cinta," imbuhnya.
Sementara, Ketua FKUB Riau, Abdurrahman Qoharuddin sampaikan, rakor tersebut diadakan untuk mencapai tujuan bersama yakni merawat dan menguatkan kerukunan umat beragama. Sekaligus, ucapnya, untuk menjaga kondusifitas menjelelang Pemilu 2024.
Dalam menjaga kondusifitas saat Pemilu, jelasnya, tokoh-tokoh agama memiliki peran dalam menjaga suasana yang aman dan tentram. Maka rakor tersebut menjadi wadah dalam mengantisipasi berbagai hadangan yang memungkinkan muncul dikemudian hari.
"Tokoh agama memiliki peran central dalam mewujudkan kondisi yang kondusif, maka kami melakukan silaturahim ini untuk mengantisipasi potensi yang bisa saja muncul, karena isu agama yang tentu menjadi isu yang sensitif yang bisa dimanfaatkan oknum tertentu untuk mencapai tujuannya khususnya tujuan politik," tutupnya. (*)