Udara Jakarta Tak Membaik Setelah Pabrik Arang Lubang Buaya Ditutup, Kok Bisa?
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Kualitas udara di Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur tetap menunjukkan tidak sehat setelah 15 hari penutupan pabrik arang batok rumahan di RT 04,RW 02. Dari data JAKI milik Pemda DKI Jakarta, Kamis (7/9/2023) menunjukan indeks 122 PM2,5 kategori udara tidak sehat.
Alat Indeks Standard Pencemaran Udara (ISPU) yang terpasang di Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, tetap menunjukan kualitas udara di Cipayung, Jakarta Timur tidak sehat.
Dede Saefullah Lurah Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur menjelaskan kualitas udara di daerahnya sudah membaik ke indeks 105 setelah penutupan pabrik arang rumahan walau masih tetap masuk pada kategori tidak sehat, banyak hal yang menjadi penyebab polusi uadara di ujung Jakarta Timur.
“Pabring Arang sudah tidak ada kegiatan pembakaran penyebab masih masuk kategori tidak sehat adalah Pertama alat ISPU di pasang di ujung Jakarta atau perbatasan Jakarta Timur dengan Bekasi, Jawa Barat, sementara radius pembacaraan alat tersebut 5 - 6 kilometer termasuk daerah luar Jakarta,” ujar Dede, Kamis (7/9/2023).
Dede menjelaskan sumber polusi bukan hanya dari asap pembakaran pabrik arang saja banyak faktor, industri pabrik, rumah, dan gas buang kendaraan. Polusi udara itu adalah lintas batas, bukan hanya dari Lubang Buaya saja, bisa masuk dan keluar dari daerah terdekat.
”Hanya menggambarkan 10 persen dari Lubang buaya sisanya bisa sampai wilayah lain atau daerah tetangga,” tambahnya.
Sebelumnya Lurah Lubang Buaya mengungkapkan ada tiga alasan tempat usaha pabrik arang itu harus ditutup secara permanen. Pertama penyumbang polusi uadara, Keduanya adalah ketiadaan izin usaha, dan ketiga secara zonasi bukan peruntukan untuk industri.
"Tiga alasan ini yang menjadi dasar penutupan pabrik arang rumahan di Lubang Buaya,” katanya. (*)