CEO OpenAI Jadi Pemegang Golden Visa Pertama di Indonesia, Kok Bisa?
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Bos OpenAI, Sam Altman resmi jadi pemegang Golden Visa pertama Indonesia. Hal ini diumumkan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi.
Altman merupakan CEO dari OpenAI, perusahaan dibalik ChatGPT. Chatbot itu sempat viral akhir tahun lalu, bahkan membangkitkan beberapa perusahaan teknologi lain untuk membuat produk serupa.
Melansir Business Insider, Altman yang berusia 38 tahun tumbuh besar di St.Louis, Missouri, Amerika Serikat (AS). Dia berkuliah di Stanford University mempelajari computer science.
Namun dia hanya bertahan dua tahun. Altman bersama dua orang temannya drop out untuk bekerja penuh waktu pada aplikasi mobile berbagi lokasi bernama Loopt.
Loopt menjadi salah satu startup dalam akselerator Y Combinator. Di sana tiap perusahaan rintisan mengantongi US$6.000 per pendiri.
Startup yang dia dirikan itu dilaporkan memiliki valuasi mencapai US$175 juta. Sayang, Loopt tak banyak diminati orang dan akhirnya dijual senilai US$43 juta pada 2012 lalu.
Usai dari Loopt, Altman diketahui mendirikan venture fund bernama Hydrazine Capital. Saat itu dia berhasil mendapatkan US$21 juta, termasuk bagianya dari penjualan Loopt sebesar US$5 juta dan investasi dari miliarder Peter Thiel.
Karir Altman berikutnya adalah sebagai presiden akselerator startup di Y Combinator pada 2014. Di sana, dia mengembangkan ide untuk memasukkan lebih banyak startup di sektor science dan teknik.
Menurut catatan Business Insider, Altman ingin memulai perusahaan energi nuklir. Ini terlihat dari pilihan startup yang bergerak di bidang fisi dan fusi, termasuk menginvestasikan uang pribadi dan menjabat sebagai dewan direksi.
Setahun di Y Combinator, dia membangun OpenAI bersama dengan miliarder bos Tesla Elon Musk. OpenAI disebut sebagai perusahaan AI non-profit dan memastikan teknologi tidak terhapus oleh manusia.
Baru tiga tahun kemudian, Altman menjadi CEO dan mengubah OpenAI menjadi perusahaan dengan 'laba terbatas'. Pada tahun lalu sepertinya jadi titik balik OpenAI setelah meluncurkan ChatGPT.
ChatGPT dirilis pada 30 November 2022. Dalam waktu singkat, hanya lima hari saja, Altman mengklaim chatbotnya telah mengantongi 1 juta pengguna.
ChatGPT Produk Gagal & Kedatangan ke Indonesia
Meski produknya laku di pasaran, namun Altman tak laku berpuas diri. Bahkan pada awal tahun ini, dia mengatakan ChatGPT kadang bisa berfungsi dengan baik dan terkadang tidak.
"Mereka mengetik sesuatu, mencoba sampai benar, lalu menyalin jawaban itu dan menempelkannya di tempat lain lalu kembali dan mencoba mengintegrasikan dengan hasil penelusuran atau alur kerja lainnya," jelasnya dikutip Yahoo News Februari lalu.
Dalam kesempatan lain, Altman juga pernah meminta semua orang untuk tidak percaya dengan dirinya. Ini diucapkan pada saat menghadiri Bloomberg Technology Summit di San Fransisco Amerika Serikat (AS).
"Seharusnya tidak," jawabnya saat ditanya soal mengapa orang harus percaya padanya.
Namun dia menganjurkan semua orang percaya pada OpenAI. Langkah ini bisa dilakukan jika perusahaan telah dirasa memperjuangkan langkah pengaturan dan memastikan teknologi yang dibawanya diatur berbasis kemanusiaan.
Pada bulan Juni lalu, Altman diketahui berkunjung ke Indonesia. Dia datang dalam sebuah acara bertajuk Conversation with Sam Altman yang digelar di Jakarta.
Dia berbicara banyak soal ChatGPT, termasuk meminta bantuan untuk bisa mengakses dataset Bahasa Indonesia. Altman ingin platformnya bisa didukung bahasa Indonesia. Namun dia mengakui pihaknya tak mengantongi akses dataset ke bahasa Indonesia untuk melatih sistemnya.
"Kami butuh bantuan untuk mewujudkannya [dukungan Bahasa Indonesia yang mumpuni]. Jika Indonesia menyediakan dataset yang bisa kami gunakan, kami akan sangat senang," kata dia dalam sesi tanya-jawab, dikutip dari siaran langsung via YouTube.
Sementara itu rencana pemberian Golden Visa ke Altman pernah diungkap oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Dia menjelaskan visa diberikan pada mereka dengan kapasitas intelektual tinggi dan mau bekerja di Indonesia.
Altman dianggap masuk dalam kategori tersebut. Menurut Luhut, bos ChatGPT itu akan sering bertandang ke Indonesia.
"Misalnya ada orang yang punya kapasitas intelektual tinggi, researchers dari top university, orang orang berpengaruh. seperti Chat GPT ya (CEO) Sam Altman, ya Presiden tadi juga karena dia mau dan sering ke Indonesia ya kita kasih," kata Luhut. (*)