Viral! Guru Ini Suruh Siswa Hindu Tampar Pelajar Muslim
SABANGMERAUKE NEWS, India - Sebuah video dari India viral di media sosial. Di dalamnya, terlihat seorang pelajar Muslim berusia tujuh tahun ditampar oleh teman-teman sekelasnya, atas instruksi guru Hindu mereka.
Beredarnya tangkapan gambar dari rekaman video tersebut lantas menimbulkan kemarahan bagi umat Islam. Hal ini sekaligus menyoroti perjuangan sehari-hari minoritas Muslim di negara berpenduduk terpadat di dunia itu.
Insiden tersebut diketahui terjadi di sebuah sekolah swasta di provinsi Uttar Pradesh (UP), Kamis (24/8/2023). Umat Islam di lokasi tersebut tengah mendapatkan peningkatan kekerasan dalam beberapa tahun terakhir.
Dari video yang terekam kamera ponsel itu terdengar sang guru, Trapta Tyagi, mengatakan ibu-ibu Muslim tidak memperhatikan pendidikan anaknya. Dia kemudian meminta teman sekelas anak laki-laki Muslim itu untuk datang dan menamparnya satu per satu.
“Pukul dia lebih keras,” kata guru itu yang terekam video, dikutip di TRT World, Sabtu (26/8/2023).
Sementara itu, Al Jazirah melaporkan, video yang muncul pada Jumat (25/8/2023) menunjukkan Trapta Tyagi melontarkan pernyataan Islamofobia dengan mendorong siswa lain untuk menamparnya lebih keras. Suara laki-laki di latar belakang terdengar setuju dengan guru.
“Saya telah menyatakan bahwa semua anak Muslim harus pergi,” terdengar ucapan Tyagi dalam video tersebut.
“Kamu benar, itu merusak pendidikan,” terdengar suara laki-laki yang berkata ketika korban berdiri di depan kelas, meratap dan ketakutan.
Pengunggah video, akun @imadubey63 di platform X menulis, “Guru kelas di sini, Ibu Tripta Tyagi menyuruh siswa Hindu di kelasnya memukuli siswa Muslim di depan kelas. Kebencian itu sudah mengakar begitu dalam sekarang. India membutuhkan penyembuhan. #ArrestTriptaTyagi"
Insiden tersebut lantas menimbulkan kegaduhan di media sosial. Hal ini mendorong polisi di Muzaffarnagar, kota tempat sekolah tersebut berada, memulai penyelidikan.
"Ketika kami menyelidiki, kami menemukan bahwa wanita dalam video tersebut ‘menyatakan’ bahwa para pelajar Muslim menjadi manja jika ibu mereka tidak memperhatikan pelajaran mereka,” kata seorang pejabat senior polisi.
Masih dalam video itu terdengar orang-orang di sekitar tertawa, ketika anak laki-laki Muslim yang ketakutan dan berlinang air mata itu ditampar di bagian wajah dan punggung.
Pemimpin partai oposisi Kongres Rahul Gandhi, menyalahkan Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi, atas insiden tersebut.
BJP disebut telah menaburkan racun diskriminasi dalam pikiran anak-anak yang tidak bersalah, serta mengubah tempat suci seperti sekolah menjadi pasar kebencian. Tidak ada hal yang lebih buruk yang bisa dilakukan seorang guru untuk negara.
"Ini adalah minyak tanah yang sama, yang disebarkan oleh BJP dan telah membakar seluruh penjuru India. Anak-anak adalah masa depan India, jangan membenci mereka, kita semua harus mengajarkan cinta bersama,” tulis dia di X, sebelumnya Twitter.
Komisi Nasional Perlindungan Hak Anak India mengatakan pihaknya telah mencatat apa yang terjadi dan berniat mengambil tindakan hukum. Namun, menurut laporan media India, ayah anak laki-laki Muslim yang menjadi korban tersebut menolak untuk mengajukan pengaduan ke polisi.
Dia mengatakan kepada wartawan bahwa dia telah mengeluarkan putranya dari sekolah tersebut. Pihak sekolah pun disebut telah setuju untuk mengembalikan biaya masuknya. Polisi berusaha meyakinkan sang ayah untuk mengajukan pengaduan resmi terhadap guru tersebut, yang juga pemilik sekolah tersebut.
Muslim berjumlah sekitar seperlima dari 235 juta penduduk Uttar Pradesh.
Orang tua anak berusia tujuh tahun, Mohammad Altamash, mengatakan bahwa insiden itu terjadi pada Kamis, (24/8/2023) di Sekolah Umum Neha di desa Kubbapur, 30 km (19 mil) dari kota Muzaffarnagar.
“Kemarin anak saya pulang sambil menangis. Dia trauma, ini bukan cara Anda memperlakukan anak-anak," kata Rubina, ibunya.
Rubina menambahkan, sang guru dikabarkan punya kebiasaan menampar siswanya oleh teman sekelasnya. Beberapa hari yang lalu, siswa lain dari keluarganya juga mengalami perlakuan serupa setelah ia gagal menghafal pelajaran.
Menurut ayahnya Mohammad Irshad, gurunya meminta teman sekelasnya untuk menampar anaknya satu per satu.
"Guru membenarkan tindakannya dengan mengatakan anak saya tidak menghafal pelajaran. Anak saya pandai dalam pelajarannya. Dia mengambil uang sekolah. Kami gagal memahami mengapa guru memperlakukannya seperti ini. Sepertinya gurunya penuh kebencian,” ujar pria berusia 42 tahun itu.
Polisi di India telah meminta pengguna media sosial untuk tidak membagikan video tersebut, sehingga mendorong banyak pengguna untuk menghapusnya dari akun mereka.
Seorang petugas polisi mengatakan kasus akan diajukan setelah mencatat pernyataan anak dan orang tuanya.
Irshad yang berprofesi sebagai seorang petani, mengatakan bahwa perlakuan buruk terhadap putranya adalah akibat dari kebencian yang disebarkan terhadap umat Islam di negara ini. Hal tersebut digambarkan oleh komentar guru yang terdengar dalam video tersebut.
Sekolah yang dimaksud memiliki siswa dari komunitas Hindu dan Muslim di wilayah tersebut. Irshad mengatakan, meskipun gurunya menerima kesalahannya dan meminta maaf atas perilakunya, dia akan memindahkan putranya ke sekolah lain.
“Dia bilang dia tidak akan memperlakukan muridnya dengan buruk lagi. Tetapi ini bukanlah lingkungan yang saya inginkan agar anak saya mendapat pendidikan dan tumbuh besar," ujar Irsyad.
Ketika video tersebut menjadi viral, hal itu memicu kemarahan di media sosial, dan banyak yang menyoroti meningkatnya Islamofobia di sekolah.
“Sebuah generasi tumbuh dalam masyarakat yang menormalisasi permusuhan dan kebencian,” Nazia Erum, penulis Mothering a Muslim.
India, yang merupakan rumah bagi lebih dari 200 juta warga Muslim, mengalami peningkatan kekerasan terhadap kelompok minoritas sejak BJP berkuasa pada 2014. Banyak umat Islam telah diserang dan puluhan orang dibunuh oleh ekstremis Hindu dalam beberapa tahun terakhir.
Situasi semakin kritis di negara bagian UP, yang dipimpin oleh seorang biksu Hindu Yogi Adityanath, yang juga seorang pemimpin BJP. Pemerintahan UP bahkan menggunakan iklan bernuansa komunal, yang menggambarkan umat Islam sebagai orang yang melakukan kekerasan untuk menenangkan pemilih. (*)