PSI Masih Gantung Dukung Ganjar, Tentukan Sikap Usai MK Putuskan Gugatan Syarat Usia Cawapres 35 Tahun
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Hasil Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tampaknya masih menggantung dan terkesan meninjau ulang dukungan terhadap capres Ganjar Pranowo yang pernah dideklarasikan pada Oktober 2022 silam. Kini, PSI masih akan menunggu putusan Mahkamah Konstitusi tentang gugatan syarat umur calon wakil presiden 35 tahun.
"Bila MK mengabulkan Uji Materi LBH PSI dan ada kandidat, anak muda berusia minimal 35 tahun yang memiliki kapasitas dan kapabilitas sebagai calon wakil presiden, maka selayaknyalah DPP PSI memberikan dukungan kepada kandidat calon wakil presiden tersebut," kata Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa (22/8/2023) malam.
Kopdarnas dihadiri oleh 38 pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW). Ini merupakan salah satu forum tertinggi pengambilan keputusan partai.
Hasil lain dari Kopdarnas ini yakni Dewan Pembina PSI meminta penentuan bakal capres dari partainya diambil dengan mempertimbangkan nama bakal calon wakil presiden (cawapres).
"Dari hasil musyawarah ini kami merekomendasikan kepada Dewan Pembina dan Dewan Pimpinan Pusat. Pertama, meminta kepada DPP PSI untuk kembali menyerap aspirasi dan keinginan rakyat terkait bakal calon presiden yang memiliki komitmen kerakyatan dan melanjutkan visi misi pembangunan Pak Jokowi," ujar Grace Natalie.
"Kami meminta kepada DPP untuk ojo kesusu dan terus mencermati dinamika politik yang berkembang termasuk komitmen tegak lurus kepada Pak Jokowi agar dipegang teguh dalam keputusan yg menyangkut masa depan bangsa," ujar Grace menambahkan.
"Dewan Pembina PSI meminta DPP PSI untuk tidak terburu-buru dalam menentukan sosok yang didukungnya menjadi bakal calon presiden (capres). PSI, tegasnya, tegak lurus kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Grace menyebut suara 38 DPW PSI terpecah mendukung dua nama bakal capres, yakni Ganjar dan Prabowo Subianto. Namun ada aspirasi lain yakni agar PSI tak dulu mengambil sikap soal Pilpres 2024.
PSI juga menilai bahwa Jokowi telah membawa Indonesia menjadi negara maju yang diakui dunia internasional. Maka, capres-cawapres yang didukung partainya adalah dua sosok yang harus mampu menghadirkan keberlanjutan dari kepemimpinan Jokowi.
"Indonesia tidak boleh mundur ke belakang karena salah dalam memilih Presiden, tidak ada pilihan lain selain maju bersama capres dan cawapres yang berkomitmen melanjutkan program Presiden Jokowi. Jokowisme dalam nilai dan tindakan," ujar Grace.
Diketahui pada Oktober 2022, PSI pernah menggelar Rembuk Rakyat yang merupakan saluran partai tersebut untuk mendengarkan aspirasi rakyat terkait calon pemimpinnya. Hasilnya saat itu, mereka mendeklarasikan Ganjar untuk berpasangan dengan Zannuba Ariffah Chafsoh atau akrab disapa Yenny Wahid. (*)