Edy Natar Pastikan Hubungannya dengan Syamsuar Sangat Baik Layaknya Adik dan Abang, Sinyal Tetap Duet di Pilkada 2024?
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Wakil Gubernur Riau, Brigjen TNI (Purn) Edy Afrizal Natar Nasution memastikan hubungannya dengan Gubernur Syamsuar tetap harmonis. Layaknya hubungan abang dan adik, selama empat tahun berduet memimpin Riau, Edy mengaku tetap menaruh hormat kepada Syamsuar.
"Bagaimana hubungan (saya) dengan Pak Gubernur, saya bilang sangat baik, jangan pernah ragukan itu," kata Edy Natar dalam pidatonya di acara Pagelaran Seni Budaya Lintas Agama, Selasa (22/8/2023).
Ia bahkan menyebut tidak pernah menyapa Syamsuar dengan panggilan gubernur. Namun, sejak awal ia memanggil Syamsuar dengan sebutan 'abang'. Sebaliknya, Syamsuar yang merupakan Ketua DPD I Partai Golkar Riau ini memanggilnya dengan sebutan 'adinda'.
Edy Natar mengakui hal yang biasa jika terjadi perbedaan dalam memimpin sebuah provinsi berpenduduk 6,7 juta jiwa. Lagi-lagi, ia mengibaratkan perbedaan pandangan tersebut layaknya hubungan kakak beradik dalam sebuah keluarga yang berasal dari rahim ibu yang sama.
"Kakak-adik saja yang lahir dari satu rahim ibu bisa berbeda cara pandang. Jadi (perbedaan) itu hal yang wajar dan biasa," kata mantan Danrem 031/Wirabima ini.
Menurutnya, bisa saja perbedaan yang terjadi akibat latar belakang yang berbeda antara dirinya dengan Syamsuar. Sebagai seorang yang dibesarkan di dunia militer dengan pangkat bintang satu di pundak, pola komunikasi bisa menyebabkan perbedaan.
"Adapun perbedaan cara pandang, karena saya dibesarkan di dunia militer, saya terbiasa langsung menyampaikannya kepada Pak Gubernur. Itu sebagai bentuk cara saya mengingatkan. Konsep adik beradik kan memang harus saling mengingatkan," kata Edy yang menjabat Ketua Dewan Pakar DPW Partai NasDem Riau.
Panggilan 'abang' kepada Syamsuar menurut Edy Natar, memiliki makna filosofis yang dalam dan luas. Jika sebagai gubernur hanya menjabat lima tahun, maka hubungan adik dan abang bersifat kekal dan pastinya akan terus dirawat.
"Ketika saya memanggil beliau gubernur, itu hanya terbatas lima tahun. Tapi memanggil beliau abang, itu lahir dari hati saya," katanya sembari berpesan bahwa kehidupan dalam masyarakat Riau yang plural juga harus terus memegang teguh keakraban sosial.
Duet Syamsuar-Edy Natar kini sepertinya tengah berada di persimpangan jalan. Beragam isu mengemuka kalau hubungan keduanya tidak harmonis. Hal ini ditandai oleh insiden soal bantuan CSR dari bank BUMD pada saat safari Ramadan April lalu. Sebelumnya juga dikabarkan terjadi perbedaan pandangan antara Edy dan Syamsuar.
Namun, soal isu panas tersebut tak pernah pecah keluar. Dalam satu kesempatan Edy mengakui posisinya sebagai orang nomor dua di pemerintahan Provinsi Riau, dirinya mengetahui benar porsi kewenangannya.
Belakangan berkembang informasi kemungkinan pasangan ini akan kembali berduet dalam pilkada 2024 mendatang. Namun, soal ini, keduanya belum pernah menyampaikan ke publik.
Akhir tahun ini, masa jabatan Syamsuar-Edy akan berakhir. Pasangan yang diusung koalisi PAN, PKS dan NasDem pada pilkada 2019 lalu ini harus mempercepat masa jabatannya karena pelaksanaan pilkada serentak pada Oktober 2024 mendatang.
Pada sisi lain, belum muncul calon penantang jabatan gubernur Riau yang serius dan kuat. Hal inilah yang menimbulkan spekulasi jika Syamsuar-Edy Natar kembali berduet akan lebih dimudahkan memenangi pilkada 2024 mendatang. (*)