Rencana Perbaikan Sedang Disusun, Jembatan Perawang Kepulauan Meranti Ambruk Duluan: Mobilitas di 6 Desa Terancam
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Jembatan Perawang di Selat Akar yang menghubungkan beberapa desa di Kecamatan Tasik Putri Puyu, Kabupaten Kepulauan Meranti ambruk pada Senin (14/8/2023) tengah malam lalu.
Jembatan dengan total panjang 210 meter itu, terdiri dari bentang utama sepanjang 60 meter dan oprit sisi kiri dan kanan sepanjang 150 meter.
Menggunakan konstruksi Truss Bridge, kondisi jembatan sebelumnya sudah mengalami kerusakan. Yakni terjadi penurunan pada pondasi dan struktur bangunan. Selain itu tiang penahan konstruksi juga sudah keropos dimakan usia.
Tim Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (PUPRPKPP) Provinsi Riau telah meninjau kondisi jembatan pada Selasa (15/8/2023) sore.
Hadir dalam peninjauan tersebut, Kepala UPT PUPR-PKPP Riau Wilayah III, Eri Ikhsan yang didampingi Plt Kepala Dinas
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Kepulauan Meranti, Rahmat Kurnia ST, Camat Tasik Putripuyu, Zainal, Danramil 06 Merbau, Kapten Arh. Efri Hardin Nasution dan Kepala Desa Bandul, Karyawan Noma.
Diketahui, 4 hari yang lalu, jembatan tersebut baru saja dilakukan peninjauan dan pengecekan oleh pihak Dinas PUPR-PKPP Riau.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Kawasan Pemukiman Pertanahan (PUPR-PKPP) Provinsi Riau melalui Kepala UPT PUPR-PKPP Wilayah III, Eri Ikhsan MT menuturkan pihaknya akan menempuh solusi jangka pendek dengan membuat dermaga penyeberangan dari material kayu, sampai jembatan selesai dikerjakan
"Membangun dermaga transportasi penyeberangan Kempang dari dua sisi yakni di Desa Bandul dan Selat Akar sebagai alternatif akses masyarakat saat ini. Pak Gubernur dan Pak Kadis sudah memerintahkan kita untuk membuat dermaga penyeberangan ini agar arus barang dan orang tidak terputus," kata Eri Ikhsan, Selasa (15/8/2023).
Pembangunan dermaga penyeberangan kempang akan dilakukan secepatnya setelah masyarakat mengumpulkan material bangunan.
Sementara itu untuk armada kempang, Eri mengatakan hingga saat ini belum bisa memastikan karena harus berkomunikasi terlebih dahulu dengan pimpinan.
"Pembangunannya kita serahkan koordinasinya dengan Pak Camat, nanti dia yang menggerakkan masyarakat setempat untuk mencari material. Untuk armada kita masih koordinasi, apakah ini sharing dengan kabupaten atau kita yang menanggungnya begitu juga dengan biaya oprasionalnya. Karena saya belum dapat informasi dan saya harus komunikasi dulu dengan pimpinan di Pekanbaru," jelasnya.
Sebelumnya kata Eri, Dinas PUPR-PKPP Riau sudah mengetahui ada sejumlah permasalahan di jembatan tersebut dan merencanakan untuk melakukan perbaikan terhadap jembatan. Ti sudah diturunkan melakukan survei kondisi jembatan tersebut. Naas, jembatan kadung roboh duluan.
Setelah kejadian robohnya jembatan, rencana perbaikan tak akan dilakukan, melainkan dengan pembangunan jembatan baru.
"Sebetulnya sekarang kita sedang menyusun Detail Engineering Design (DED) perbaikan jembatan. Direncanakan perbaikan akan dilakukan paling lama tahun 2024, namun sekarang sudah roboh, tentunya DED dirubah perencanaannya untuk bangun baru," ungkapnya.
Soal biaya pembangunan jembatan baru, kata ERI, anggarannya menggunakan dana penanggulangan bencana yang berada di kantor gubernur.
"Nanti kita koordinasikan terlebih dahulu jika mintanya dianggarkan pada APBD perubahan. Namun jika ini kebutuhannya mendesak bisa kita gunakan porsi dari anggaran penanggulangan bencana," tuturnya.
Dibangun Era Pemkab Bengkalis
Jembatan Perawang Selat Akar ini dibangun pada zaman Kabupaten Bengkalis. Dikerjakan dengan tiga tahap yakni tahun 2022 dilakukan pemancangan, selanjutnya tahun 2004 dilakukan pengecoran lantai dan 2008-2009 finishing pekerjaan jembatannya.
Sejak Kepulauan Meranti dimekarkan menjadi sebuah kabupaten tahun 2008 silam, jembatan itu belum ada dilakukan pemeliharaan sama sekali. Pada tahun 2017 kewenangan ruas jalan beserta jembatannya di serahkan ke pemerintah provinsi.
Sebelumnya, Camat Tasik Putri Puyu, Zainal menceritakan sebelum ambruk, jembatan tersebut mengeluarkan bunyi. Begitu mendengar suara keras tersebut, warga setempat pun langsung berhamburan, keluar rumah mendekati sumber suara.
Tak ayal, lokasi itu seolah menjadi destinasi wisata baru, banyak warga yang berkerumun disana. Dikatakan tidak ada korban jiwa dilaporkan atas insiden tersebut.
"Kejadiannya sekitar jam 11 malam lewat Sebelum ambruk mengeluarkan suara seperti dentuman. Saat ini dilaporkan tidak ada korban jiwa, karena saat itu kondisi jembatan sedang sepi," kata Zainal.
6 Desa Terdampak
Ia mengatakan
jembatan ini menjadi salah satu akses utama yang dilalui masyarakat. Terrmasuk satu-satunya akses masyarakat memasarkan hasil perkebunan dan perikanan ke Kecamatan Merbau dan akses transportasi utama menuju ke ibu kota kabupaten di Kota Selatpanjang.
Selain itu jalur yang menggunakan jembatan ini merupakan akses masyarakat menuju daerah-daerah di Kabupaten Bengkalis.
Zainal juga mengatakan akibat putusnya jembatan tersebut, ribuan masyarakat di wilayah tersebut terancam kesulitan untuk beraktivitas guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Diuraikan ada enam desa yang terancam terisolir tidak bisa berurusan ke ibukota kabupaten diantaranya Desa Bandul, Kudap, Dedap, Mekar Delima, Putripuyu dan Desa Tanjung Padang.
"Jembatan ini menjadi urat nadi masyarakat Kecamatan Tasik Putripuyu untuk memenuhi kebutuhan hidup dan akses orang untuk berurusan ke ibukota Kecamatan Merbau dan ibukota kabupaten di Selatpanjang," ucapnya.
Untuk itu Zainal berharap kepada pemerintah Provinsi Riau untuk segera memperbaiki jembatan tersebut.
"Kami minta kepada Pemrov Riau untuk segera memperbaiki jembatan ini karena memang menjadi akses utama bagi masyarakat yang ingin berurusan dan melakukan aktivitas perekonomian. Kalau bisa ini dianggarkan ke dalam APBD perubahan," kata Zainal.
Mantan Kepala Seksi Trantib Kecamatan Merbau itu juga mengapresiasi gerak cepat yang dilakukan oleh Pemprov dengan membangun dermaga penyeberangan sementara.
"Pihak Dinas PUPR-PKPP Riau sudah berkoordinasi ke kita untuk membuat dermaga penyeberangan sebagai solusi jangka pendek agar masyarakat bisa melintas. Nantinya masyarakat setempat kita berdayakan untuk bekerja dan yang punya lahan juga sudah setuju lahannya dipinjamkan untuk dibangun dermaga," kata Zainal lagi. (R-01)