Jembatan Perawang Ambruk, Sejak Dibangun Tahun 2007 Belum Pernah Ada Pemeliharaan, Kewenangan di Pemprov Riau
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Jembatan Perawang yang berada di Desa Selat Akar yang menghubungkan ke beberapa desa di Kecamatan Tasik Putri Puyu, Kabupaten Kepulauan Meranti ambruk pada Senin (14/8/2023) malam sekitar pukul 23.10 WIB.
Laporan sementara menyebut tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Namun, akses satu kecamatan yakni Kecamatan Tasik Putripuyu menuju Kecamatan Merbau dan ibukota kabupaten di Selatpanjang terancam putus.
Selain itu, jaringan listrik di kecamatan tersebut juga mati total. Hal ini karena kabel listrik persis berada di bawah jembatan dan diduga ikut putus.
Camat Tasik Putri Puyu, Zainal menjelaskan, Jembatan Perawang selesai dibangun pada tahun 2007 silam. Saat itu, wilayahnya masih merupakan bagian dari Kabupaten Bengkalis.
Sejak Kepulauan Meranti dimekarkan menjadi daerah otonom baru, jembatan itu belum ada dilakukan pemeliharaan sama sekali. Adapun kewenangan pengelolaan dan pemeliharaan jembatan berada di Dinas PUPR Provinsi Riau.
"Belum ada dilakukan pemeliharaan sejak dibangun yang merupakan kewenangan Dinas PUPR Provinsi Riau.Kondisi jembatan yang patah panjangnya sekitar 70 meter dan ambruk ke dalam sungai," kata Zainal, Selasa (15/8/2023).
Kabarnya, sekitar 4 hari yang lalu, jembatan tersebut baru saja dilakukan peninjauan dan pengecekan oleh pihak Dinas PUPR Riau.
Sebelumnya jembatan itu di beberapa bagiannya juga mengalami retak. Hal itu terlihat saat Plt Bupati Asmar meninjau kondisi jembatan tersebut di sela-sela menghadiri peringatan hari jadi Kecamatan Tasik Putripuyu ke XI, Senin (24/7/2023) lalu.
Jembatan Perawang memiliki panjang sekitar 70 meter. Jembatan ambruk diduga akibat tiang penahan konstruksi sudah keropos dan usang dimakan usia.
Jembatan dengan konstruksi Truss Bridge
tersebut sudah diketahui mengalami kerusakan yakni terjadi penurunan pada pondasi dan struktur bangunan atas sehingga dapat membahayakan bagi yang melintas.
Untuk mewanti-wanti terjadinya kecelakaan, sebelumnya pihak desa juga sudah memberikan tanda dan rambu-rambu tanda bahaya agar tidak melaju dengan kecepatan tinggi dan dilarang membawa beban dengan tonase berat.
Suara Dentuman Keras
Ambruknya Jembatan Perawang mengagetkan warga setempat. Tengah malam tadi, warga mendengar suara keras hingga warga sekitar langsung berhamburan keluar rumah mendekati sumber suara.
Tak ayal, lokasi jembatan putus itu langsung didatangi banyak warga. Masyarakat berkerumun menyaksikan kejadian mengagetkan tengah malam tersebut.
Zainal menyatakan, tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. dilaporkan atas insiden tersebut. Secara kebetulan, pengguna jalan saat kejadian tidak ada yang melintas.
"Kejadiannya sekitar jam 11 lewat. Sebelum ambruk mengeluarkan suara seperti dentuman. Saat ini dilaporkan tidak ada korban jiwa, karena saat itu kondisi jembatan sedang sepi," kata Zainal, Selasa (15/8/2023).
Dikatakan Zainal, jembatan ini menjadi salah satu akses utama yang dilalui masyarakat, termasuk menjadi satu-satunya akses masyarakat memasarkan hasil perkebunan dan perikanan ke Kecamatan Merbau dan akses transportasi utama menuju ke ibu kota kabupaten di Kota Selatpanjang.
Zainal juga mengatakan akibat putusnya jembatan tersebut, ribuan masyarakat di wilayah tersebut terancam kesulitan untuk beraktivitas secara ekonomi guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Jembatan ini menjadi urat nadi masyarakat Kecamatan Tasik Putripuyu untuk memenuhi kebutuhan hidup dan akses orang untuk berurusan ke ibukota Kecamatan Merbau dan ibukota kabupaten di Selatpanjang," ucapnya.
Dikatakan, selain akses orang yang tidak bisa dilewati dan barang akses barang yang terancam tidak bisa didistribusikan, pasokan listrik untuk Kecamatan Tasik Putripuyu yang berasal dari Teluk Belitung juga terancam, karena jalur kabelnya berada di jembatan tersebut.
"Saat ini listrik di seluruh Kecamatan Tasik Putripuyu yang berasal dari pasokan tenaga listrik di Teluk Belitung mengalami mati total akibat ambruknya jembatan tersebut," pungkasnya. (R-01)