Yayasan Wasinus Desak Tambang Batu Bara PT Manunggal Inti Artamas Hentikan Penggunaan Dinamit: Mengganggu Satwa di Suaka Margasatwa Rimbang Baling!
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Yayasan Wahana Sinergi Nusantara (Wasinus) mendesak dihentikannya penggunaan dinamit oleh perusahaan tambang batu bara PT Manunggal Inti Artamas (MIA) di Kuansing. Penggunaan bahan peledak dinamit dinilai telah mengganggu kehidupan ekologi di Suaka Margasatwa (SM) Rimbang Baling.
Ketua Tim Hukum Yayasan Wasinus, Dr (Cd) Surya Darma, SAg, SH, MH menjelaskan, lokasi tambang PT MIA berada bersebelahan dengan SM Rimbang Baling. Ia yakin, ledakan dinamit akan menjadi gangguan yang nyata terhadap keberadaan satwa liar di kawasan hutan konservasi tersebut.
"Penggunaan dinamit akan mengganggu keberadaan satwa-satwa dan keseimbangan ekologi di Suaka Margasatwa Rimbang Baling. Segera hentikan pemakaian bahan peledak dinamit itu karena akan mengusik satwa yang ada di Rimbang Baling," tegas Surya Darma, Senin (14/8/2023).
Menurutnya, aktivitas tambang batu bara MIA yang berdekatan langsung dengan SM Rimbang Baling harus dievaluasi.
"Itu menjadi ancaman yang nyata terhadap ekosistem. Tentu juga dampak ekologi akan sangat terasa sekali. Secara khusus terhadap kehidupan di SM Rimbang Baling," tegasnya.
Ia meminta otoritas yang menerbitkan perizinan MIA khususnya Kementerian ESDM segera melakukan evaluasi. Termasuk kepada Kementerian LHK yang menjadi otoritas paling berwenang pada wilayah hutan konservasi.
"Kementerian ESDM harus segera melakukan evaluasi perizinan PT MIA. Kami minta juga agar KLHK mengambil tindakan atas dampak ekologi aktivitas tambang MIA terhadap Suaka Margasatwa Rimbang Baling," ujar Surya yang concern pada isu-isu lingkungan hidup dan kehutanan ini.
Ditanya apakah pihaknya akan menempuh langkah hukum untuk penyelamatan SM Rimbang Baling, Surya menyebut hal tersebut terbuka akan dilakukan.
"Tentu untuk ke arah itu (gugatan hukum), akan dilakukan pendalaman dan kajian intensif," pungkasnya.
Manajemen PT MIA belum dapat dikonfirmasi soal desakan penghentian penggunaan dinamit dalam tambang batu bara yang dikelolanya.
Kabar penggunaan dinamit dalam jumlah yang besar disampaikan oleh Jarman, Humas PT Pusaka Mitra Artha yang merupakan kontraktor. Ia menyebut MIA melakukan peledakan dinamit mencapai 40 hingga 70 titik dalam sehari.
Dilansir ranahriau.com, Jarman menyatakan penggunaan dinamit untuk mendukung rencana peningkatan produksi batu bara. Ia mengaku penggunaan dinamit tersebut sudah mengantongi izin dari Mabes Polri.
Sejumlah kalangan juga telah menyoroti aktivitas pertambangan batubara yang dilakukan PT Manunggal Inti Artamas (MIA) di Kecamatan Singingi. Pemeriksaan kelengkapan dokumen perizinan perusahaan untuk memastikan apakah kegiatan tambang tersebut berlangsung secara legal. Apalagi, ada pihak yang mengaitkan terjadinya gempa pada Jumat (4/8/2023) sore lalu dengan aktivitas pertambangan yang berlangsung.
Sebelumnya, Bupati Kuantan Singingi (Kuansing) Suhardiman Amby melakukan kunjungan lapangan ke areal kerja PT Manunggal Inti Artamas ( MIA). Observasi ini dilakukan menindaklanjuti laporan masyarakat yang menduga terjadinya getaran gempa, Jumat (4/8/2023) lalu dipicu aktivitas ledakan dinamit di perusahaan tambang batubara tersebut.
Dugaan warga Sungai Sirih, Kecamatan Singingi tersebut disampaikan ke Suhardiman sehingga perlu dilakukan klarifikasi langsung ke perwakilan manajemen PT MIA.
Dalam kunjungannya, Suhardiman ditemui oleh Pengawas Joint Operasional ( PJO) PT MIA, Bayu serta Supervisor Lapangan, Mugi.
Kepada Suhardiman, perwakilan PT MIA, Bayu menjelaskan kalau pada saat terjadinya gempa tidak ada aktivitas lapangan.
"Saat hari kejadian kita libur dan tidak ada aktifitas," kata Bayu.
Suhardiman menyatakan, pemantauan lapangan dilakukan untuk memastikan informasi yang berkembang di tengah masyarakat.
"Jadi kan clear, menurut perusahaan tidak ada aktivitas ledakan dinamit saat hari kejadian gempa," ujar Suhardiman.
Kendati demikian, Suhardiman tetap meminta manajemen PT MIA memperhatikan kelestarian lingkungan, terkait eksploitasi tambang batubara.
Sebanyak 51 bangunan rumah mengalami retak-retak akibat goncangan gempa bumi yang melanda wilayah Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) pada Jumat (4/8/2023) sore lalu. (*)