Inilah 4 Konglomerat Penguasa Biodiesel Indonesia, Ada Beroperasi di Riau
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Pemerintah terus mendorong peningkatan penggunaan biodiesel di dalam negeri melalui program mandatori pencampuran biodiesel dengan minyak Solar.
Upaya ini diharapkan dapat menekan impor minyak. Sejak Februari 2023, Indonesia telah mengimplementasikan mandatori pencampuran biodiesel 35 persen ke dalam minyak Solar atau yang disebut B35.
Bauran biodiesel ini rencananya akan ditingkatkan menjadi 40 persen pada 2030 mendatang. Adapun, total alokasi pengadaan biodiesel untuk B35 pada 2023 mencapai 13,15 juta kiloliter (kl).
Jumlah ini meningkat 19 persen jika dibandingkan dengan alokasi pada 2022 di level 11,02 juta kl. Kebutuhan bahan baku biodiesel tersebut dipasok oleh 21 badan usaha bahan bakar nabati.
Beberapa di antaranya merupakan perusahaan yang tergabung dalam konglomerasi Grup Wilmar, Musim Mas, Royal Golden Eagle, Sinar Mas, dan Permata Hijau Group.
Berdasarkan data Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) per November 2022, total kapasitas fasilitas produksi biodiesel di Indonesia mencapai 16,67 juta kl dengan kapasitas ekspansi 3,91 juta kl.
Berikut deretan konglomerat pemilik perusahaan produsen biodiesel di Indonesia:
1. Keluarga Widjaja
Keluarga Widjaja berada dalam urutan ketiga orang terkaya di Indonesia versi Forbes 2022. Kekayaan pemilik Sinar Mas Group ini mencapai US$10,8 miliar.
Sinar Mas Group memiliki kontribusi hingga 9 persen terhadap pasokan biodiesel secara nasional.
Berdasarkan data Aprobi 2022, kapasitas produksi biodiesel perusahaan di bawah naungan Sinar Mas Group mencapai 1,49 juta kl.
Perinciannya, kapasitas produksi PT Smart Tbk. (SMAR) di Kalimantan Selatan sebesar 440.520 kl dengan kapasitas ekspansi 602.250 kl. Kemudian, kapasitas produksi anak usaha SMAR, PT Sinarmas Bio Energy di Jawa Barat mencapai 455.400 kl.
2. Martua Sitorus
Martua Sitorus yang dikenal sebagai raja minyak sawit di Tanah Air merupakan pendiri dari Wilmar Group. Sosoknya masuk daftar 50 orang terkaya di Indonesia 2022 versi Forbes, di mana Martua menempati posisi ke-17, dengan harta kekayaan US$3,1 miliar atau setara dengan Rp44 triliun.
Wilmar Group merupakan salah satu pemasok biodiesel terbesar di Indonesia. Produsen biodiesel di bawah Wilmar, antara lain PT Wilmar Bioenergi Indonesia dengan kapasitas produksi mencapai 1,6 juta kl (Riau), PT Wilmar Nabati Indonesia 2,25 juta kl (Jawa Timur), PT Multimas Nabati Asahan 568.966 kl (Banten), dan PT Multi Nabati Sulawesi 475.862 kl (Sulawesi Utara).
3. Bachtiar Karim
Bachtiar Karim merupakan konglomerat pemilik Grup Musim Mas.
Raja sawit asal Medan ini berada pada urutan ke-11 daftar orang kaya di Indonesia pada 2022dengan kekayaan mencapai US$4 miliar.
Perusahaan produsen biodiesel di bawah naungan Grup Musim Mas, yakni PT Musim Mas, PT Intibenua Perkasatama, dan PT Sukajadi Sawit Mekar.
PT Musim mas memiliki kapasitas produksi sebesar 459.770 kl di Medan, Sumatara utara dan 896.522 kl di Batam, Kepulauan Riau. Sementara itu, kapasitas produksi PT Intibenua Perkasatama di Riau mencapai 442.529 kl, sedangkan PT Sukajadi Sawit Mekar di Kalimantan Tengah kapasitasnya mencapai 402.299 kl.
4. Sukanto Tanoto
Sukanto Tanoto merupakan pengusaha Medan pemilik grup usaha Royal Golden Eagle (RGE) yang dulu dikenal sebagai Raja Garuda Mas (RGM) pada 1973.
Sebagai sosok pengusaha sukses, kekayaannya telah mencapai US$3 miliar atau setara dengan Rp44,6 triliun. Sosoknya pun menjadi orang terkaya ke-18 di Indonesia per 2022.
PT Kutai Refinery Nusantara, anak usaha Apical Group yang merupakan kelompok usaha RGE, memiliki kapasitas produksi biodiesel sebesar 1,14 juta kl di Kalimantan Timur.
Anak usaha Apical Group lainnya yang memproduksi biodiesel adalah PT Sari Dumai Oleo dengan kapasitas 413.793 kl di Riau dan PT Sari Dumai Sejati dengan kapasitas 689.655 kl di Riau.
5. Ciliandra Fangiono
PT Ciliandra Perkasa merupakan salah satu produsen biodiesel yang memiliki fasilitas produksi di Riau. Kapasitas produksinya mencapai 287.356 kl.
Perusahaan ini merupakan anak usaha First Resources Ltd. yang dipimpin oleh sosok orang kaya termuda di Indonesia, Ciliandra Fangiono.
Ciliandra yang berusia 47 tahun berada di urutan ke-20 orang terkaya RI pada 2022. Menurut Forbes, kekayaannya ditaksir mencapai US$2,2 miliar atau sekitar Rp33,4 triliun. Ia mengumpulkan pundi-pundinya dari bisnis kelapa sawit.
6. Robert Wijaya
Permata Hijau Group menjadi pemasok biodiesel melalui PT Pelita Agung Agrindustri dan PT Permata Hijau Palm Oleo.
PT Pelita Agung Agrindustri memiliki kapasitas produksi sebesar 798.851 kl di Riau, sementara PT Permata Hijau Palm Oleo memiliki kapasitas produksi 417.214 kl di Sumatra Utara.
Permata Hijau Group adalah perusahaan sawit yang hadir sejak 1984. Perusahaan dengan bisnis utama perkebunan dan pengolahan sawit ini dimiliki oleh oleh pengusaha bernama Robert Wijaya
7. Widarto Oey
PT Tunas Baru Lampung Tbk. menjadi salah satu produsen biodiesel di Indonesia. Kapasitas produksinya di Lampung mencapai 402.299 kl dengan kapasitas ekspansi 500.000 kl.
Adapun, PT Tunas Baru Lampung merupakan perusahaan yang masuk dalam Sungai Budi Group milik Widarto Oey. (*)