Kualitas Udara Jakarta Terburuk Setelah Dubai, Kok Bisa?
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Sekretaris Fraksi PKS di DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik Zoelkifli menyebut kalau media sosial heboh lagi dengan Jakarta yang dinyatakan sebagai kota besar paling berpolusi hari ini, Selasa 8 Agustus 2023. Peringkat dirilis IQAir dengan indeks kualitas udara Jakarta terukur mencapai 164 secara akumulatif.
Konsentrasi partikel debu halus atau PM2,5 mencapai 16,5 kali lebih tinggi daripada standar rekomendasi WHO.
“Ini adalah teguran keras buat kita tanpa perlu menyalahkan satu pihak,” kata Taufik dalam keterangan tertulis yang dibagikannya, Selasa.
Dia menilai kota adalah suatu ekosistem, sementara polusi hasil dari ekosistem itu. Polusi, menurut Taufik, bukan hanya dampak kebijakan maupun semata-mata kebiasaan masyarakat.
“Sekarang, apa yang bisa kita lakukan? Angka dari IQAir itu merujuk polusi udara. Kalau begitu, solusinya diarahkan pada pengurangan polusi udara,” ujarnya.
Menurutnya, pengurangan polusi udara bisa dilakukan mulai dari masalah emisi di Dinas Perhubungan, Transjakarta, dan Satuan Kerja Perangkat Daerah lain yang menangani masalah transportasi.
Polikus PKS itu mengungkap data tahun lalu bahwa ada 22 juta kendaraan hilir mudik di Jakarta. Kendaraan listrik, hanya nol koma persen.
“Itu pun hanya bus Transjakarta dan sebagian kecil motor listrik,” katanya.
Di lain sisi, ucap dia, tidak menutup kemungkinan bahwa polusi berasal dari kegiatan industri se-Jabodetabek, dari cerobong pabrik juga faktor kemarau yang membuat debu tidak tercuci hujan. Namun, di level kebijakan, dia berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mempercepat konversi kendaraan berbasis disel menjadi kendaraan listrik, pengarusutamaan jalur sepeda, serta moda jalan kaki yang lebih gencar.
“Anggaran jalur sepeda dan pedestrian justru harus ditambah," katanya.
"Ribut soal polusi, tapi kalau bahas anggaran yang pro penanganan polusi, seakan-akan diirit-irit,” sambungnya.
Alat Sendiri Dinas Lingkungan Hidup
Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Sarjoko bersama rombongannya menyatakan menyadari isu yang berkembang dari setiap pengukuran kualitas udara Jakarta. Mereka juga mengungkap faktor angin, musim, dan sebaran sumber pencemaran udara di luar wilayah yang banyak mempengaruhi kualitas udara Jakarta.
Disampaikan pula kalau Pemerintah Jakarta memiliki instrumen sendiri untuk pemantauan kualitas udara yang diklaim memiliki metode pengukuran yang lebih maju dan representatif. Mereka tersebar di lima lokasi yang fixed station dan tiga yang mobile.
"Tapi lebih banyak yang dilihat justru platform lain," kata Sarjoko saat itu.
Jakarta Nomor 2 Siang Ini
Situs IQAir menempatkan Jakarta di urutan 2 kota besar dengan polusi udara tertinggi. Kualitas udara Jakarta dengan indeks 154 berada di bawah Dubai dengan nilai indeks 156. Keduanya disimbolkan merah alias tergolong tidak sehat.
"Indeks kualitas udara dan polusi udara PM2,5 di dunia, terakhir diperbarui pada pukul 12.03," bunyi keterangannya. (*)