Begini Respon Bupati Suhardiman Soal Desakan DPRD Kuansing Periksa Perizinan Perusahaan Tambang Batubara PT Manunggal Inti Artamas
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Bupati Kuantan Singingi (Kuansing) Suhardiman Amby, merespon desakan anggota DPRD Azrori Analke Apas yang meminta dilakukan pemeriksaan perizinan perusahaan tambang batu PT Manunggal Inti Artamas (MIA) di Kecamatan Singingi. Hal tersebut menyusul tudingan keterkaitan gempa bumi yang menimpa wilayah Kuansing dengan aktivitas perusahaan pada Jumat (4/8/2023) lalu.
Suhardiman menyatakan, pihaknya merespon masukan anggota DPRD tersebut dan segera akan menindaklanjutinya.
"Ya, akan segera kita tindak lanjuti, sesuai kewenangan yang ada" terang Suhardiman Amby kepada SabangMerauke News, Senin (07/08/2023)
Ia menjelaskan, pembahasan internal melibatkan sejumlah organisasi perangkat daerah yang terkait. Antara lain Dinas PTSP, DLH, Dishub, Satpol PP, dan Dinas Perindagkop dan UKM.
"Pembahasan teknis akan dilakukan untuk menentukan langkah lanjutan," jelas Ketua DPC Partai Gerindra Kuansing ini.
Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kuantan Singingi menyoroti aktivitas pertambangan batubara yang dilakukan PT Manunggal Inti Artamas (MIA) di Kecamatan Singingi. Dewan meminta agar perizinan perusahaan tersebut ditelisik kelengkapannya.
Anggota DPRD Kuantan Singingi, Azrori Analke Apas meminta pemeriksaan kelengkapan dokumen perizinan perusahaan untuk memastikan apakah kegiatan tambang tersebut berlangsung secara legal. Apalagi, ada pihak yang mengaitkan terjadinya gempa pada Jumat (4/8/2023) sore lalu dengan aktivitas pertambangan yang berlangsung.
Ia menegaskan, selama ini Kuansing bukan tergolong sebagai daerah rawan gempa. Sehingga kejadian gempa yang memunculkan getaran hingga menyebabkan 51 rumah mengalami keretakan perlu ditelisik lebih lanjut.
"OPD terkait agar tidak main main dalam hal ini. Apa yang terjadi di Kuansing saat ini harus disikapi. Hal ini akan menjadi perhatian kita di Dewan," kata Azrori, Senin (7/8/2023).
Anggota Fraksi PPP DPRD Kuansing ini juga menyoroti seluruh tambang tambang batubara yang akan beroperasi di Kuansing. Termasuk soal legalitas areal lahan yang diduga masih berstatus kawasan Hutan Produksi yang dapat Dikonversi (HPK).
"Dari informasi yang kita dapat, operasi tambang batubara di Pucuk Rantau berada dalam kawasan HPK. Perlu kita cek bersama-sama," katanya.
Menurutnya, keberadaan tambang batubara seharusnya tidak saja didasari pada penerimaan daerah. Namun juga harus mempertimbangkan risiko yang akan ditimbulkan, termasuk dampak ekologi.
"Kita akan berkoordinasi dengan pimpinan DPRD untuk memanggil manajamen PT MIA. Memastikan operasional dilakukan dengan benar dam soal kelengkapan perizinannya. Selama ini aktivitas PT MIA kurang terpantau oleh DPRD Kuansing," katanya.
Bupati Kuantan Singingi (Kuansing) Suhardiman Amby telah melakukan kunjungan lapangan ke areal kerja PT Manunggal Inti Artamas ( MIA). Observasi ini dilakukan menindaklanjuti laporan masyarakat yang menduga terjadinya getaran gempa, Jumat (4/8/2023) lalu dipicu aktivitas ledakan dinamit di perusahaan tambang batubara tersebut.
Dugaan warga Sungai Sirih, Kecamatan Singingi tersebut disampaikan ke Suhardiman sehingga perlu dilakukan klarifikasi langsung ke perwakilan manajemen PT MIA.
Dalam kunjungannya, Suhardiman ditemui oleh Pengawas Joint Operasional ( PJO) PT MIA, Bayu serta Supervisor Lapangan, Mugi.
Kepada Suhardiman, perwakilan PT MIA, Bayu menjelaskan kalau pada saat terjadinya gempa tidak ada aktivitas lapangan.
"Saat hari kejadian kita libur dan tidak ada aktifitas," kata Bayu.
Suhardiman menyatakan, pemantauan lapangan dilakukan untuk memastikan informasi yang berkembang di tengah masyarakat.
"Jadi kan clear, menurut perusahaan tidak ada aktivitas ledakan dinamit saat hari kejadian gempa," ujar Suhardiman.
Kendati demikian, Suhardiman tetap meminta manajemen PT MIA memperhatikan kelestarian lingkungan, terkait eksploitasi tambang batubara.
51 Rumah Alami Keretakan
Diwartakan sebelumnya, sebanyak 51 bangunan rumah mengalami retak-retak akibat goncangan gempa bumi yang melanda wilayah Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) pada Jumat (4/8/2023) sore lalu. Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kuansing saat ini masih terus merampungkan pendataan bangunan yang rusak.
Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kuansing, Yulizar menjelaskan, selain 51 bangunan rumah mengalami keretakan, pihaknya juga mendapati ada satu bangunan puskesmas yang terdampak akibat gempa. Termasuk satu unit bangunan sekolah lainnya juga mengalami keretakan.
Adapun penyebaran rumah warga yang retak ringan yakni sebanyak 46 bangunan di Desa Sei Sirih dan 5 unit rumah di Desa Sei Bawang.
"Serta 1 unit puskesmas dan 1 unit sekolah juga mengalami retak," terang Yulizar kepada SabangMerauke News, Minggu (6/8/2023).
Ia menyatakan, meski bangunan yang retak tidak sampai runtuh, namun hasil peninjauan lapangan kondisinya cukup membahayakan.
"Kerusakan ringan terjadi pada rumah warga ini. Kondisinya tidak ada yang sampai runtuh, tapi catatan kita cukup membayakan," terang Yulizar.
BMKG menginformasikan terjadinya gempa di wilayah Kuansing pada laman media sosial, Jumat lalu.
Pusat gempa berada di darat 17 km barat laut Kuantan Singingi. Gempa terjadi pukul 16.15 WIB, dan berada pada kedalaman 10.0 kilometer dan tak berpotensi tsunami
Sementara itu, titik koordinat gempa berada pada 0.36 LS (Lintang Selatan) dan 101.39 BT (Bujur Timur). (KB-03/Roder)