Pendapatan PT Energi Mega Persada Turun 17 Persen, Inilah Penyebabnya
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) membukukan penurunan penjualan bersih sebesar 17% menjadi US$ 191,47 juta sepanjang semester I-2023.
Penurunan penjualan ini seiring dengan produksi gas ENRG yang turun 21% dari 207 juta kaki kubik per hari pada semester I-2022 menjadi 162 juta kaki kubik/hari pada semester I-2023.
Penurunan produksi gas tersebut karena dua faktor. Pertama, salah satu pelanggan ENRG menurunkan pembelian gas dari blok Kangean yang dioperasikan oleh ENRG di Jawa Timur.
Saat ini ENRG sedang melihat kemungkinan untuk menjual produk gasnya ke beberapa pembeli baru di Jawa Timur.
Kedua, Blok Sengkang yang dimiliki oleh Energi Mega Persada di Sulawesi Selatan menghentikan produksi gasnya untuk sementara waktu dikarenakan oleh perpanjangan kontrak jual beli gas. Produksi gas dari Blok Sengkang tersebut telah dimulai kembali pada bulan Maret 2023.
Namun, produksi minyak Energi Mega Persada naik 20% dari 4.789 barel per hari menjadi 5.762 barel per hari.
Realisasi Harga jual minyak ENRG mengalami penurunan sebesar 30% dari semula US$ 109 di paruh pertama 2022 menjadi US$ 77,04 di paruh pertama 2023.
"Yang mana penurunan harga minyak dunia ini juga dialami oleh seluruh produsen minyak secara global," terang Direktur utama dan CEO ENRG Syailendra Bakrie, Jumat (28/7/2023).
Namun, seperti yang diketahui, harga minyak dunia sudah mulai meningkat secara berkala pada kuartal III-2023.
Di satu sisi, ENRG berhasil menekan sejumlah biaya, seperti beban pokok pendapatan yang berhasil ditekan 5,40% dari sebelumnya US$ 130,76 juta menjadi US$ 123,69 juta.
Alhasil, emiten terafiliasi Grup Bakrie ini mencetak laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat sebesar US$ 26,57 juta atau naik 2,9% dari laba bersih di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 25,82 juta. (*)