Bandara Legendaris Berusia 71 Tahun di Inhu Tak Lagi Beroperasi, Japura Terancam Jadi Kenangan
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Bupati Indragiri Hulu, Rezita Meilani meminta perhatian pemerintah Riau dan pusat untuk memberikan dukungan agar Bandara Japura kembali bisa berfungsi. Sejak dua tahun terakhir, tidak ada lagi aktivitas penerbangan komersil di salah satu bandara tertua di Riau ini.
“Kami mohon bantuan dari provinsi dan pemerintah pusat bagaimana bandara ini beroperasi kembali,” kata Rezita dalam pertemuan dengan Gubernur Riau dan Komisi V DPR RI di Pekanbaru, Jumat lalu.
Ia menyebut Pemkab Inhu ingin membuka rute Rengat-Jambi, namun tak kunjung terealisasi karena keterbatasan anggaran.
Bandara Japura sempat beroperasi kembali pada tahun 2020 hingga 2021. Namun di awal tahun 2022 bandara ini berhenti beroperasi karena berbagai kendala, salah satunya pandemi Covid-19.
Adapun kendala yang dialami yakni permintaan maskapai penerbangan yang tak bisa dipenuhi oleh pemda. Soalnya, maskapai meminta jika penerbangan kosong, maka biaya ditanggung oleh keuangan daerah.
“Kesepakatannya waktu itu, pada saat pesawat kosong penumpang, biayanya dibebankan ke Pemda. Kalau keseringan kami tak sanggup," curhat Rezita.
Jejak Bandara Japura
Bandara Japura memiliki jejak sejarah yang panjang. Bandara ini dibangun pada tahun 1952 oleh PT Stanvac yang merupakan perusahaan pertambangan minyak bumi di Riau.
Dikutip dari haloindonesia.co.id, pada awal pemanfaatannya, Bandara Japura difungsikan khusus untuk pendaratan dan penerbangan pesawat yang mengangkut tenaga kerja PT Stanvac.
Bahkan di lokasi Bandara Japura pernah ada sumur minyak yang kini sudah tidak berfungsi, sehingga ditutup. Bandara Japura diserahkan secara resmi oleh Wakil Umum PT Stanvac di Indonesia, Gerard L Mc.Coy kepada Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Prof Ir Roosseno pada tahun 1954.
Di bawah pengelolaan Kemenhub RI, Bandara Japura mulai melayani kedatangan dan keberangkatan untuk penerbangan komersil dari sejumlah maskapai. Dalam perjalanan waktu, sejarah mencatat di Bandara Japura ada sejumlah pesawat milik maskapai ternama pernah mendarat dan terbang dari Bandara Japura, diantaranya Merpati Air dan SMAC, diantaranya dengan tujuan ke Pekanbaru yang dapat ditempuh dalam waktu 1 jam.
Bahkan, sekira tahun 1983 hingga 1986 Bandara tersebut masih eksis melayani penerbangan. Sejumlah rute penerbangan yang disediakan, yakni Rengat-Pekanbaru dan Pekanbaru-Rengat.
Bandara Japura juga pernah membuka pelayanan untuk rute penerbangan Jakarta-Rengat dan Rengat-Jakarta. Bandara Japura juga pernah menjadi transit bagi jamaah haji yang hendak menuju embarkasi di Batam.
Pada periode tahun 2005 sampai tahun 2006 Bandara Japura juga pernah melayani maskapai Riau Airlines dengan rute penerbangan Rengat-Padang dan Padang-Rengat. Setelah periode tersebut, Bandara Japura tidak lagi melayani keberangkatan dan kedatangan penumpang pesawat.
Hingga pada tahun 2017 sampai tahun 2018, Bandara Japura kembali membuka pelayanan untuk pesawat jenis ATR milik maskapai Wings Air dan Susi Air, meski akhirnya kembali ditutup. Selain itu, Bandara Japura juga pernah menjadi pusat latihan terbang bagi siswa Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) dengan lima pesawat latih type PA 28-161 Piper Warrior III.
Hingga saat ini, Bandara Japura tidak lagi melayani penerbangan komersil maupun untuk latihan. Meski tidak lagi berfungsi, namun pihak Kementerian masih terus melakukan perawatan rutin terhadap fasilitas yang ada di Bandara. (*)