Gerombolan Gajah Liar Masuk Wilayah Pemukiman Kota Pekanbaru, Tanaman dan Rumah Warga Dirusak
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Sekelompok gajah liar merangsek memasuki wilayah pemukiman masyarakat di Kota Pekanbaru. Mamalia raksasa tersebut bahkan telah merusak aneka tanaman dan rumah warga yang berada di sekitar Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tengku Mahmud, Kelurahan Rumbai Bukit, Kota Pekanbaru.
Menurut penuturan warga, Edi Martop, tanaman di kebun miliknya seperti ubi, pisang, dan pepaya telah dirusak oleh gajah-gajah tersebut.
Ia menyatakan, gerombolan gajah liar datang sejak Jumat (7/7/2023) lalu. Namun, sejauh ini belum ada tindakan pihak terkait.
"Kami sudah melaporkannya ke RT, lurah hingga polisi kehutanan," kata Edi, Kamis kemarin dilansir media.
Adapun kelompok gajah itu diperkirakan berjumlah sebanyak 11 ekor. Dari kondisi fisiknya, gajah-gajah tersebut tergolong dewasa.
"Tolong Pak, gajah sudah merusak tanaman kami. Tak mungkin kami tembak atau bunuh, itu kan salah," kata Edi.
Tak hanya merusak tanaman, aksi gajah liar tersebut disebut Edi juga telah merusak dua rumah warga.
"Dua rumah itu tetangga saya rusak. Kalau saya tanaman yang dirusak," ujar Edi.
Sejak kemunculan gajah, warga setempat tidak dapat tidur nyenyak. Mereka berusaha mengusir kawanan gajah dengan menyalakan api.
"Kalau tanaman kami dirusak, apa yang kami jual untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga kami," kata Edi.
Terpisah, Kepala Bidang Perlindungan Hutan BKSDA Riau Ujang menyebut sejak 7 Juli lalu pihaknya sudah menurun tim mitigasi.
"Sampai hari ini tim masih berupaya melakukan penghalauan di lokasi," ungkapnya.
Belum diketahui dari mana kedatangan gajah tersebut. Diperkirakan gajah itu bermukim di kawasan Tahura Minas. Namun aksi ekspansi gajah memasuki wilayah pemukiman masyarakat telah memicu kekhawatiran warga.
Gajah Tewas Diracun
Sebelumnya diwartakan, seekor gajah liar ditemukan mati di kawasan hutan tanaman industri (HTI) Distrik Nilo, Pelalawan, Riau. Kuat dugaan gajah mati disebabkan keracunan karena ditemukan satu kantong gula merah tak jauh dari lokasi mayat, gajah, Selasa (11/7/2023) pagi kemarin.
Kepala BKSDA Riau Genman S Hasibuan mengatakan, gajah itu pertama kali ditemukan karyawan perusahaan swasta dalam kondisi mati.
Hasil identifikasi gajah jantan tersebut berusia sekitar 10-12 tahun dengan kondisi gading lengkap.
Tim BBKSDA Riau yang melakukan pengecekan langsung tidak menemukan adanya luka di tubuh gajah atau bagian organnya yang hilang.
"Lokasi gajah tersebut ditemukan mati merupakan salah satu areal klaim atau areal terbangun yang sudah ditanami sawit oleh masyarakat yang berada di dalam areal konsesi HTI di Distrik Nilo Kabupaten Pelalawan, Riau," kata Genman kepada media.
Sementara BKSDA Riau menyimpulkan gajah diduga mati karena mengkonsumsi gula merah yang diduga dijadikan umpan untuk makanan gajah yang biasanya dicampur dengan zat yang mengandung racun.
Untuk memastikan dugaan tersebut, tim telah diturunkan melakukan investigasi dan melakukan neukropsi untuk mengetahui penyebab kematian gajah.
"Hasilnya kematian gajah diduga karena keracunan yang menyebabkan gangguan terhadap saluran pernapasan dan peradangan pada saluran pencernaan dan lambung," ujar Genman.
Tim menyisihkan organ dalam gajah untuk dilakukan uji laboratorium untuk memastikan penyebab kematian gajah.
"Selanjutnya kami akan melakukan pengumpulan bahan dan keterangan dan berkoordinasi dengan penegak hukum untuk upaya hukum lebih lanjut," kata Genman.
Genman menegaskan gajah Sumatera merupakan salah satu jenis satwa liar yang dilindungi undang-undang.
"Kami menghimbau dan meminta kepada semua pihak agar memberikan perlindungan yang serius terhadap keberadaannya mengingat fungsinya sebagai salah satu faktor mempercepat pemulihan ekosistem hutan dan sebagai titipan untuk generasi mendatang," imbau Genman. (*)