Setelah Panggil Effendi Simbolon yang Sebut Prabowo Cocok Nahkodai Indonesia, Begini Penjelasan PDIP
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan telah memanggil anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon usai menyebut Prabowo cocok menahkodai Indonesia. Panggilan klarifikasi dilakukan Senin (10/7/2021) tadi.
Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menyebut hasil klarifikasi akan dibawa dalam rapat DPP. Menurutnya, pemanggilan yang dilakukan sesuai dengan mekanisme yang berlaku di internal partai.
"Sehingga dengan klarifikasi ini menunjukkan berbagai dokumen-dokumen yang ada, dan kemudian disimpulkan bahwa proses klarifikasi sudah dilaksanakan sesuai dengan mekanisme partai," ucap Hasto kepada wartawan.
Ditanya soal sanksi yang diberikan partai terhadap Effendi terkait pernyataanya itu, Hasto mengatakan saat ini pihaknya hanya melakukan klarifikasi terlebih dahulu. Setelah itu, kata dia, hasil klarifikasi bakal dibawa dalam rapat DPP.
"Jadi kalau dalam kasus ini klarifikasi, kemudian dibahas di dalam rapat DPP partai. Jadi ada dua jalur, rapat DPP dulu, kemudian dilakukan konfirmasi. Disini dilakukan konfirmasi dahulu kemudian nanti dibawa di dalam rapat DPP Partai," jelas Hasto.
"Ini sudah dilakukan suatu klarifikasi, kami akan melaporkan di dalam rapat DPP," imbuhnya.
Sementara terkait ada tidaknya aturan partai yang dilanggar oleh Effendi, Hasto mengatakan, pihaknya masih akan membahas hal tersebut di dalam rapat DPP partai.
"Tetapi yang jelas di dalam pernyataan yang digoreng itu kan Pak Effendi Simbolon menegaskan yang pertama taat sepenuhnya sebagai kader, keputusan DPP partai yang untuk mendukung Pak Ganjar," kata Hasto.
"Kemudian yang kedua sebagai tuan rumah, mengapresiasi kehadiran Pak Prabowo. Buktinya jadi tadi disampaikan suatu masukan-masukan terkait dengan kebijakan pertahanan, jadi objektif disitu," imbuhnya.
Hasto menyatakan diundangnya Prabowo dalam acara Punguan Simbolon dohot Barona se-Indonesia (PSBI) pada Jumat (7/7/2023) itu hanya untuk menyampaikan seputar bela negara.
Hasto menyatakan Effendi tetap setia dengan keputusan partai untuk mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden di Pilpres 2024 bukan Prabowo.
"Dalam penjelasan (Effendi Simbolon), sangat clear bahwa Pak Effendi sebagai kader partai taat sepenuhnya untuk mendukung keputusan dari Ketua Umum PDIP Ibu Megawati dan akan berjuang di dalam memenangkan Pak Ganjar Pranowo sebagai capres yang diusung oleh PDI Perjuangan bersama dengan partai-partai lain," ujar Hasto.
Bahkan, Hasto menyatakan dalam klarifikasi Effendi malah mengkritisi kebijakan Prabowo sebagai Menteri Pertahanan yang membeli pesawat tempur Mirage dari Qatar.
"Misalnya terkait dengan kebijakan pembelian pesawat Mirage dari Qatar yang merupakan kebijakan yang tidak tepat. Bahkan, disebut berpotensi melanggar UU. Demikian pula berbagai kebijakan-kebijakan pertahanan lain dalam pengadaan alutsista, yang dilaksanakan secara tidak proper," ucapnya.
Berharap Sosok Prabowo
Sebelumnya, dalam acara PSBI, Effendi Simbolon menyampaikan harapannya Indonesia akan dipimpin oleh sosok yang handal 2024 nanti. Ia menyebut sosok handal yang dimaksud seperti Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Kalau saya pernah menyampaikan, saya melihat seyogyanya yang bertarung sekarang itu ada Prabowo-Prabowo yang setara gitu, jadi kelasnya itu sama, kelas-kelas kalau ada 3 ada 4, ya sekelas Prabowo lah," kata Effendi usai acara pembukaan PSBI di Hotel Arya Duta, Gambir, Jumat (7/7).
"Tadi kan pertanyaannya, pertanyaan saya pribadi, kepada saya pribadi. Saya secara jujur berharap Indonesia dinahkodai oleh pemimpin yang punya kehandalan," imbuh Effendi.
Effendi Simbolon mengatakan penilaiannya terhadap Prabowo adalah objektif. Effendi membahas ulang yang disampaikan Prabowo.
"Tadi disampaikan Pak Prabowo begitu besarnya aset bangsa, aset negara, aktiva negara, tapi kita kemudian tidak mampu mengoptimalkan itu menjadi sesuatu yang bermanfaat. Tidak ada lagi yang kemudian kita stunting, kemiskinan, dan seterusnya," ucap Effendi.
"Nah tadi saya kira kita bisa membaca lah, secara jujur, secara objektif, saya melihat figur itu ada di Pak Prabowo," sambung dia. (*)