Muhammadiyah Minta Presidential Threshold Diturunkan, Buka Peluang Capres Bertambah
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyoroti soal ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen. Ia mengusulkan penurunan ambang batas pencalonan presiden itu sehingga membuka peluang kandidat calon presiden lebih banyak.
"Ke depan sebenarnya harus ada perbaikan (presidential threshold) 20 persen harus diturunkan lagi biar nanti pasangan calon lebih banyak. Memang kalau terlalu banyak itu 'kan repot juga. Akan tetapi jangan terlalu terbatas juga," kata Haedar seusai peresmian SM Tower and Convention, Yogyakarta, Sabtu (25/6/2023).
Ia mengatakan, di negara demokrasi idealnya pasangan calon presiden dan wakil presiden tidak cukup dua atau tiga pasangan. Sebab itu, ke depan Haedar mengatakan perlu bertambah menjadi enam sampai tujuh pasangan calon.
"Demokrasi jangan terlalu ingin nanti mutlak besar menangnya, justru dalam proses demokrasi yang cair seperti itu dan terbuka banyak calon itu, proses check and balances itu terbuka," ujar dia.
Dengan pilihan capres yang lebih banyak, menurut dia, ruang publik makin tersalurkan sehingga tidak terjadi apatisme politik.
Selain itu, Haedar juga meminta seluruh peserta pemilu maupun masyarakat agar dewasa dalam berpolitik dengan menganggap capres sebagai anak bangsa, bukan sekadar milik golongan tertentu.
"Dari mana calon presiden datangnya, dia harus ditempatkan sebagai anak bangsa. Dia harus ditempatkan sebagai milik bangsa. Ketika jadi, siapa pun dia harus menjadi milik bangsa, milik Indonesia, dan jangan lagi menjadi milik satu partai, satu golongan, atau satu koalisi," kata dia.
Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 masih akan menerapkan presidential threshold sebesar 20 persen. Hingga kini ada tiga koalisi yang sudah memenuhi ambang batas itu. Ketiganya adalah Koalisi pendukung Ganjar Pranowo yang terdiri dari PDIP, PPP, Perindo, dan Hanura; Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang mengusung Prabowo sebagai capres, dan Koalisi Perubahan yang terdiri dari NasDem, PKS, dan Partai Demokrat dengan calon mereka Anies Baswedan.
Sebelumnya ada Koalisi Indonesia Bersatu yang terdiri dari Golkar, PAN, dan PPP. Namun hingga kini, koalisi itu belum mengumumkan calon presiden mereka. PPP justru memilih mengusung Ganjar Pranowo dengan mengusulkan Sandiaga Uno sebagai cawapresnya.
Sementara PAN mengajukan Erick Thohir sebagai bakal cawapres ke koalisi pendukung Ganjar dan juga ke koalisi pengusung Prabowo. (*)