Massa Tuntut DPRD Rohil Gunakan Hak Interpelasi dan Angket Terkait Heboh Penggerebekan Wabup Sulaiman di Kamar Hotel
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Sejumlah massa menggereduk kantor DPRD Rokan Hilir menuntut para wakil rakyat menggunakan hak interpelasi dan hak angket atas penggerebekan Wakil Bupati Sulaiman Azhar di kamar hotel bersama seorang wanita pejabat Dispenda Rohil. Massa meminta kasus tersebut diproses secara politik.
Aksi massa yang menamakan dirinya Gerakan Masyarakat Rokan Hilir Menggugat berlangsung di halaman kantor DPRD Rohil, Kamis (22/6/2023). Mereka memajang sejumlah spanduk berisi desakan agar DPRD Rohil menindaklanjuti kasus yang menjadi isu nasional tersebut.
Sempat terjadi aksi saling dorong antara massa dengan petugas keamanan. Mereka memaksa masuk untuk menyegel kantor DPRD karena tak kunjung ditemui anggota Dewan.
Dalam orasinya, Koordinator Umum Aksi Eka Rahayu, meminta DPRD Rohil menggunakan hak interpelasi dan hak angket sebagai tindak lanjut dari penggerebekan yang dilakukan Polda Riau di kamar Priemer Hotel Pekanbaru, bulan lalu.
Massa juga mengingatkan akan kembali melakukan aksi serta langkah hukum jika tuntutan mereka tidak segera dipenuhi.
Sementara itu anggota DPRD Rohil, Hermawan yang menemui massa berjanji akan segera menggelar rapat bersama pimpinan untuk membahas tuntutan masyarakat tersebut.
Setelah menyampaikan aspirasi dan ditemui anggota DPRD, masa aksi membubarkan diri dengan tertib.
Istri Percaya Wabup
Sebelumnya, Wakil Bupati Rohil Sulaiman dan anak buahnya seorang wanita pejabat Dispenda berinisial DRS diamankan dalam operasi rutin Direktorat Reskrimum Polda Riau, Kamis (25/5/2023) malam lalu.
Namun, Sari Eka Rahmi, istri Sulaiman tetap percaya dengan sang suami. Rahmi yakin kalau suaminya ke kamar hotel untuk mengantarkan obat.
"Pokoknya saya percaya sama Abang (Sulaiman), saya percaya 1.000 persen," ucap Rahmi kepada media, Minggu (28/5/2023) lalu.
Rahmi mengaku kalau dirinya sendiri yang meminta sang suami mengantarkan obat ke wanita tersebut. Hal itu dia lakukan lantaran merasa berhutang budi karena sering dibantu.
"Itu suruhan saya, itu bantulah Dona itu Bang (antarkan obat) ya, kita sering minta bantu sama dia," katanya.
Rahmi juga mengaku sempat mengobrol dengan sang suami sesaat setelah diamankan polisi. Namun dia diminta untuk tetap tenang setelah kaget mendapat kabar tersebut.
"Saya telepon malam itu. Abang bilang tenanglah, terkejutkan," ucap Rahmi.Rahmi juga sempat menawarkan dirinya untuk datang ke Polda Riau. Dia mengaku sering berkomunikasi dengan suaminya itu sebelum penggerebekan terjadi.
"Apa perlu saya ke situ, abang bilang 'tak apalah'. Ya kalau saya tidak tahu, ngamuklah saya kan. Tapi ini sudah sering komunikasi," kata Rahmi lagi.
Lebih lanjut, Rahmi mengaku tak mempersoalkan isu yang sedang ramai menimpa suaminya. Dia bahkan tak mau membawa persoalan tersebut ke ranah hukum. (R-02)