Gawat! Riau Juara 1 Provinsi Paling Banyak Kena Serangan Siber di Indonesia, Diserang Sebanyak 54 Juta Kali
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Provinsi Riau menempati rangking pertama nasional jumlah serangan siber terbanyak di Indonesia. Bahkan, serangan siber di Riau jauh lebih besar ketimbang di ibukota negara Jakarta.
Berdasarkan data serangan siber milik BSSN, Honeynet, per 9 Juni, total serangan terhadap Riau pada 2023 mencapai 54.313.225 kali.
Sementara Jakarta menyusul 22.675.621 serangan, Jawa Tengah 14.493.173 serangan dan Jawa Timur 9.206.864.
Kemudian Jawa Barat 8.022.221, Kalimantan Barat 6.536.439 serangan, Aceh 5.566.410, Bali 5.715.782 Sumatera Selatan 3.955.734, Banten 3.722.186.
Juru Bicara BSSN Ariandi Putra menyebut data yang ada di honeynet.bssn.go.id diambil berdasarkan data yang dipasang honeypot pada perangkat stakeholder. Jika terdapat nol serangan, maka honeypot belum dipasang atau dalam proses pemeliharaan.
"Apabila pada dashboard honeynet terdapat provinsi yang sama sekali tidak menampilkan data serangan siber, maka pada titik tersebut sejauh ini belum terpasang perangkat honeypot atau dalam periode tertentu masih dalam proses pemeliharaan," kata Ariandi pekan lalu.
Ariandi menjelaskan pemasangan perangkat honeypot diserahkan sepenuhnya kepada stakeholder karena layanan honeynet bersifat tidak memaksa.
Di samping itu Ariandi menjelaskan data honeynet.bssn.go.id yang menampilkan data serangan berdasarkan agregasi data, bersumber dari perangkat honeypot yang terpasang pada stakeholder honeynet BSSN.
Periode penghitungan serangan siber ini sendiri dimulai sejak 1 Januari hingga berita ditulis, Jumat (9/6). Momentum tingginya serangan siber terjadi pada 1 Januari hingga 6 Januari, kemudian meningkat lagi pada 17 April dan kembali melandai pada 27 April.
Kemudian di momentum libur lebaran pada 25 April, serangan siber juga meningkat hingga 1,7 jutaan per hari. Kemudian serangan kembali melandai pada 27 April dengan rata-rata serangan 700 ribuan per hari.
Jenis serangan siber yang dilancarkan kepada para korban di antaranya dalam bentuk malware trojan. (*)