Awas Binatang Rabies, Ini Ciri-ciri dan Langkah Penanganannya
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Dua balita di Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan seorang balita berusia 5 tahun di Bali dilaporkan meninggal dunia karena terinfeksi rabies. Tiga korban tersebut menambah rangkaian kasus kematian akibat rabies.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat, pada 2023 ini sudah lebih dari 31 ribu kasus gigitan yang diduga rabies. 11 di antaranya berakhir dengan kematian.
"Dan 2023 sampai saat ini sudah lebih dari 31 ribu kasus gigitan yang dilaporkan, dan ada 11 kematian," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Imran Pambudi , Sabtu (17/6/2023).
Imran menambahkan, hingga Mei 2023 terdapat 25 provinsi yang menjadi endemis rabies, hanya delapan provinsi yang bebas penyakit rabies.
Mengutip dari situs ayosehat.kemkes.go.id, Rabies dikenal juga sebagai penyakit anjing gila. Rabies merupakan penyakit infeksi pada sistem syaraf pusat (otak) yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini dapat ditularkan melalui gigitan hewan yang terkena rabies.
Hewan yang dapat menularkan penyakit rabies pada manusia di antaranya adalah anjing, kucing, dan kera. Selain hewan tersebut, beberapa hewan liar yang dapat menularkan rabies yaitu rubah dan musang.
Di Indonesia, hewan yang paling sering menularkan rabies pada manusia adalah anjing (98%) dan sisanya oleh kucing dan kera (2%).
Ada sejumlah ciri-ciri hewan peliharan khususnya anjing yang sudah terjangkit rabies. Berikut penjelasannya.
Tipe Ganas
1. Suara menjadi parau.
2. Tidak menurut perintah majikan.
3. Menggigit dan menyerang apa saja yang bergerak/dijumpai.
4. Lari tanpa tujuan.
5. Lupa pulang.
6. Berkelahi tak mau kalah.
7. Ekor berada diantara dua paha.
8. Kejang-kejang yang disusul kelumpuhan.
9. Biasanya mati dalam 4-7 hari setelah gejala pertama muncul.
Tipe Tenang
1. Bersembunyi di tempat gelap dan sejuk.
2. Tidak mampu menelan.
3. Mulut terbuka.
4. Air liur berlebihan.
5. Kejang-kejang berlangsung singkat bahkan sering tidak terlihat.
6. Kelumpuhan.
7. Kematian terjadi dalam waktu singkat.
Ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk penanganan jika terkena dan terluka akibat gigitan hewan terjangkit rabies. Berikut tipsnya dikutip dari situs ayosehat.kemkes.go.id.
- Cuci luka gigitan secepatnya dengan sabun/deterjen pada air mengalir selama 15 menit lalu diberi antiseptik seperti obat merah dan sejenisnya.
- Segera pergi ke Rabies Center (Puskesmas atau Rumah Sakit) untuk dilakukan kembali pencucian luka dan mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) atau VAR dan Serum Anti Rabies (SAR) sesuai indikasi.
- Berikan Serum Anti Rabies (SAR) seusai indikasi penanganan luka gigitan sesegera mungkin setelah terpapar hewan rabies, efektif dapat mencegah timbulnya gejala dan kematian.
Cara Pencegahan Rabies
- Ikat dan atau kandangkan hewan penular rabies.
- Jika hewan penular rabies dibawa keluar rumah maka perlu dilengkapi pengaman mulut (dibrongsong).
- Vaksinasi hewan penular rabies secara berkala.
- Jika manusia terlanjur tergigit, lakukan cuci luka dengan sabun atau deterjen menggunakan air mengalir selama 15 menit sesegera mungkin oleh penderita atau keluarga lalu segera ke puskesmas atau rumah sakit untuk mendapat tatalaksana penanganan kasus gigitan hewan penular rabies sesuai prosedur.
- Untuk kelompok risiko tinggi tertular rabies seperti petugas laboratorium berhubungan dengan virus rabies, vaksinator, dokter/perawat yang merawat pasien rabies, dokter hewan dan setiap orang yang mempunyai potensi kontak langsung dengan hewan penular rabies dapat diberikan imunisasi/kekebalan terhadap virus rabies (Pre exposure Immunization).
Tips Waspada Rabies
- Ikat dan berikan kalung tanda kepemilikan untuk hewan peliharaan.
- Kandangkan anjing atau kucing peliharaan anda dan jangan diliarkan.
- Vaksinasi Kan anjing atau kucing peliharaan anda secara teratur ke dokter hewan terdekat.
- Hindari atau jangan terlalu dekat dengan anjing, kucing atau kera jika anda berada di wilayah-wilayah tertular rabies. (*)