Heboh Grup WhatsApp LGBT Siswa SD di Pekanbaru, Ini Respon Muflihun
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) memantau temuan grup WhatsApp LGBT pada sejumlah siswa sekolah dasar di Pekanbaru. Pemerintah Kota Pekanbaru diminta mendalami temuan grup penyimpangan orientasi seksual tersebut.
Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA, Nahar mengetahui viralnya sejumlah siswa di SD itu mempunyai komunitas bagi mereka yang LGBT. Temuan tersebut diperoleh ketika ponsel para siswa dirazia oleh guru sekolah.
"Kami sudah koordinasi dan kami berharap dilakukan pendalaman terhadap tersebut," kata Nahar
Nahar menyebut pendalaman temuan ini diharapkan dapat menemukan akar masalahnya. Nahar memberi sinyal perlunya solusi psikologis guna memperbaiki perilaku para siswa SD.
"Ketika misalnya ini persoalan hal-hal terkait dengan perilaku, maka tentu harus ada upaya-upaya, ketika ini terkait dengan misalnya persoalan hukum nanti akan diselesaikan," ujar Nahar.
Nahar mengajak para orang tua dan guru supaya lebih memperhatikan perilaku anak di rumah dan di sekolah. Nahar tak ingin virus LGBT merusak generasi bangsa.
"Kita berharap sih sekolah jadi tempat yang tepat untuk menyiapkan generasi bangsa. Jadi kalau misalnya ada hal-hal yang nanti akan menghambat atau berpengaruh ke tumbuh kembang anak agar segera dilakukan upaya-upaya itu (perbaikan)," ucapnya
Ia pun mengimbau kepada seluruh orang tua dan para guru di sekolah yang mengajar langsung anak-anak tersebut agar lebih jauh menjangkau perilaku anak, baik di rumah maupun di sekolah. Selain itu ia juga meminta orang tua agar lebih memperhatikan pergaulan anak.
"Kita berharap sekolah jadi tempat yang tepat untuk menyiapkan generasi bangsa. Jadi kalau misalnya ada hal-hal yang nanti akan menghambat atau berpengaruh ke tumbuh kembang anak agar segera dilakukan upaya-upaya itu," pungkasnya.
Sikap Pemko Pekanbaru
Penjabat Wali Kota Pekanbaru Muflihun mengaku prihatin atas temuan grup WhatsApp Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) pada sejumlah siswa sekolah dasar di Kota Pekanbaru. Ia akan mengumpulkan kepala sekolah dan Kepala Dinas Pendidikan untuk membahas informasi tersebut.
"Pekan depan ini bersama Sekda dan Disdik kami mau rapat dengan seluruh kepala sekolah SMP, SD bahkan PAUD," kata Muflihun di Pekanbaru, Jumat (16/6/2023)
Ia mengingatkan agar anak-anak di rumah dan di sekolah bisa dipantau orangtua dan guru karena LGBT itu sulit terdeteksi.
"Dengan harapan yang namanya anak ini di rumah itu kan orangtua, di sekolah itu guru. Harapan kita anak itu bisa dipantau, bisa dilihat. Kalau LGBT itu susah menanganinya. Karena orang melihat laki-laki sama laki-laki berdua orang melihat seakan berkawan biasa. Sehingga susah untuk menanganinya," ujar Uun, panggilan populer Muflihun.
Untuk memberantas agar virus LGBT ini tidak semakin parah, Pemko Pekanbaru akan menggandeng Dinas Pendidikan Pekanbaru dengan menambahkan pelajaran muatan lokal ada materi anti LGBT di dalamnya.
"Kita punya program di Dinas Pendidikan, agar memasukkan ke muatan lokal tentang pendidikan diberikan dari usia dini baik dari PAUD, SD, SMP," ulasnya.
Muflihun juga meminta dan mengimbau semua pemuka agama yang ada di Pekanbaru untuk sama-sama membangun gerakan masif menentang penyebaran LGBT ini melalui rumah-rumah ibadah.
"Yang ada ini sekarang pelan-pelan kita minta. Bahkan ini kita sudah sampaikan ke MUI juga secara masif baik itu di masjid bisa disampaikan tentang peran orangtua menyikapi peran LGBT yang ada di Pekanbaru ini.
Kemudian memberi santapan rohani melalui seluruh pemuka agama yakni ulama, pendeta, seperti di masjid, gereja, vihara bisa menyiarkan secara masif bagaimana agar LGBT ini bisa terhindar dari Pekanbaru. (*)