Sudah 56 Calon Haji Asal Indonesia Meninggal di Tanah Suci, Paling Tinggi Sepanjang Penyelenggaraan Haji
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Jumlah jemaah haji Indonesia yang wafat di hari ke-21 musim haji 1444 Hijriah melampaui tahun-tahun sebelumnya. KKHI mengungkapkan penyebab utamanya dan memberikan himbauan terutama bagi pasien dengan komorbid (penyakit penyerta).
Sebagai informasi, penyakit komorbid adalah kondisi ketika seseorang mengidap dua atau lebih masalah kesehatan secara bersamaan.
"Terkait dengan tingginya kematian bukan hanya satu faktor tapi ada beberapa faktor. Satu, ada faktor komorbid jemaah itu sendiri. Kemudian yang kedua terkait aktivitas fisik yang dilakukan jemaah selain daripada komorbid tadi," jelas Kasie Kesehatan Daker Makkah, dr Andi Ardjuna di KKHI, Senin (12/6/2023).
Pasien dengan komorbid yang dibawa dari tanah air menjadi faktor yang mendapatkan perhatian. Oleh karena itu KKHI melakukan antisipasi-antisipasi dengan pemeriksaan kembali terkait dengan jemaah yang berisiko tinggi ini.
"Buat antisipasi, satu terkait dengan pemeriksaan kembali, terkait dengan jemaah yang masih risti. Upaya lain memberikan informasi edukasi kepada jemaah terkait dengan aktivitas yang akan dilakukan baik terkait dengan edukasi pelaksanaan ibadahnya maupun tahap yang harus dilakukan," tambahnya.
Menurut data Siskohat per tanggal 13 Juni 2023 pukul 10.21 WAS (Waktu Arab Saudi), sudah ada 56 orang jemaah haji Indonesia meninggal dunia. Jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya hingga hari ke-21, tahun ini merupakan kumulatif wafat tertinggi.
Sedangkan jemaah yang dirawat di berbagai rumah sakit sebanyak 258 orang. KKHI Makkah sendiri tengah merawat 133 orang menurut data Siskohat per tanggal 13 Juni 2023 pukul 10.21 WAS.
"Kepada jemaah yang sudah berada di Arab Saudi dan nanti akan tiba satu terkait kesehatan pemeriksaan kesehatan, kemudian membawa obat-obatan yang senantiasa digunakan. kemudian dalam rangka aktivitas diimbau memperhitungkan waktu dan timing yang tepat dalam berakivitas.
Bagi jemaah yang lansia khususnya pengaturan ini atau aktivitas kalau bisa dilakukan di sekitar hotel sambil kita menunggu ibadah haji khususnya Armuzna," himbau dr Ardjuna.
"Kita harapkan satu lagi terkait dengan kondisi cuaca. Kondisi cuaca di Makkah sampai 45 derajat. Kita harapkan bagi jemaah minum jangan menunggu haus, ini kita harapkan minum tanpa menunggu haus paling tidak memberikan respon-respon baik kepada tubuh kita," pungkasnya. (*)