Pencuri Spesialis Tong Sampah Marak di Selatpanjang, Dinas Perkimtan LH Meranti Cari Akal Bikin dari Keranjang Bekas
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman Rakyat, dan Lingkungan Hidup (Perkimtan dan LH) Kepulauan Meranti kini dipusingkan dengan banyak hilangnya tong sampah di sejumlah titik jalan di Selatpanjang. Belum lagi urusan sampah yang menumpuk, namun dinas tersebut kewalahan menghadapi aksi kriminal pencurian tong sampah.
Kepala Dinas PerkimtanLH Kepulauan Meranti, Saiful Bahri mengatakan upaya memperindah kota dari tumpukan sampah saat ini diganggu oleh tindakan tak bertanggung jawab. Tong sampah yang ditempatkan di pinggir jalan tersebut banyak dicuri.
"Sudah banyak tong sampah dengan berbagai bentuk, mungkin sudah puluhan jenis kita letakkan di pinggir jalan. Namun sering hilang entah kemana. Sepertinya ada yang spesialis pencuri tong sampah," ujar Saiful kesal, Selasa (13/6/2023).
Akibatnya, sampah berserakan bukan pada tempatnya. Di antaranya sisa bungkus plastik, makanan dan minuman membusuk mengeluarkan aroma tidak sedap, tajam menusuk hidung.
"Akibat tidak ada tong, sampah menjadi berserakan dan mengeluarkan bau busuk," tuturnya.
Saiful lalu mencari ide dengan menyulap keranjang-keranjang bekas yang dimodifikasi menjadi tempat pembuangan sampah dan diletakkan di titik-titik rawan bersampah.
Dengan keterbatasan yang ada pada pemerintah saat ini, diharapkan masyarakat juga berkontribusi dan ikut serta dalam menjaga kebersihan.
Menggunakan keranjang sampah yang dimodifikasi, kata Saiful bukan tanpa alasan. Pihaknya terpaksa mencari akal agar pencurian tong sampah tidak terjadi lagi.
"Makanya kita akan back to basic saja, menggunakan tempat sampah dari barang bekas," ujarnya.
Sampah 24 Ton per Hari
Saiful menjelaskan, untuk wilayah Selatpanjang saja ada sebanyak 24 ton sampah diproduksi setiap harinya. Tim bekerja pagi, siang dan malam untuk mengangkut seluruh sampah tersebut ke TPS di Desa Gogok.
"Jadi setiap orang itu menghasilkan sekitar 0,4 kilogram setiap harinya. Diharapkan ini menjadi perhatian kota bersama," tuturnya.
Saiful tidak memungkiri saat ini tempat penampungan sampah belum mencapai ke seluruh permukiman warga. Namun untuk tempat-tempat krusial sudah disiapkan seperti di Pasar Sandang Pangan, Pasar Modern dan Jalan Dorak.
Pihaknya juga sudah bersurat kepada seluruh kelurahan untuk dicarikan tempat untuk dibangunkan tempat penampungan sampah sementara.
"Kita sudah bersurat dan masih menunggu kesepakatan dari lurahnya," jelasnya.
Bank Sampah
Untuk mengurangi masalah sampah, saat ini kata Saiful, pihaknya sedang membuat program bank sampah. Dimana sampah-sampah yang masih bernilai ekonomis bisa dijual ke kantor dinas dan menghasilkan uang.
"Bank Sampah ini bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan dari persampahan. Barang bekas yang sudah tidak terpakai dan masih bernilai ekonomis bisa dijual ke kantor," kata Saiful.
Saat ini, Dinas Perkimtan LH menyediakan 4 tong besar sebagai tempat memilah sampah berdasarkan jenisnya.
"Jadi setiap warga yang menjual sampahnya ke dinas akan jadi nasabah kita. Harganya sudah disesuaikan dengan harga pasar, jadi tidak perlu ragu dengan persaingan harga," ungkapnya.
Adapun anggaran yang digunakan untuk membeli sampah dari para warga bersumber dari investasi awal para pegawai di PerkimtanLH.
Adapun harga beli sampah oleh Dinas PerkimtanLH di antaranya adalah plastik PE hargano Rp 2.000 per kg, kantong plastik dihargai Rp 1.000 per kg, botol pet bening seharga Rp 1.500 per kg, botol blowing dihargai Rp 1.000 per kg dan kertas HVS dibeli seharga 1.000 per kg. (R-01)