Harga Babi Naik, Warga Jadikan Daging Buaya Santapan Murah Meriah
SabangMerauke News - Di tengah tingginya harga daging babi, warga Thailand berbondong-bondong beralih ke daging buaya.
Peternakan babi Thailand dikabarkan sedang menghadapi krisis. Pekan lalu, pemerintah mengatakan ada kasus flu babi Afrika di negara itu. Akibatnya, pasokan babi pun menurun dan memicu lonjakan harga.
Sebagai alternatif, warga pun beralih membeli daging buaya. Warga menilai buaya memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan babi serta harganya jauh lebih murah.
Satu kilogram daging buaya dibanderol sekitar US$2. Harga ini lebih rendah dibandingkan harga babi di pasaran yang melonjak hingga US$6 per kilo.
Pedagang daging buaya, Wichai Rungtaweechai, mengatakan sejak harga babi melambung, ia mendapatkan banyak pesanan daging buaya.
"Awalnya saya tidak tahu bagaimana menangani permintaan. Restoran dan pedagang daging meminta daging buaya dalam jumlah besar dikirim ke mereka. Sementara pelanggan lain yang ingin mencoba daging buaya memesan untuk dibawa pulang," kata Rungtaweechai, seperti dikutip dari SCMP, Sabtu (22/1/2022).
Beralihnya pembelian daging babi ke buaya ini tak lain akibat kemunculan flu babi Afrika di Thailand. Setelah berbulan-bulan menyangkal, otoritas Thailand pun mengakui ada infeksi virus tersebut di negaranya.
Flu babi diketahui telah membunuh jutaan babi di Eropa dan Asia selama beberapa tahun belakangan. Hal ini mengakibatkan daging babi menjadi langka dan melonjaknya harga pasokan.
Untuk mengatasi hal ini, ratusan ribu babi di Thailand dimusnahkan, sementara negara lain yaitu Taiwan dan Kamboja melarang impor babi Thailand. (*)