Jalan Spiritual Pangeran Siddharta Gautama Tinggalkan Istana, Sang Budha Petapa yang Mencerahkan Dunia
SABANGMERAUKE NEWS - Bagi umat Buddha, hari raya Waisak merupakan perayaan kelahiran Sang Buddha. Umat Buddha percaya bahwa Sang Buddha adalah seorang pria yang bernama Siddharta Gautama.
Dia merupakan pendiri sekaligus penyebar agama Buddha sejak ribuan tahun yang lalu. Sebutan Buddha diberikan sebagai gelar yang berarti seorang yang tercerahkan atau terbangun.
Kelahiran Siddharta Gautama sudah diramalkan oleh cenanyang bernama Asita.
Masih dari sumber yang sama, Asita mengungkapkan bahwa Siddharta kecil kelak akan menjadi pemimpin yang hebat. Mungkin juga menjadi maharaja seluruh India.
Jika dia tumbuh dalam kehidupan religius, Siddharta akan menjadi pertama yang mulia. Ketika hal itu dihubungkan dengan keturunannya yang mulia, maka mungkin bisa menjadi penyelamat dunia.
Siddharta tumbuh menjadi anak yang cerdas dan sangat pandai. Di usia 7 tahun, Siddharta sudah mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.
Dia menikah dengan Putri Yasodhara ketika berusia 16 tahun. Namun, ramalan Asita menghantui ayah Siddharta. Sang ayah khawatir jika Siddharta memutuskan untuk meninggalkan istana dan menjadi pertapa.
Pasalnya, Raja lebih memilih anaknya untuk mewarisi kekuasaannya sebagai raja.
Siddharta Gautama menjadi Buddha
Kekhawatiran Raja menjadi nyata. Di usia 29 tahun, Siddharta memutuskan untuk meninggalkan istana, istri, dan anaknya yang baru lahir.
Ia pergi untuk menjadi seorang pertapa yang bertujuan menemukan cara untuk menghilangkan penderitaan atau membebaskan manusia dari usia tua, sakit, dan mati.
Keputusannya ini muncul setelah dirinya berjumpa dengan orang tua, orang sakit, orang mati, dan seorang pertapa yang sebelumnya dilarang ditemuinya.
Siddharta kemudian bermeditasi menggunakan berbagai guru spiritual yang membimbingnya. Ia bermediasi di bawah pohon Bodhi untuk mendapatkan penerangan Agung.
Setelah enam tahun, konon Siddharta mendapatkan kenyataan bahwa bertapa dengan menyiksa diri maupun hidup terlalu berfoya-foya, bukanlah jawaban akan sesuatu hal yang mampu melampaui penderitaan dan karma.
Pemikiran tersebut dianggap menyimpang dari aliran Hindu pada masa itu. Alhasil, ia pun mengembara ke sebelah selatan India untuk mencari prinsip-prinsip spiritual yang dapat membentuk fondasi Buddhisme.
Pada akhirnya di bawah pohon Bodhi, ia memperoleh apa yang dicita-citakannya, yakni ajaran tentang sebab akibat penderitaan dan cara-cara mendapatkan kelepasan yang tersimpul dalam pandangan filosofis.
Pertapa Siddharta telah mencapai Pencerahan Sempurna dan menjadi Samyaksam-Buddha (Sammasam-Buddha), tepat pada saat bulan Purnama Siddhi di bulan Waisak ketika ia berusia 35 tahun.
Menyebarkan Agama Buddha
Buddha Gautama mendapat gelar setelah mencapai pencerahan sempurna, seperti Buddha Gautama, Sakyamuni, Tathagata (Ia Yang Telah Datang, Ia Yang Telah Pergi), Sugata (Yang Maha Tahu), Bhagava (Yang Agung).
Dia menyampaikan khotbah pertamanya di Taman Rusa, Isipatan, Samath kepada lima pertama yang dulu menjadi rekan bertapanya.
Selama 45 tahun, ia menyampaikan khotbahnya demi kebahagiaan umat manusia hingga memasuki Maha Pari-Nibbana di Kusinara pada usia 80 tahun.
Sepanjang hidupnya, Buddha Gautama menyebarkan ajarannya kepada sejumlah orang hingga dirinya meninggal pada 486 SM.
Setelah Sang Buddha meninggal, tidak ada penerus yang menyebarkan ajarannya karena muncul banyak aliran agama Buddha dalam waktu 400 tahun.
Beberapa aliran agama Buddha adalah Buddha Nikaya dan Buddha Mahayana yang masih tersisa hingga sekarang.
Penyebaran agama Buddha di Indonesia Buddha merupakan agama tertua di dunia. Agama ini masuk ke Indonesia sekitar abad ke-5. Hal ini merujuk pada peninggalan prasasti yang ada.
Sementara kerajaan bercorak Buddha pertama di Indonesia didirikan antara abad ke-7 sampai dengan abad ke-12, yakni Kerajaan Sriwijaya.
Agama Buddha masuk ke Indonesia lewat jalur perdagangan dan dibawa oleh pengelana China, Fa Hien. Agama Buddha terus berkembang di masa kerajaan Majapahit hingga pada ke-20.
Meyoritas pemeluk Buddha tersebar di di Jakarta, Riau, Sumatera Utara, dan Kalimantan Barat. (*)