Ironi Ekonomi Kabupaten Kaya Bengkalis, PDRB Terus Anjlok Terjebak Ketergantungan Minyak Bumi, Ini Datanya
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Pertumbuhan ekonomi berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bengkalis terus anjlok. Ketergantungan yang tinggi ekonomi daerah pada hasil minyak bumi yakni dalam bentuk dana bagi hasil (DBH) diduga menjadi salah satu pemicunya. Pada sisi lain, pemimpin daerah dinilai tak mampu menggerakkan pertambahan nilai produk.
Berdasarkan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bengkalis 2021-2026, terungkap PDRB Bengkalis mengalami pertumbuhan negatif (kontraksi) yang cukup tajam sejak tahun 2016 silam. Dokumen RPJMD itu disahkan dalam Peraturan Daerah Bengkalis Nomor 3 Tahun 2021.
Adapun total PDRB berdasarkan harga konstan, nilai perekonomian Kabupaten Bengkalis mengalami penurunan sebesar 8,34 persen selama periode 2016-2020.
Sedangkan berdasarkan harga berlaku, PDRB Kabupaten Bengkalis mengalami penurunan lebih besar mencapai 12,34 persen.
Hal ini disebabkan karena perkembangan nilai produksi sektor pertambangan mengalami kontraksi selama periode 2016-2020. Sektor pertambangan mengalami penurunan pertumbuhan sekitar 5 persen hingga 6 persen per tahun.
Sementara sektor-sektor lain mengalami pertumbuhan positif dalam periode 2016-2019. Khusus sejak tahun 2020 dikarenakan adanya pandemi Covid-19, beberapa sektor lain mengalami sedikit penurunan dibanding tahun 2019.
Sektor yang mengalami penurunan dari tahun 2019 ke tahun 2020 selain sektor pertambangan dan penggalian adalah sektor konstruksi, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, transportasi dan pergudangan.
Selain itu sektor yang menurun yakni enyediaan akomodasi dan makan Mlminum, jasa perusahaan, administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib dan sektor jasa lainnya .
Penurunan nilai output beberapa sektor perekonomian tersebut pada tahun 2020 disebabkan karena pembatasan kegiatan pada masa pandemi, seperti pengalihan biaya pembangunan beberapa infrastruktur untuk penanganan Covid-19 telah menyebabkan banyak kegiatan pembangunan di daerah ditunda.
Pertumbuhan ekonomi Bengkalis dengan dasar harga berlaku selama periode 2016-2020, mengalami pertumbuhan negatif atau mengalami kontraksi pada tahun 2016, 2019 dan 2020. Namun pada tahun 2017 dan 2018 sempat mengalami pertumbuhan positif atau mengalami ekspansi.
Perkembangan PDRB
Penurunan pertumbuhan PDRB Bengkalis dalam beberapa tahun terakhir terus terjadi. Kecenderungan penurunan nilai PDRB berdasarkan harga berlaku dan harga konstan ditenggarai karena terjadinya penurunan produksi minyak dan jatuhnya harga minyak mentah dunia. Selain itu pandemi COVID-19 semakin memperparah produksi output daerah Kabupaten Bengkalis yang terus menurun.
Nilai PDRB berdasarkan harga berlaku pada tahun 2016 sebesar Rp 132,2 triliun dan 2017
sedikit meningkat menjadi Rp 132,98 triliun.
Sementara nilai PDRB berdasarkan harga berlaku kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2018 menjadi Rp 148,60 triliun. Namun mengalami penurunan pada tahun 2019 menjadi Rp 141,56 triliun.
Perkembangan nilai PDRB berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada tahun 2016 sebesar Rp 80,58 triliun dan terus mengalami penurunan sampai dengan tahun 2020 menjadi 73,86 triliun rupiah.
Hal ini mengindikasikan bahwa secara total, nilai produksi dalam perekonomian Kabupaten Bengkalis selama periode 2016-2020 mengalami penurunan. Penurunan dominan terjadi pada penurunan produksi minyak pada sektor pertambangan dengan kontribusi mencapai 60 persen terhadap PDRB atas dasar harga konstan.
Struktur Perekonomian Bengkalis
Struktur perekonomian Kabupaten Bengkalis pada PDRB atas dasar harga berlaku pada sisi
produksi atau lapangan usaha dibangun oleh 5 sektor utama. Yaitu sektor pertambangan, industri pengolahan, pertanian, perdagangan dan konstruksi.
Kelima sektor ini secara akumulasi berkontribusi terhadap PDRB ADHB Kabupaten Bengkalis tahun 2020 sebesar 96,49 persen. Sedangkan sisanya sebesar 3,51 persen disumbangkan dari 12 sektor lainnya.
Pada PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2016, sektor pertambangan memberikan kontribusi masing-masing sebesar 69,53 persen dan menurun pada tahun 2020 menjadi 55,93 persen.
Kontribusi sektor industri pengolahan sebesar 11,70 persen pada tahun 2016 dan sedikit meningkat menjadi 16,99 persen pada tahun 2020. Sektor pertanian memberikan kontribusi
sebesar 8,47 persen pada tahun 2016 dan sedikit meningkatkan menjadi 12,65 persen pada tahun 2020.
Sementara sektor perdagangan memberikan kontribusi sebesar 5,24 persen pada tahun 2016 dan sedikit meningkat menjadi 7,30 persen pada tahun 2020.
Sedangkan sektor lainnya yang merupakan gabungan beberapa sektor selain empat sektor dominan tersebut memberikan kontribusi
sebesar 4,48 persen pada tahun 2016 dan sedikit meningkat menjadi 5,91 persen pada tahun 2020.
Struktur perekonomian Kabupaten Bengkalis pada PDRB atas dasar harga konstan juga
dibangun oleh 5 sektor utama, yaitu sektor pertambangan, industri pengolahan, pertanian, perdagangan dan konstruksi.
Kelima sektor ini secara akumulasi berkontribusi terhadap PDRB ADHB Kabupaten Bengkalis tahun 2020 sebesar 96,42 persen. Sedangkan sisanya sebesar 3,58 persen disumbangkan dari 12 sektor lainnya.
Pada PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2016, sektor pertambangan memberikan
kontribusi masing-masing sebesar 64,94 persen dan sedikit menurun pada tahun 2020 menjadi 54,65 persen.
Kontribusi sektor Industri Pengolahan sebesar 14,7 persen pada tahun 2016 dan sedikit
meningkat menjadi 19,66 persen pada tahun 2020. Sektor pertanian memberikan kontribusi
sebesar 9,57 persen pada tahun 2016 dan sedikit meningkatkan menjadi 12,94 persen pada tahun 2020.
Sektor perdagangan memberikan kontribusi sebesar 5,23 persen pada tahun 2016 dan sedikit meningkat menjadi 5,93 persen pada tahun 2020. Sedangkan sektor lainnya diluar lima sektor dominan tersebut memberikan kontribusi sebesar 3,02 persen pada tahun 2016 dan sedikit meningkat menjadi 3,58 persen pada tahun 2020.
Data-data ekonomi dan struktur perekonomian Kabupaten Bengkalis selama periode 2016-2020 itu memperlihatkan bahwa elemen-elemen penyusun perekonomian adalah sektor yang rentan terhadap dinamika pasar.
"Oleh sebab itu, kebijakan pembangunan ekonomi harus disusun berfungsi untuk mengatur rumah tangga daerah dalam menciptakan sistem perekonomian yang lebih berorientasi pada pemanfaatan sumberdaya lokal di luar sektor pertambangan," demikian penjelasan dalam dokumen RPJMD Bengkalis 2021-2026.
Selain itu, seharusnya upaya integrasi ekonomi sektor hulu (input) dan sektor hilir (output) yang melibatkan pelaku ekonomi daerah harus ditingkatkan.
PDRB Menurut Pengeluaran
Sementara itu, perekonomian Kabupaten Bengkalis berdasarkan PDRB menurut pengeluaran, menunjukkan bahwa kontribusi perdagangan luar negeri melalui aktivitas ekspor dan impor barang dan jasa merupakan pembentuk dominan mencapai 59,73 persen berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2020 dan sebesar 57,59 persen berdasarkan PDRB tahun 2020 atas dasar harga konstan 2010.
Hal ini menunjukkan pembentukan nilai PDRB menurut pengeluaran sangat terkait erat dengan aktivitas perdagangan pada sektor pertambangan dan industri besar di Kabupaten Bengkalis. Dengan kata lain perekonomian Bengkalis adalah perekonomian terbuka dan sangat tergantung dengan aktivitas perdagangan luar negeri (perekonomian terbuka) yang mengandalkan produk minyak dan gas.
Selain aktivitas perdagangan, aktivitas pengeluaran yang memberikan kontribusi besar
terhadap pembentukan struktur perekonomian Kabupaten Bengkalis adalah konsumsi rumah
tangga dan pembentukan modal bruto (investasi). Sedangkan konsumsi pemerintah
(goverment expenditure) memberikan kontribusi yang sangat kecil dalam perekonomian.
"Hal ini mengindikasikan bahwa struktur perekonomian Bengkalis saat ini sangat tergantung dengan aktivitas perdagangan pada sektor minyak dan kaitannya dengan pembentukan modal pada perusahaan minyak dan gas di Riau," demikian penjelasan dokumen RPJMD Bengkalis 2021-2026. (*)