Spesifikasi KRI Teluk Hading 538 yang Terbakar di Selat Selayar Sulsel: Eks Kapal Perang Jerman Timur, Berumur 45 Tahun
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Teluk Hading 538 mengalami insiden kebakaran di Perairan Timur Selat Selayar, Sulawesi Selatan, Sabtu (3/6/2023) sore tadi. Seluruh personil berjumlah 119 orang dengan rincian kru kapal 62 orang dan 57 orang penumpang, selamat dan telah dievakuasi ke Makassar.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama I Made Wira Hady Arsanta menerangkan, saat terbakar kapal bergerak laik operasi dari Jakarta menuju pelaksanaan operasi rutin di wilayah kerja Komando Armada III.
Saat kejadian tersebut, kru kapal diselamatkan Kapal MV Golden Ice dan MV Grend Land yang sedang menuju Makassar. Proses penyelamatan berjalan cukup cepat selama 30 menit.
Sejumlah unsur TNI AL juga diturunkan untuk melakukan penyelamatan terhadap prajurit KRI Teluk Hading-538, di antaranya KRI Escolar 871, KRI Sultan Iskandar Muda 367, KRI Sampari 628, KRI Terapang 648 dan KRI Tombak 629.
KRI Teluk Hading 538 akan ditarik menggunakan kapal tunda menuju daratan terdekat untuk selanjutnya TNI AL akan menurunkan tim untuk melakukan pemeriksaan penyebab terjadinya kebakaran.
Spesifikasi KRI Teluk Hading 538
KRI Teluk Hading 538 merupakan salah satu unsur KRI jajaran Satuan Lintas Laut Militer 1 Jakarta (Satlinlamil 1 Jakarta) Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil).
Dilansir wikipedia, KRI Teluk Hading 538 merupakan kapal ke delapan kapal perang jenis kapal pendarat milik TNI Angkatan Laut. Penamaan kapal berasal dari nama sebuah teluk di wilayah Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, NTT.
KRI Teluk Hading dibangun oleh VEB Peenewerft, Wolgast, Jerman Timur pada tahun 1978 untuk Angkatan Laut Jerman Timur dengan nomor lambung 614.
Kapal berjenis Frosch-I/ Type 108 ini kemudian dibeli pemerintah Republik Indonesia untuk TNI Angkatan Laut dan masuk armada pada tahun 1994. KRI ini termasuk dalam paket pembelian sejumlah kapal perang eks Jerman Timur pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
KRI Teluk Hading bertugas sebagai armada pendarat bagi pasukan marinir TNI AL dan juga sebagai kapal pengangkut logistik.
KRI Teluk Hading memiliki berat 1.900 ton. Dengan dimensi 90,70 meter x 11,12 meter x 3,4 meter. Ditenagai oleh 2 mesin diesel, 2 shaft menghasilkan 12.000 bhp yang sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 18 knot. Kapal ini mampu mengangkut kargo hingga seberat 600 ton.
KRI Teluk Hading bukanlah termasuk armada tempur maupun pemukul. Sebagai armada pendarat dan pengangkut logistik, KRI Teluk Hading hanya dibekali senjata pertahanan diri berupa satu kanon laras ganda kaliber 37 mm Model 1939, satu Meriam Bofors 40/70 berkaliber 40 mm dengan kecepatan tembakan 120-160 rpm, jangkauan 10 kilometer untuk target permukaan terbatas dan target udara.
Selain itu juga dilengkapi dua kanon laras ganda kaliber 25 mm. KRI Teluk Hading diperlengkapi radar MR-302/ Strut Curve Air/ Surface Search. (*)