Pancasila Sering Kalah Hadapi Kasus Intoleransi Agama, Buktinya Ibadah Gereja GBI di Pekanbaru Dibubarkan
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Direktur Eksekutif Setara Institute Halili Hasan merefleksikan nilai-nilai Pancasila sering kali dikalahkan dalam berbagai kasus intoleransi yang terjadi di Indonesia belakangan ini.
"Pancasila sering dikalahkan dalam berbagai kasus intoleransi dan secara umum pelanggaran kebebasan beragama/berkeyakinan (KBB)," kata Halili dalam keterangannya, Kamis (1/6/2023).
Halili mengatakan kasus intoleransi dan pelanggaran KBB di Indonesia terus mengalami peningkatan. Tak hanya itu, pemenuhan hak asasi manusia juga masih berada pada situasi belum ideal.
Halili mencatat sepanjang Mei 2023 terjadi beberapa peristiwa intoleransi dan pelanggaran KBB di Indonesia.
Misalnya, aksi pembubaran ibadah yang dilakukan kelompok masyarakat terhadap jemaat Gereja Mawar Sharon (GMS) Binjai, pembubaran ibadah di Gereja Bethel Indonesia (GBI) Gihon di Kelurahan Sidomulyo Timur, Kota Pekanbaru, Riau, pembubaran aktivitas pendidikan Agama Kristen di Gereja Bethel Indonesia (GBI) di Desa Cilame, Bandung Barat, Jawa Barat.
Kemudian terdapat kasus pembakaran Balai pengajian milik Muhammadiyah di Desa Sangso, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen pada Selasa (30/5/2023) lalu.
"Dalam berbagai peristiwa intoleransi dan pelanggaran KBB, nilai-nilai Pancasila, khususnya Sila Kesatu, lebih sering dikalahkan dan dikorbankan justru oleh aparatur negara sendiri," kata dia.
Halili juga menyinggung hasil riset Setara Institute menunjukkan intoleransi remaja berbasis sekolah menengah atas semakin meningkat.
Survei Setara Institute di lima kota terpilih pada Januari-Februari 2023 menunjukkan jumlah pelajar intoleran aktif di SMA sederajat meningkat menjadi 5 persen. Angka ini alami peningkatan ketimbang hasil survei isu sama pada 2016 lalu 2,4 persen.
"Sementara yang terpapar ekstremisme kekerasan juga meningkat dari 0,3 persen pada survei 2016, menjadi 0,6 persen pada survei tahun 2023," kata dia.
Ia lantas mengecam keras terjadinya berbagai peristiwa intoleransi dan pelanggaran KBB yang terjadi selama ini. Terlebih ada dugaan proses pembiaran yang dilakukan oleh negara atas kasus tersebut.
Baginya, pelbagai kasus itu dapat dicegah serta diselesaikan dengan baik jika pemerintah mengambil proaktif dan tidak tunduk kepada tekanan kelompok-kelompok intoleran.
"Meningkatnya level intoleransi dan keterpaparan ekstremisme kekerasan generasi muda, dalam pandangan SETARA Institute, menunjukkan masih rendahnya kinerja pembumian dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila," kata Halili. (*)