Warga Bengkalis Rebutan Mengais Daging di Tempat Pembuangan Sampah: Kekayaan Bengkalis Cuma Dinikmati Segelintir Elit Politik!
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Video viral masyarakat di Bengkalis saling rebutan daging ilegal sitaan Bea Cukai yang sudah dimusnahkan di tempat pembuangan sampah memantik ironi sosial. Betapa tidak, di kabupaten terkaya dengan APBD terbesar di Riau ini, justru kondisi sosial ekonomi masyarakatnya minus.
Dalam video yang beredar, terlihat sejumlah warga di Bengkalis berebutan daging ilegal yang dimusnahkan Bea Cukai, Senin (29/5/2023) sore kemarin. Meski daging sitaan tersebut sudah ditimbun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantan, namun warga tetap memburunya. Anak-anak, kaum ibu dan bapak membawa bungkusan berisi daging asal India tangkapan Bea Cukai tersebut.
Pengamat sosial Dr Rawa El Amady menyatakan, aksi warga rebutan daging yang dibuang di tempat penampungan sampah merupakan potret kondisi ekonomi dan sosial masyarakat Bengkalis. Ia mengaku prihatin atas kejadian tersebut.
"Warga Bengkalis menggali daging ilegal yang dibuang Bea Cukai di tempat penampungan sampah, bagi saya ini sangat memprihatinkan," kata Rawa El Amady, Selasa (30/5/2023).
Ia menyebut peristiwa pilu itu sebagai gambaran dan realita nyata kondisi ekonomi masyarakat yang masih miskin di tengah kekayaan alam yang melimpah ruah.
"Apa yang kita lihat di video itu merupakan potret dari kondisi riil di Kabupaten Bengkalis. Ekonomi di Bengkalis dikuasai oleh perusahaan besar dan multinasional. Tapi tidak mengalir ke Bengkalis, melainkan terbang ke nasional dan ke luar negeri," kata Rawa.
Antropolog alumnus Universitas Indonesia (UI) ini membandingkan banyaknya perusahaan raksasa di wilayah Bengkalis, namun penduduk setempat justru hidup miskin.
"Perusahaan-perusahaan yang ada di Bengkalis menyebabkan kesenjangan yang sangat tajam di Bengkalis," jelasnya.
Menurut Rawa, kejadian seperti ini tidak lagi mengejutkan, lantaran ketimpangan ekonomi yang tinggi terjadi di Kabupaten Bengkalis. Ia menyebut angka ketimpangan di Bengkalis pada tahun 2020 mencapai 4,478.
"Angka itu sudah mencapai tingkat sangat tajam dan merupakan angka ketimpangan tertinggi di Riau. Kondisinya sangat senjang dengan tingkat kemiskinan mencapai 6.4 persen," kata Rawa.
Rawa juga menyoroti data tentang pendapatan daerah yang ada di Bengkalis. Di mana ekonominya pada 2019 ditopang secara mayoritas dari sektor pertambangan minyak sebesar 69,53% dan menurun pada tahun 2020 menjadi 55,93%. Ketergantungan ekonomi yang tinggi terhadap sektor pertambangan minyak bumi ini membuat penerimaan daerah fluktuatif, bergantung pada dana bagi hasil minyak dan naik turunnya harga minyak dunia.
Ia menegaskan, kondisi ekonomi masyarakat di Bengkalis yang miskin sebenarnya tidak layak terjadi. Kekayaan hanya terpusat pada lingkaran elit dan kapitalis.
"Kekayaan Bengkalis tidak dinikmati oleh rakyat, tetapi hanya dinikmati oleh kapitalis dan elit politik," tegasnya.
APBD Terbesar di Riau Rp 4,1 Triliun
Pegiat sosial di Bengkalis Solihin juga prihatin dengan tindakan masyarakat yang berebut daging ilegal di tumpukan sampah tersebut. Ia menyinggung soal APBD jumbo sebesar Rp 4,1 triliun yang dikelola pemda tahun 2023 ini.
"Fakta APBD nya memang begitu, namun fakta lapangan ekonomi masyarakat boleh dikata jauh panggang dari api," kata Solihin, Selasa (30/5/2023).
Menurutnya, potret masyarakat berebut mengais daging di timbunan sampah merupakan fenomena yang menyimpan persoalan sosial lain. Ia menyinggung kondisi ratusan warga Bengkalis yang terpaksa berangkat ke Malaysia menggunakan paspor wisatawan untuk dapat bekerja di negeri jiran.
"Mereka terpaksa begitu mencari makan untuk kebutuhan hidup. Setelah sebulan pergi bekerja di Malaysia, lalu pulang, kemudian pergi lagi," jelasnya.
Ironisnya mereka tidak memiliki perlindungan dikarenakan mereka bekerja tidak menggunakan visa pekerja.
"Padahal di Malaysia mereka tidak ada jaminan perlindungan jika terjadi sesuatu. Tapi masyarakat mau bilang bagaimana lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Itulah yang terjadi di Bengkalis," sambungnya.
Solihin juga menyatakan kekecewaannya terhadap kecilnya program pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dilakukan Pemkab Bengkalis.
"Program pemberdayaan untuk peningkatan ekonomi masyarakat atau upaya untuk membuka peluang pekerjaan masyarakat baik di sektor pertanian, nelayan, UMKM rasanya sangat sulit dan minim," tandasnya.
Diketahui, Kabupaten Bengkalis merupakan daerah terkaya dengan APBD terbesar di Provinsi Riau. Pada tahun 2023 ini, APBD yang disahkan mencapai Rp 4,1 triliun.
Daerah ini mendapat limpahan durian runtuh dari dana bagi hasil (DBH) minyak bumi. Lokasi ladang minyak Blok Rokan yang dikelola PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) terbesar berada di wilayah Kabupaten Bengkalis yakni Kecamatan Mandau dan Kecamatan Pinggir.
Kapolres Turun Tangan
Kapolres Bengkalis AKBP Setyo Bimo Anggoro membenarkan adanya aksi warga yang mengambil daging yang telah dimusnahkan oleh Bea Cukai tersebut. Pihaknya pun telah mendapatkan data warga yang ikut dalam aksi pengambilan daging ilegal tersebut. Pihaknya juga telah memeriksa 2 orang terkait peristiwa tersebut.
Sebagai langkah antisipasi, pihak kepolisian langsung melakukan pengecekan ke rumah warga yang mengambil daging tersebut.
"Kami datangi rumahnya dan ambil kembali dagingnya untuk dimusnahkan dengan cara yang lebih tepat," terang AKBP Bimo kepada SabangMerauke News, Selasa (30/5/2023).
Bimo menjelaskan, hasil pelacakan yang dilakukan kepolisian telah mengamankan 62 kilogram daging yang sempat diambil oleh masyarakat.
Kepolisian bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bengkalis juga langsung melakukan sidak di pasar tradisional. Tujuannya memastikan daging yang diambil masyarakat tidak beredar di pasar dan tidak dikonsumsi oleh masyarakat.
"Tindakan ini sebagai wujud kehadiran negara dalam menjamin kesehatan dan keselamatan masyarakat Bengkalis," jelas AKBP Bimo.
Ia menghimbau masyarakat untuk tidak memperjualbelikan daging tersebut.
"Demi kesehatan bersama, jangan diperjualbelikan dan dikonsumsi. Kita himbau agar daging tersebut dimusnahkan. Anggota kita juga terus melacak daging yang sempat diambil masyarakat," tegas AKBP Bimo.
Daging Tangkapan 41 Ton
Sebelumnya, Kantor Bea Cukai Bengkalis memusnahkan sebanyak 41,2 ton daging ilegal asal India. Seremonial pemusnahan daging yang masuk tanpa izin tersebut sebagian dilakukan dengan cara dibakar.
Adapun daging tersebut merupakan hasil penangkapan patroli kapal BC15048 pada 6 April 2023 lalu. Daging tersebut dibawa oleh Kapal Motor Nur Muhammad GT. 27 No.700/ PPE di Kuala Sungai Bukit Batu.
Dalam penangkapan tersebut, total sebanyak 1.123 kotak daging merek Black Gold dan sebanyak 937 kotak merek Al Tamam yang masing-masing boks seberat 20 kilogram.
Diperkirakan nilai daging ilegal tersebut mencapai Rp 2.174.391.800 sementara potensi kerugian negara Rp 279.952.944.
Plt Kepala KPPBC TMB C Bengkalis Muhammad Hakim menerangkan, daging tersebut dibawa dari Malaysia masuk ke Indonesia menggunakan KM Nur Muhamad. Dalam perkara ini, nahkoda kapal berinisial Z telah ditetapkan sebagai tersangka.
Ia menegaskan, penindakan dilakukan untuk memberikan efek jera kepada pelaku pelanggaran kepabeanan sehingga mencegah kerugian negara.
"Dan demi melindungi masyarakat dari peredaran barang ilegal," tegas Hakim.
Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Johansyah Syafri mengapresiasi kinerja Bea Cukai Bengkalis yang telah berhasil menangkap sekaligus memusnahkan barang bukti.
"Memang secara kerugian negara tidak terlalu besar. Tapi dampaknya apabila barang selundupan itu dijual dan dikonsumsi masyarakat yang dikhawatirkan membawa penyakit," ucapnya.
Wilayah Bengkalis yang strategis dan terbuka secara geografis telah dimanfaatkan oleh para mafia untuk melakukan hal-hal yang ilegal atau yang melanggar hukum.
"Salah satu faktornya adalah geografis Kabupaten Bengkalis yang berbatasan langsung dengan jalur internasional, Selat Malaka dan Malaysia," kata Johansyah. (CR-02)