Inilah 8 BUMN Indonesia Miliki Utang Paling Besar, Ada yang Tembus Rp 400 Triliun
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Sejumlah perusahaan pelat merah masih mencatatkan utang bernilai puluhan hingga ratusan triliun rupiah. Kewajiban tersebut dibukukan beberapa tahun lalu hingga di kuartal I/2023.
Meski utang BUMN tercatat menggunung, Erick memastikan equity perseroan juga ikut menanjak naik.
Berikut daftar BUMN pemilik utang dalam jumlah jumbo:
1. PT Waskita Karya Tbk
BUMN bersandi saham WSKT ini membukukan liabilitas, termasuk utang, senilai Rp84,37 triliun per 31 Maret 2023. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dari posisi 31 Desember 2022 yang berada di angka Rp83,98 triliun.
Dari laporan keuangan pada Kuartal I/2023, WSKT mencatatkan utang jangka pendek sebesar Rp21,23 triliun. Sedangkan utang jangka panjang berada di posisi Rp63,13 triliun.
2. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)
Jumlah liabilitas, termasuk utang, Wijaya Karya mencapai Rp55,76 triliun. Angka tersebut membuat emiten bersandi saham WIKA itu menduduki posisi kedua setelah WSKT, sebagai BUMN konstruksi dengan status terbuka (Tbk) yang membukukan utang bernilai fantastis.
Dari laporan keuangan per 31 Maret tahun ini, WIKA mencatatkan utang jangka pendek sebesar Rp34,07 triliun. Sedangkan liabilitas jangka panjang senilai Rp21,69 triliun.
3. PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP)
PTPP membukukan liabilitas, termasuk utang hingga 31 Maret tahun ini senilai Rp43,81 triliun. Jumlah tersebut meningkat dari posisi 31 Desember 2022 yang berada di angka Rp42,79 triliun.
Utang tersebut merupakan akumulasi dari utang jangka pendek sebesar Rp26,61 triliun dan utang jangka panjang yang mencapai Rp17,19 triliun.
4. PT Adhi Karya Tbk (ADHI)
ADHI menduduki posisi keempat sebagai emiten konstruksi pelat merah yang mencatat utang jumbo. Dari laporan keuangan per 31 Maret 2023, utang perusahaan, termasuk liabilitas, sebesar Rp30,29 triliun.
Adapun utang jangka pendek perusahaan nilai Rp23,37 triliun. Sedangkan utang jangka panjang mencapai Rp6,91 triliun.
5. PT PLN (Persero)
Hingga akhir 2022 utang PLN mencapai Rp409 triliun. Jumlah ini turun 9,1 persen dari posisi 2020 yang berada di angka Rp450 triliun.
Perusahaan berhasil menurunkan saldo utang sebesar Rp41 triliun. Setelah sebelumnya membayar utang periode 2020 hingga 2022 senilai Rp62,5 triliun.
6. PT Garuda Indonesia Tbk
Sebelum Garuda Indonesia memperoleh kesepakatan damai atau homologasi dengan kreditur pada Juni 2022 lalu, Tim Pengurus Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) mencatatkan utang emiten sebesar Rp142 triliun.
Jumlah ini terdiri atas Daftar Piutang Tetap (DPT) lessor, DPT preferen, dan DPT non lessor.
Dilansir dari laman PKPU Garuda, Kamis (16/6/2022), jumlah utang lessor atau perusahaan penyewa pesawat mencapai Rp104,37 triliun, DPT non lessor sebesar Rp34,09 triliun, dan DPT preferen senilai Rp3,95 triliun.
7. PTP Nusantara III
Utang Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III tercatat berada di angka Rp41 triliun hingga Februari 2023. Pada 2021 lalu, utang yang dibukukan PTPN III sebesar Rp45,3 triliun.
Sumber utang berasal dari 23 bank dengan nilai Rp41,2 triliun dan sisanya dalam bentuk surat utang. Sejak dua tahun lalu, utang perseroan tengah direstrukturisasi melalui kerja sama penandatanganan Master Amendment Agreement Transformasi Keuangan dengan sejumlah lembaga keuangan nasional.
8. PT KAI (Persero)
Sejak 2020, KAI memiliki utang sebesar Rp15,5 triliun. Utang ini beragam, dari utang Rp1,5 triliun untuk modal kerja, obligasi senilai Rp4 triliun, utang jangka panjang Rp10 triliun.
Perseroan tercatat mengajukan pinjaman kepada perbankan untuk biaya operasional. Di mana, manajemen mengajukan pinjaman modal kerja senilai Rp8 triliun. Meski begitu, sejak Mei 2020 nilai kredit baru digunakan perseroan sebesar Rp1,5 triliun. (*)