Soal Capres Pilihannya Jokowi Sebut Belanda Masih Jauh: Bagian Saya Beri Bisikan Kuat ke Parpol, Tunggu Saatnya!
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Presiden Jokowi berbicara soal kandidat calon presiden pilpres 2024 di hadapan ribuan relawannya yang berkumpul di Istora Senayan Jakarta, Minggu (14/5/2023). Namun, Jokowi tak menyebut satu pun nama bakal capres pilihannya yang akan didukung para relawan.
Jokowi lantas menyatakan saat ini belum ada koalisi partai yang tuntas dalam mengusung capres. Ia pun menyebut kondisi saat ini dengan ungkapan 'Belanda masih Jauh'.
"Jangan tergesa-gesa. Jangan grasah-grusuh. Jangan pingin cepat-cepatan. Karena Belanda masih jauh," kata Jokowi dalam pidatonya yang berapi-api disiarkan lewat channel YouTube, Minggu siang ini.
Jokowi awalnya menyebut bahwa capres diusung oleh partai atau gabungan partai politik. Namun saat ini justru kondisi parpol belum selesai melakukan koalisi. Ia mengklaim akan membisikkan secara kuat siapa capres ke parpol atau koalisi parpol.
"Itu bagian saya untuk memberikan bisikan kuat kepada partai-partai yang sekarang ini juga koalisinya belum selesai," kata Jokowi.
"Kalau sekarang saya ngomong, untuk apa. Itu yang namanya strategi," tambah Jokowi lagi.
Menurut Jokowi, pada saat yang tepat dirinya akan memberitahu kepada para relawan siapa capres yang akan didukungnya.
"Nanti, pada saatnya, pada waktu yang tepat, saudara akan saya bisikkan satu per satu entah berapa juta," tegas Jokowi.
Sebelumnya, Jokowi telah menerima usulan sejumlah nama caprea dari para relawan yang tergabung dalam Musyawarah Rakyat.
Tetap Solid agar Tak Dilecehkan
Sebelumnya, Jokowi juga menyerukan kepada relawannya agar tetap solid dan bersatu. Ia menyebut alasan mengapa para relawan harus tetap solid agar para relawan tidak dilecehkan. Tapi, tak jelas siapa pihak yang akan melecehkan relawan jika tak bersatu.
"Kita harus bersatu. Harus solid, harus bersatu. Kalau ini kalau tak solid dan kompak, maka kita ini akan dilecehkan. Mau dilecehkan? Mau dilecehkan," kata Jokowi dari atas podium yang disambut teriakan "Tidak" oleh para relawan yang hadir.
Jokowi mengingatkan agar relawan terus bersatu dan kokoh. Jokowi menegaskan, jika para relawan tetap kompak dan solid, maka akan diperhitungkan.
"Setuju, setuju, setuju?" tanya Jokowi menantang keseriusan relawan.
Dalam orasinya, Jokowi menyebut presiden yang akan melanjutkan kepemimpinannya harus memiliki karakter yang kuat, mau turun ke dan mendengarkan suara rakyat.
"Bukan yang duduk di Istana. Yang kerjanya di istana. Tapi yang mau turun mendengarkan suara aspirasi rakyat," tegas Jokowi.
Ia mengingatkan kalau Indonesia memiliki peluang menjadi negara maju yang akan ditentukan dalam 13 tahun ke depan. Saat itu, Indonesia mengalami bonus demografi yang tidak akan terulang lagi.
"Makanya, dibutuhkan presiden yang mampu mengelolanya. Kesempatan menjadi negara maju itu hanya sekali. Jangan salah menentukan presiden," tegas Jokowi.
Selain itu, ia juga membanggakan langkahnya yang berani melawan gugatan Uni Eropa terhadap larangan ekspor bahan mentah nikel. Soal ini, Jokowi pun berharap presiden ke depan tak boleh takut menghadapi gugatan luar negeri atas kebijakan yang melindungi kepentingan nasional.
"Jangan takut. Kalau pemimpinnya gak berani, pasti mundur dan tunduk," tegas Jokowi. (*)