DPRD Minta Suntik Mati BUMD Pengisap APBD Riau, Ini Daftar BUMD yang Paling Royal dan Paling Pelit Bagi Deviden
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Kondisi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov Riau menjadi sorotan usai geger aliran uang dari mitra bisnis ke petinggi PT Pengembangan Investasi Riau (PIR). BUMD menjadi sorotan karena lebih banyak menimbulkan kontroversi ketimbang berbagi laba (deviden) kepada pemegang sahamnya yakni Pemprov Riau.
Anggota Komisi IV DPRD Riau, Sugeng Pranoto mengatakan Pansus DPRD Riau sudah merekomendasikan Gubernur Riau melakukan evaluasi total ke Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Secara khusus evaluasi ditujukan untuk BUMD yang tidak bekerja maksimal menghasilkan PAD.
Sugeng menegaskan jika BUMD hanya memberatkan APBD dengan penyertaan modal, maka sebaiknya disuntik mati saja.
"Kalau rasanya tak bisa ditolong lagi, ya kita rekomendasikan untuk ditutup" tegas Sugeng, Kamis (11/5/2023).
Ia mengatakan ketimbang membuang APBD untuk menyuntikkan dana ke BUMD, lebih baik dana itu digunakan untuk membangun infrastruktur pendidikan, kesehatan, dan lain-lain yang jelas dibutuhkan masyarakat.
Ia menyebut sejauh ini hanya Riau Kepri saja yang kinerjanya memuaskan kemudian diikuti PT Jamkrida Riau. Sementara kondisi BUMD lainnya kinerjanya tidak baik.
"Jadi kita sudah rekomendasikan agar BUMD-BUMD yang kinerjanya tidak baik dievaluasi total," tegas politisi PDI Perjuangan tersebut.
Berdasarkan data yang dirangkum, hingga tahun 2022 kontribusi penerimaan asli daerah (PAD) dari keberadaan sejumlah BUMD masih tidak signifikan. Bahkan, ada sejumlah BUMD yang tak pernah menyumbang deviden sejak didirikan. Padahal, gelontoran modal dari APBD sudah tersedot untuk sejumlah BUMD tersebut.
Dari sekian banyak BUMD yang sahamnya dimiliki atau mayoritas dikuasai Pemprov Riau, hanya beberapa saja yang memberikan deviden signifikan. Misalnya Bank Riau Kepri Syariah dan PT Jamkrida Riau.
Selebihnya, kontribusi yang diberikan BUMD tidak proporsional dengan modal yang telah disuntik dalam jangka waktu lama.
Berikut rincian jumlah penyertaan modal dan deviden yang diterima dari masing-masing BUMD sejak didirikan:
1. Bank Riau Kepri Syariah
Penyertaan Modal: Rp 419 miliar
Total Deviden: 1,735 triliun
2. PT Sarana Pembangunan Riau
Penyertaan modal: Rp 49,01 miliar
Total Dividen: Rp 12,4 miliar
3. PT Riau Airlines (RAL)
Penyertaan Modal: Rp 149.700.000.000
Total Dividen: Rp 655, juta
Kondisi RAL saat ini sudah tutup operasional dan meninggalkan utang ratusan miliar rupiah. Utangnya dinovasi oleh PT PIR.
4. PT Pengembangan Investasi Riau (PIR)
Penyertaan Modal: Rp 124,9 miliar
Total Dividen: Rp 15,78 miliar
5. PT Riau Petroleum
Penyertaan Modal: Rp 7,25 miliar
Dividen: 0
6. PT Permodalan Ekonomi Rakyat (PER)
Penyertaan Modal: Rp 80,01 miliar
Total Dividen: Rp 20,58 miliar
7. PT Sarana Penjaminan Kredit (Jamkrida Riau)
Penyertaan Modal: Rp 50,46 miliar
Total Dividen: Rp 11,75 miliar
8. PT Askrida
Penyertaan Modal Rp 1,25 miliar
Dividen: Rp 5,02 miliar.
9. PT Bumi Siak Pusako (BSP)
Penyertaan Modal: Rp 45 miliar
Total Dividen: Rp 113,1 miliar. (*)