Utang Indonesia Kian Menumpuk, Inilah 5 Negara yang Paling Besar Beri Pinjaman
SABANGMERAUKE NEWS - Amerika Serikat diguncang dengan utang yang tinggi. Data per Maret 2023, utang Amerika Serikat mencapai USD31,45 triliun, atau setara Rp462.000 triliun.
Indonesia juga tak lepas dari lilitan utang, hingga Maret 2023 utang Indonesia sebesar Rp7.897 triliun.
Berdasarkan data statistik utang luar negeri yang dirilis oleh Bank Indonesia hingga Februari 2023, negara pemberi utang terbesar adalah Singapura yaitu USD57.455 miliar atau setara Rp847 triliun.
Negara kedua dengan pemberi utang ke Indonesia yaitu Amerika Serikat, USD32.757 atau setara Rp480 triliun.
Di urutan ketiga ada Jepang yang memberi utang ke Indonesia dengan total USD23.764 miliar atau setara Rp350 triliun.
Setelah Jepang, negara keempat dengan pemberi utang terbesar untuk Indonesia adalah China sebesar USD20.011 miliar atau setara Rp295 triliun.
Urutan kelima yaitu Hongkong dengan total utang yang diberikan untuk Indonesia sebesar USD17.741 miliar atau Rp261 triliun.
Dijelaskan juga dalam publikasi tersebut bahwa pemanfaatan utang luar negeri (ULN) terus diarahkan untuk fokus mendukung upaya pemerintah dalam pembiayaan sektor produktif dan belanja prioritas, khususnya dalam rangka menopang dan menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap solid di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global.
Dukungan tersebut mencakup antara lain:
- Sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial 24,0 persen dari total ULN pemerintah,
-Administrasi pemerintah pertahanan dan jaminan sosial wajib 17,8 persen
- Jasa pendidikan 16,7 persen
- Konstruksi 14,2 persen
- Jasa keuangan dan asuransi 10,4 persen
BI mengklaim bahwa sisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali, mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah.
ULN pemerintah juga mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Posisi ULN pemerintah pada Februari 2023 tercatat USD192,3 miliar, lebih rendah dibandingkan posisi sebelumnya sebesar USD194,3 miliar secara tahunan.
ULN pemerintah mengalami kontraksi pertumbuhan yang lebih dalam dari 2,5 persen year on year pada Januari 2023 menjadi 4,4 persen year on year pada Februari 2023.(*)