Jenderal Bintang 3 Ini Buka-bukaan Kecurangan Rekrutmen Prajurit TNI, Atas Sampai Bawah Main Semua
SABANGMERAUKE NEWS - Mantan Asisten Personalia Kepala Staf Angkatan (Aspers) Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Letjen TNI (Purn) Mulyo Aji buka-bukaan tentang kebobrokan dalam sistem penerimaan (rekrutmen) anggota TNI. Ia bahkan menyebut permainan tidak saja terjadi di level atas, namun juga berada pada tataran bawah.
“Tadinya kan kita pikir yang main tingkat tinggi, ternyata dari tingkat atas sampai tingkat bawah main semua,” kata Letjen TNI (Purn) Mulyo Aji dalam tayangan YouTube Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa pada Selasa (9/5/2023).
Kecurangan rekrutmen anggota TNI yang disebut Mulyo ini terjadi pada tahun 2020-2021, tepatnya saat Jenderal (Purn) Andika Perkasa masih menjabat KSAD. Kala itu, sang jenderal membuka diri untuk menerima laporan jika ditemukan adanya kecurangan dalam rekrutmen anggota TNI.
Mulyo mengatakan, saat itu dia menawarkan diri kepada Andika Perkasa agar menggunakan nomor pribadinya sebagai kontak aduan. Hal ini, kata Mulyo, agar semua keluhan yang disampaikan masyarakat dapat segera ditangani.
“WA itu nomor saya sendiri, saya bilang ke Pak Andika, ‘Pak biar pakai nomor saya sendiri, supaya saya yakin semua terlayani,” ujar Mulyo Aji. Permintaannya pun disetujui oleh Andika Perkasa.
Setelah beberapa waktu kemudian, Mulyo mengaku terkejut. Soalnya, laporan yang masuk seakan tidak pernah ada habisnya. Bahkan, kata dia, setiap harinya lebih dari 200 laporan masuk.
"Jadi yang mengajukan saya sehari itu ada sampai dengan lebih dari 200 WA sehari. Kadang waktu pertama kali itu booming itu, waduh (terkejut),” ucap Mulyo Aji.
Kendati demikian, Mulyo menyampaikan dan menjamin bahwa semua laporan yang masuk itu telah dibalas satu-persatu.
Uniknya lagi, meski sudah pensiun sebagai anggota TNI, Mulyo mengatakan hingga saat ini masih ada saja laporan yang dikirim masyarakat ke nomornya.
“Sampe dengan kemarin sore, saya masih balas WA, di situ saya sampaikan saya sudah bukan Aspers KSAD lagi,” ungkapnya sambil tertawa.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa laporan tentang kecurangan rekrutmen tersebut, rupanya disebabkan karena sistem yang salah selama bertahun-tahun.
“Maka harus ada sistem baru ataupun sesuatu yang kita jadikan sebagai fungsi pengawasan,” jelas Mulyo.
Dia juga menyadari dalam sistem rekrutmen itu ada kecurangan yang terstruktur, mulai dari tingkat atas hingga bawah.
“Maka dengan adanya mereka lapor kepada saya terus dan saya tindak lanjuti, akhirnya pada zaman itu tidak ada yang berani,” jelasnya. (*)