Surya Paloh Buka-bukaan Soal Cap Politik Identitas Anies Baswedan, Akui Ada Penjegalan Capres
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Cap politik identitas kerap disematkan kepada capres Anies Baswedan. Para rivalnya terus menyebut hal itu pasca kemenangan Anies melawan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) di pilkada DKI Jakarta pada 2017 lalu.
Ketua Umum NasDem Surya Paloh mengakui berat untuk menghilangkan cap politik identitas yang melekat pada mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
"Berat iya (untuk hilangkan). Tapi hilang Insyaallah bisa," kata Surya Paloh dalam wawancara televisi, Senin (7/5/2033).
Meski demikian, menurut Surya Paloh rekam jejak Anies selama menjabat gubernur DKI Jakarta tak ada gejolak soal isu politik identitas.
"Referensi dirinya dalam jalankan pemerintahan lima tahun di Jakarta berikan confidence diri saya," ujarnya.
Di sisi lain, Paloh berupaya agar para pendukung Anies tak mengusung politik identitas dalam Pilpres 2024. Ia pun menyindir pihak-pihak yang selama ini kerap menyindir pencalonan Anies. Baginya toleransi merupakan muara dari sikap nasionalisme.
"Itu toleransi sejati. Bukan berhenti pada hujatan. Bagaimana kita membangun bangsa ini? Kita mau bangun politik kita kesadaran lebih sehat, demokrasi lebih sehat," katanya.
Dalam wawancara tersebut, Paloh juga mengakui ada penjegalan yang diterima oleh bakal capres yang diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan untuk maju sebagai calon presiden di Pilpres 2024.
"Saya pikir itu konsekuensi yang harus diterima. Bagaimana kita berkilah 'tak ada penjegalan', ya fakta lapangannya ada itu. Pasti lah itu (ada penjegalan)," kata Paloh.
Meski demikian, Paloh mengklaim tak mengetahui siapa pihak yang menjegal Anies supaya tak maju Pilpres belakangan ini. Ia hanya mengibaratkan proses penjegalan Anies ini ibarat angin, terasa namun tak bisa ditangkap bentuknya.
"Seperti semilir angin, ada tapi kita enggak bisa tangkap angin itu," kata dia.
"Saya enggak tahu, mungkin dari supranatural kali, bisa aja," tambah Paloh ketika ditanyakan pihak yang menjegal apakah dari pihak kekuasaan atau lawan politik.
Paloh tetap meyakini Anies bisa maju sebagai capres di Pilpres 2024. Bila Anies gagal maju, ia mengaku akan terima kegagalan yang dibuat oleh pihak-pihak tersebut.
"Kalau dia gagal, kita terima kegagalannya itu, bagi siapa yang berhasil menggagalkan Anies Baswedan untuk tak maju," kata dia.
Baginya, Anies dicalonkan sebagai capres bukan tindakan pragmatisme, melainkan panggilan sejarah. Ia menekankan pencalonan Anies untuk menguji pluralisme dan nasionalisme kebangsaan masyarakat Indonesia saat ini.
"Untuk menyatukan agar polarisasi bukan lagi dijadikan komoditas politik, agar pemilu dijalankan lebih tenang dan lebih matang," kata dia.
Anies telah didukung sebagai capres oleh NasDem, Demokrat dan PKS yang tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
NasDem menjadi partai pertama yang menyatakan dukungan tersebut. Mereka menggelar deklarasi di NasDem Tower, Jakarta pada Senin 3 Oktober 2022. Kemudian disusul Demokrat dan PKS. (*)