Geger Anak Menteri Yasonna Laoly Dituding Monopoli Bisnis di Lapas, Komentar Mahfud MD Kali Ini Beda
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Isu panas menerpa Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Hamonangan Laoly. Sang putra diduga bernama Yamitema Laoly diisukan memonopoli bisnis di lapas lewat Jeera Foundation, sebuah yayasan yang disebut bagian dari PT Natur Palas Indonesia.
Kabar itu berawal dari cuplikan wawancara Tio Pakusadewo dengan Uya Kuya yang viral di media sosial. Dalam wawancara itu, Tio menyebut ada anak menteri terlibat dalam monopoli bisnis di lapas.
Meski Tio tak menyebut nama secara spesifik, tetapi sorotan mengarah pada Yamitema Laoly. Ia dituding memonopoli bisnis katering dan kantin di beberapa lapas.
Apa komentar Mahfud MD soal isu panas ini?
Agak berbeda. Biasanya Mahfud yang selalu menyambar isu-isu berkaitan dengan hukum dan elit, kali ini hanya merespon dengan datar. Ia merasa tak harus turun tangan mengusut dugaan monopoli bisnis di dalam lembaga pemasyarakatan (lapas) tersebut.
"Ya itu sudah ada mekanisme di jalan, itu kan masalah sederhana ya. Saya enggak harus turun tangan yang begitu itu, itu bisa diselesaikan di tingkat teknis, eselon I. Itu gampang," kata Mahfud ditemui di UIN Sunan Kalijaga, Sleman, Kamis (4/5/2023).
Menurut Mahfud, Yasonna telah membantah tudingan yang menyebut anaknya terlibat dalam monopoli bisnis lapas tersebut.
"Itu sudah dijelaskan oleh Pak Yasonna, jadi ya silakan, kata Pak Yasonna itu bukan (bisnis anaknya). Ya silakan ajalah. Kan memang (tuduhan) nyebutnya putra seorang menteri, bukan putra menkumham. Jadi, kita enggak tahu menterinya siapa yang bisnis," tutup Mahfud.
Bantahan Yasonna
Yasonna telah membantah tuduhan itu. Menurutnya, Yayasan Jeera memang bekerja sama dengan beberapa lapas untuk memberikan pelatihan, tetapi Yamitema tak terlibat dalam proyek itu.
"Ah, bohong besar itu. Enggak ada. Jadi Jeera itu yayasan yang membina napi, barista, (perajin) kulit, mereka memang ada kerja sama dengan koperasi di tempat dia itu," kata Yasonna di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (2/5/2023).
Ia pun mengaku heran dengan klaim Tio. Yasonna mengatakan Tio juga pernah ikut dalam program Yayasan Jeera sebagai pelatih. Namun, kata Yasonna, kerja sama Tio dengan Jeera berakhir karena sebuah pelanggaran.
ICW Desak Yasonna Mundur
Sementara Indonesian Corruption Watch (ICW) menilai kerja sama Jeera Foundation di lapas terindikasi termasuk nepotisme. Sekalipun kerja sama dilalui secara prosedural, namun tetap tak menghilangkan unsur konflik kepentingan.
ICW beranggapan Jeera Foundation bagian dari PT Natur Palas Indonesia kelolaan Yamitema tidak boleh terlibat dalam program kerja di Kemenkumham karena Yasonna masih menjabat menteri.
Sementara mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sekaligus Ketua IM57+ Institute M Praswad Nugraha mendesak pemeriksaan terhadap keterlibatan Jeera Foundation atas seluruh pengadaan barang dan jasa di semua tingkatan Kemkumham.
Praswad juga menyarankan Yasonna mundur dari jabatan menteri meski tidak ada unsur tindak pidana korupsi yang dilakukan anaknya.
Menurut Praswad, keterlibatan bisnis Yamitema sudah melanggar Pasal 1 angka 5, UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. (*)