Kajian Pemasaran Pariwisata Budaya (Cultural Tourism Marketing) Festival Bakar Tongkang di Bagan Siapiapi
SABANGMERAUKE NEWS - Bakar Tongkang merupakan festival tahunan yang diadakan di Bagansiapiapi, sebuah kota yang terletak di Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau, Indonesia. Festival ini juga menampilkan berbagai kegiatan budaya dan hiburan, termasuk tarian tradisional, pertunjukan musik, dan parade.
Selain sebagai suatu pelaksanaan budaya yang dilakukan oleh kelompok etnis Tionghoa di Bagansiapiapi, Festival Bakar Tongkang juga merupakan acara yang berdampak ekonomi bagi Bagansiapiapi karena menarik ribuan pengunjung dari seluruh Indonesia dan luar negeri. Festival ini memberikan dorongan bagi ekonomi lokal dengan menciptakan peluang kerja dan menghasilkan pendapatan bagi bisnis lokal.
Meningkatnya jumlah pengunjung untuk berwisata ke Bagansiapiapi khususnya dalam menikmati penyelenggaraan festival bakar tongkang akan sangat signifikan dipengaruhi oleh kegiatan pemasaran pariwisata. Pemasaran pariwisata merupakan cara dan metode untuk memperkenalkan secara lengkap, luas, menarik dan massif suatu destinasi. Tujuannya untuk membangun awareness, positioning, popularitas terhadap suatu destinasi wisata.
Pemasaran pariwisata meliputi serangkaian upaya dalam memenuhi kebutuhan wisatawan local maupun internasional, penyiapan desain publikasi promosi dengan memuat informasi dan narasi yang lengkap disertai penyebarluasan informasi secara tepat sasaran pada segmen yang telah ditentukan.
Selain itu, pemasaran pariwisata dilakukan untuk memaksimalkan kolaborasi dan partisipasi yang intens diantara pihak-pihak yang dapat memberikan kontribusi dan peran positif dalam menciptakan, menghadirkan, memberikan nilai yang unggul terhadap destinasi wisata.
Di tengah berkembangnya teknologi informasi multiflatform saat ini, aktivitas pemasaran pariwisata menjadi lebih variatif. Teknologi internet secara cepat dapat memancar-sebarkan seluruh produk pariwisata secara lebih detil dan cakupan yang sangat luas dan tak terbatas. Ditambah lagi flatform media sosial yang menjadi alat publikasi baik secara terencana oleh pihak yang terlibat dalam kepariwisataan maupun dari spontanitas masyarakat.
Secara umum pemasaran mencakup bauran yang dikenal dengan 4P meliputi product, place promotion, price. Unsur produk (Product) indikator penting menjadi perhatian dalam pemasaran pariwisata budaya (Cultural Tourism Marketing) secara khusus dalam kajian ini Event Bakar Tongkang di Bagansiapiapi, yaitu mencakup: Pertama, Event wisata budaya Bakar Tongkang diharapkan memberikan kesan menarik bagi wisatawan/ pengunjung.
Kedua, Event wisata budaya Bakar Tongkang identik mencerminkan kehidupan etnis Tionghoa di Bagansiapiapi. Ketiga, Event wisata budaya Bakar Tongkang berbeda dari kegiatan wisata budaya lainnya. Keempat, Event wisata budaya Bakar Tongkang didukung oleh destinasi wisata lain di Bagansiapiapi, Rokan Hilir.
Kelima, Event wisata budaya Bakar Tongkang sangat kental dengan histori awal mula kedatangan etnis Tionghoa di Bagansiapiapi. Keenam, Event wisata budaya Bakar Tongkang sebagai upaya mempertahankan eksistensi dan identitas etnis Tionghoa di Bagansiapiapi. Ketujuh, Tata kota Bagansiapiapi menghadirkan suasana yang mendukung event wisata budaya Bakar Tongkang.
Kedelapan, Warisan budaya etnis Tionghoa di Bagansiapiapi menarik minat wisatawan untuk hadir dalam event wisata budaya Bakar Tongkang. Kesembilan, Terjaganya kebersihan di tempat pelaksanaan event wisata budaya Bakar Tongkang. Kesepuluh, Warisan budaya etnis Tionghoa di Bagansiapiapi dirawat dan terpelihara dengan baik.
Kesebelas, Dokumentasi sejarah pada tempat warisan sejarah tersedia dengan lengkap. Keduabelas, Terdapat petunjuk yang memadai untuk memudahkan pengunjung ke tempat warisan sejarah Tionghoa di Bagansiapiapi.
Ketiga belas, Pemandu wisata di Bagansiapiapi menjalankan tugas dengan baik dan memuaskan. Keempat belas, Keberadaan museum dan galeri seni tersedia di lokasi objek wisata. Kelima belas, Layanan pendukung di lokasi event wisata budaya Bakar Tongkang memadai.
Keenam belas, Terdapat keragaman atau pilihan tempat hiburan lain di Bagansiapiapi. Ketujuh belas, Usaha cinderamata, souvenir, dan oleh-oleh di lokasi wisata tersedia dengan beragam pilihan. Kedelapan belas, Tersedia paket perjalanan wisata event wisata budaya Bakar Tongkang. Kesembilan belas, Paket wisata event wisata budaya Bakar Tongkang memberikan kemudahan kepada pengunjung/ wisatawan.
Kedua puluh, Paket wisata event wisata budaya Bakar Tongkang membuat biaya yang dikeluarkan lebih hemat. Kedua puluh satu, Paket wisata event wisata budaya Bakar Tongkang dikemas untuk menghadirkan pengalaman terbaru dan mengesankan.
Kedua puluh dua, Pelaksanaan event wisata budaya Bakar Tongkang digelar dengan standar internasional. Dan terakhir, Kualitas pelayanan mengadopsi standar pariwisata internasional.
Unsur tempat (place) berkaitan dengan distribusi, agensi, saluran, dan institusi yang dapat dihubungkan bersama secara paling efektif untuk memberikan akses mudah kepada wisatawan untuk dapat menjangkau atau mengakses destinasi wisata Bakar Tongkang.
Indikator yang menjadi ukuran unsur tempat (place) dalam pemasaran pariwisata budaya mencakup: Pertama, Akses infrastruktur dan transportasi ke tempat objek wisata sangat baik. Kedua, Pilihan moda transportasi wisatawan menuju tempat objek wisata beragam dan terjadwal.
Ketiga, Kebersihan di lokasi objek wisata terpelihara dengan baik. Keempat, Ketersediaan listrik di objek wisata terpenuhi dengan baik. Kelima, Ketersediaan jaringan telekomunikasi dan internet tersedia dengan baik. Keenam, Hotel dan tempat penginapan wisatawan tersedia dalam jumlah yang cukup. Ketujuh, Tersedia tempat makan dan minum yang hiegienis.
Kedelapan, Tersedia tempat makan dan minum halal yang memadai. Kesembilan, Lokasi pelaksanaan event wisata budaya Bakar Tongkang tertata dengan baik. Kesepuluh, Keamanan di lokasi event wisata budaya Bakar Tongkang terjaga secara baik. Kesebelas, Tersedia pemandu wisata yang mampu memenuhi kebutuhan informasi wisatawan.
Kedua belas, Tersedia peta lokasi yang dapat diakses secara terbuka untuk mengetahui keberadaan tempat event wisata budaya Bakar Tongkang dan lokasi wisata pendukung lainnya. Ketiga belas, Sarana transportasi yang digunakan di lokasi wisata nyaman bagi wisatawan.
Keempat belas, Tersedia fasilitas sanitasi yang memadai di lokasi event wisata budaya Bakar Tongkang dan objek wisata pendukung lainnya. Kelima belas, Tersedia fasilitas layanan keuangan, perbankan, ATM, dan money changer.
Kegiatan promosi (promotion) meliputi pola pengomunikasian keunggulan dan kekuatan objek wisata Bakar Tongkang kepada segementasi wisatawan potensial.
Aktivitas ini tidak hanya mencakup iklan tetapi juga promosi dan hubungan masyarakat. Indikator yang menjadi ukuran unsur promosi (promotion) dalam pemasaran pariwisata budaya mencakup: Pertama, Promosi dilakukan dalam rentang beberapa waktu sebelum puncak event wisata budaya Bakar Tongkang.
Kedua, Promosi dilakukan dalam skala nasional dan internasional. Ketiga, Promosi dilakukan menggunakan media massa konvensional. Keempat, Promosi dilakukan menggunakan media social. Kelima, Promosi dilakukan menggunakan influencer atau konten creator.
Keenam, Konten promosi menyajikan informasi lengkap tentang pelaksanaan event wisata budaya Bakar Tongkang. Ketujuh, Konten promosi menyajikan informasi lengkap tentang objek wisata lain pendukung event wisata budaya Bakar Tongkang.
Kedelapan, Bahan-bahan promosi disajikan dalam bentuk video, foto, grafis, poster, dan berita. Kesembilan, Konten promosi sesuai dengan fakta dan kondisi riil di lokasi event wisata budaya Bakar Tongkang. Kesepuluh, Dilakukan event atau agenda-agenda wisata sebelum puncak perayaan event wisata budaya Bakar Tongkang.
Kesebelas, Konten promosi dapat diakses dengan mudah dan disebar secara massif. Kedua belas, Konten promosi menggunakan beragam bahasa internasional (Bahasa asing).
Sementara unsur harga (price) menjadi salah satu elemen penting dalam bauran pemasaran pariwisata budaya. Hal ini berkaitan dengan pengenaan tarif dan biaya yang dikeluarkan dalam kunjungan wisata ke event wisata Bakar Tongkang.
Variabel harga ini juga berkaitan kualitas pelayanan atas jasa pariwisata. Indikator pada unsur harga (price) dalam pemasaran pariwisata budaya mencakup: Pertama, Biaya transportasi menuju objek wisata terjangkau. Kedua, Biaya akomodasi (tempat tinggal) di tempat wisata terjangkau.
Ketiga, Biaya konsumsi ditempat wisata terjangkau. Keempat, Tersedia layanan pada tempat-tempat khusus dengan biaya premium (biaya lebih mahal) sesuai pilihan wisatawan. Kelima, Harga layanan mencerminkan kualitas pelayanan yang diberikan. Keenam, Harga cinderamata, souvenir, dan oleh-oleh terjangkau dan wajar.
Ketujuh, Biaya paket wisata ke Bagansiapiapi untuk menghadiri event wisata budaya Bakar Tongkang terjangkau. Kedelapan, Harga di tempat objek wisata pendukung terjangkau. Kesembilan, Layanan penjualan di lokasi objek wisata menggunakan system keuangan digital (misalnya: Gopay, Credit card, Shopee Pay, Mobile banking, dll). Dan terakhir diberikan diskon untuk layanan belanja dalam jumlah tertentu bagi wisatawan
Robert Christie Mill & Morrison (2002) menambah tiga unsur lain yang dikenal dengan 3P yang sangat relevan dengan pariwisata. Unsur 3P yang dimaksud yakni Programming, People dan Partnership. Programming merupakan kegiatan khusus dan acara lainnya untuk memberikan daya tarik tambahan pada paket atau layanan pariwisata.
Kebijakan pariwisata memandang program sebagai konsolidasi strategis dari berbagai kegiatan berbeda yang dirancang untuk memastikan focus yang jelas bagi upaya pengembangan dan pemasaran.
Indikator pada unsur pemrograman (Programming) dalam pemasaran pariwisata budaya mencakup: Pertama, Diselenggarakan forum bisnis sebelum atau disela-sela event wisata budaya Bakar Tongkang. Kedua, Diselenggarakan forum budaya sebelum atau disela-sela event wisata budaya Bakar Tongkang.
Ketiga, Diselenggarakan pameran peluang usaha atau investasi daerah sebelum atau disela-sela event wisata budaya Bakar Tongkang. Keempat, Dilakukan seminar tentang kebudayaan etnis Tionghoa. Kelima, Diselenggarakan Pemutaran film dokumentasi dan histori kedatangan masyarakat Tionghoa di Rokan Hilir.
Keenam, Diselenggarakan pesta perantau atau reuni akbar perantau asal Rokan Hilir.
People dalam unsur pariwisata bertujuan menyediakan tenaga pemasaran yang handal sehingga dapat melayani dan menciptakan pengalaman positif yang peka (responsive) terhadap kebutuhan pengunjung, sisi kemunusiaan, serta persyaratan fungsional kemanusiaan.
Unsur ini menekankan bahwa pariwisata tidak boleh melupakan pentingnya tenaga pemasaran, melakukan investasi terhadap sumber daya manusia melalui pelatihan dan pengembangan diri sehingga memahami dan mampu memberikan pelayanan dan pengalaman perjalanan wisata yang terbaik kepada pengunjung.
Indikator pada unsur ‘orang’ (People) dalam pemasaran pariwisata budaya mencakup: Pertama, Penyelenggara event wisata budaya Bakar Tongkang bekerja secara professional. Kedua, Seluruh pihak yang terlibat dalam event wisata budaya Bakar Tongkang melakukan koordinasi dengan efektif.
Ketiga, Pelayanan penyelenggara event wisata budaya Bakar Tongkang ramah dan responsive. Keempat, Masyarakat Bagansiapiapi terlibat aktif menyambut event wisata budaya Bakar Tongkang. Kelima, Masyarakat Bagansiapiapi menjaga kenyamanan dan bersikap positif terhadap wisatawan atau pengunjung yang datang.
Keenam, Petugas pelayanan jasa pendukung (misalnya: hotel, souvenir, transportasi, dan lain-lain) terlatih dalam memberikan pelayanan terbaik. Ketujuh, Petugas yang terlibat dalam penyelenggaraan event wisata budaya Bakar Tongkang memiliki pengetahuan yang memadai terkait wisata budaya di Bagansiapiapi.
Kedelapan, Petugas selalu menanyakan respon dan penilaian pengunjung/ wisatawan terhadap kekurangan yang masih perlu diperbaiki secara umum. Kesembilan, Tersedia call center menampung keluhan pelayanan terhadap wisatawan/ pengunjung.
Sementara partnership menunjukkan sisi kolaborasi antar semua stakeholder serta aliansi dan hubungan kerjasama. Hal ini menyoroti tingginya tingkat saling ketergantungan diantara semua pemangku kepentingan destinasi wisata, dan kebutuhan akan aliansi dan hubungan kerja dalam membangun kerjasama.
Indikator pada unsur kemitraan (partnership) dalam pemasaran pariwisata budaya mencakup: Pertama, Penyelenggara event wisata budaya Bakar Tongkang membuka diri pada keterlibatan pihak-pihak lain. Kedua, Penyelenggara event wisata budaya Bakar Tongkang bekerja sama dengan organisasi pendukung kegiatan pariwisata.
Ketiga, Penyelenggara event wisata budaya Bakar Tongkang bermitra dengan media. Keempat, Penyelenggara event wisata budaya Bakar Tongkang bermitra dengan pemerintah daerah kabupaten di sekitarnya. Kelima, Penyelenggara event wisata budaya Bakar Tongkang bermitra dengan pemerintah provinsi Riau.
Keenam, Penyelenggara event wisata budaya Bakar Tongkang bermitra dengan pemerintah pusat. Ketujuh, Penyelenggara event wisata budaya Bakar Tongkang bermitra dengan usaha penyedia jasa layanan hotel.
Kedelapan, Penyelenggara event wisata budaya Bakar Tongkang bermitra dengan usaha penyedia jasa layanan restoran . Kesembilan, Penyelenggara event wisata budaya Bakar Tongkang bermitra dengan usaha penyedia jasa layanan cinderamata, suevenir, dan oleh-oleh.
Kesepuluh, Penyelenggara event wisata budaya Bakar Tongkang bermitra dengan Biro Perjalanan Wisata Dalam Negeri. Kesebelas, Penyelenggara event wisata budaya Bakar Tongkang bermitra dengan Biro Perjalanan Wisata Luar Negeri.
Keduabelas, Penyelenggara event wisata budaya Bakar Tongkang bermitra dengan para Perantau asal Rokan Hilir. Ketigas belas, Penyelenggara event wisata budaya Bakar Tongkang bermitra dengan Para Akademisi dan Kampus. Keempat belas, Penyelenggara event wisata budaya Bakar Tongkang bermitra dengan perbankan, Lembaga keuangan, dan money changer.
Selanjutnya dalam merespon perkembangan internet dan inovasi teknologi informasi dan komunikasi yang telah mengubah struktur industri pariwisata serta memengaruhi cara pandang dan konsumsi destinasi pariwisata, maka sosialisasi pemasaran destinasi pariwisata yang dilakukan mencakup penggunaan paid media, owned media, social media dan endorser media yang dikenal dengan istilah POSE.
Paid media merupakan metode pemasaran untuk mempromosikan konten melalui media berbayar, seperti melalui sponsor, Pay per Click (PPC), iklan video audia visual, pop-up maupun display ads. Tujuan penggunaan Paid Media dilakukan untuk menyasar segmentasi pasar pariwisata tertentu. Cara ini akan dapat meningkatkan brand awareness.
Sementara, owned media merupakan seperangkat saluran atau properti komunikasi yang dimiliki atau dikendalikan sepenuhnya oleh suatu entitas, baik individu maupun organisasi. Owned media ini dapat difasilitas dalam bentuk situs web, blok maupun aplikasi, email marketing dan forum community.
Pemasaran lewat social media juga dilakukan dengan optimalisasi kanal-kanal media sosial untuk penyebarluasan informasi pemasaran kegiatan event wisata Bakar Tongkang. Misalnya lewat penyebarluasan melalui Facebook. Instagram, Twitter dan sarana media sosial lainnya.
Endorser media dilakukan dalam bentuk strategi pemasaran yang melibatkan orang atau figur berpengaruh (public figure) dalam mempromosikan event wisata Bakar Tongkang. Cara ini dikenal dengan istilah influencer media sosial yakni orang-orang yang telah memiliki jaringan sosial dan pengikut yang sudah cukup banyak sehingga bisa mempengaruhi ketertarikan pada event wisata Bakar Tongkang. (*)
Penulis: Dr. Yanti Mayasari Ginting, S.Sos., M.Sc., CMA (Peneliti dan Dosen Magister Manajemen Institut Bisnis dan Teknologi Pelita Indonesia)