Inilah 4 Capres Pilihan Partai Buruh: Ada Najwa Shihab, Prabowo Tak Masuk Gara-gara Ini
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Empat kandidat bakal calon presiden berpotensi didukung oleh Partai Buruh. Tak ada nama Prabowo dalam daftar tersebut, meski pentolan Partai Buruh Said Iqbal dulunya mendukung Prabowo saat nyapres pada 2019 silam.
Adapun keempat kandidat capres yang masuk radar Partai Buruh tersebut yakni Ganjar Pranowo, Said Iqbal, Anies Baswedan, dan Najwa Shihab.
Said Iqbal selaku Presiden Partai Buruh sekaligus Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, keempat nama tersebut muncul setelah diadakan rapat kerja nasional (rakernas) Partai Buruh beberapa waktu lalu.
"Partai Buruh pilih siapa? Partai Buruh memilih orang yang akan diputuskan 3 tahap. Pertama adalah rakernas, ada 4 nama, Pak Ganjar Pranowo, Said Iqbal, Anies Baswedan, dan Najwa Shihab," ungkapnya di Istora Senayan, Jakarta Selatan, Senin (1/5/2023).
Setelah rakernas, nantinya akan diadakan konvensi yang akan berisi panel guru besar dari berbagai disiplin ilmu serta ada kuesioner yang akan dikirimkan ke para buruh untuk menentukan siapa yang akan dipilih untuk didukung sebagai presiden oleh Partai Buruh. Konvensi tersebut akan dilakukan pada bulan Juni atau Juli 2023 mendatang.
Selanjutnya, ada tahap rapat presidium. Dalam rapat tersebut akan diputuskan siapa yang akan didukung melalui 11 organisasi pendiri pelanjut Partai Buruh.
"Jadi ketat di Partai Buruh itu, tidak ada daulat tuan, daulat dinasti, dan daulat luar. Dan kami tidak akan berkoalisi dengan partai politik yang mengesahkan dari pada Undang-undang Cipta Kerja, tunggu saatnya," tuturnya.
Sekitar bulan Juli atau Agustus 2023, Partai Buruh akan mengumumkan capres pilihannya.
Alasan Tak Dukung Prabowo
Sementara itu, Partai Buruh kini tak lagi mendukung Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) 2024.
Presiden Partai Buruh sekaligus Presiden KSPI Said Iqbal mengungkapkan alasan Prabowo tak lagi didukung oleh pihaknya. Yakni karena Prabowo setuju dengan Undang-undang Omnibus Law. Meski demikian, pihaknya masih akan meminta konfirmasi mengenai kabar tersebut.
"Karena katanya Pak Prabowo setuju dengan Omnibus Law, 80% Cipta Kerja sudah mengadopsi isu buruh. Tapi kami meminta klarifikasi lagi pada pak Probowo, bener nggak kayak begitu," paparnya.
Sebenarnya, ia cukup menyayangkan respons yang diterima ketika tidak lagi mendukung Prabowo untuk menjadi presiden. Ia bercerita, saat masih mendukung Prabowo menjadi presiden, dirinya dielu-elukan oleh para pendukungnya.
"Waktu kami dukung Prabowo, semua membanggakan KSPI dan Said Iqbal. Dukung Anies (jadi) gubernur, semua (membanggakan). Sekarang, mereka semua nyerang saya, oligarki lah. Tolong jangan politik fitnah, jangan politik hoax," ungkapnya.
"Partai Buruh memilih Pak Ganjar, Partai Buruh memilih yang lain, itu haknya Partai Buruh, silakan partai lain memilih yang lain. Yang paling prinsip, Partai Buruh anti-Undang-undang Cipta Kerja," tegasnya.
Sebagai informasi, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) memang mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk menjadi presiden pada pemilihan presiden (pilpres) tahun 2014 dan 2019. Ketua DPP Partai Gerindra tahun 2018, Ahmad Riza Patria menyambut baik dukungan KSPI kepada Prabowo kala itu. Menurutnya, ini adalah modal yang besar untuk menyongsong Pilpres 2019.
"Dulu Pilpres 2014 juga dukung Pak Prabowo, karena memang Pak Prabowo membela kepentingan buruh," ujar Riza, Kamis, (3/5/2018) silam. (*)