5 Orang Kaya Indonesia Ini Punya Aset Mewah di Luar Negeri, Nilainya Tak Tanggung-tanggung
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Sejumlah konglomerat asal Indonesia tak hanya menanamkan uangnya pada properti di Tanah Air, melainkan juga di luar negeri.
Sebaran properti mewah yang mereka miliki seperti halnya di Singapura, Sydney, London, New York, hingga Bangkok.
Lantas, siapa konglomerat asal Indonesia yang memiliki properti mewah di luar negeri? Berikut lima daftarnya
1. Low Tuck Kwong
Mengutip dari Forbes, sejauh ini Low Tuck Kwong merupakan orang terkaya nomor dua di Indonesia.
Berdasarkan data pada 28 April 2023, pria berusia 75 tahun ini memiliki kekayaan senilai 31,2 miliar Dollar AS atau ekuivalen dengan Rp 457,5 triliun.
Selain mengepakkan sayap pada bisnis tambang batu bara, Low Tuck Kwong ternyata memiliki sejumlah properti di berbagai negara.
Dilansir dari laman IDX Channel, dia memiliki rumah sakit di Singapura yakni Farrer Park Hospital.
Di kawasan yang sama, juga tengah dikembangkan One Farrer Hotel & SPA, hotel pertama di Singapura yang terkoneksi dengan rumah sakit.
Selain itu, Low Tuck Kwong juga memiliki dua perusahaan properti di Malaysia, yakni Desaria Property Sdn. Bhd. dan Desaria Home Sdn. Bhd. Perusahaan tersebut menjalankan dua proyek di Lembah Kelang, Malaysia.
Masih di Malaysia, dia juga memiliki apartemen The Manor Kuala Lumpur setinggi 46 lantai dan berisi 212 unit kondominium.
2. Keluarga Widjaja
Keluarga Widjaja diketahui merupakan orang terkaya nomor tiga di Indonesia versi Forbes, dengan total kekayaan mencapai 10,8 miliar Dolar AS atau setara dengan Rp 158,3 triliun.
Perusahaan keluarga Widjaja yang sukses besar di Indonesia adalah Sinarmas Land. Perusahaan yang bergerak di sektor properti tersebut kini dipimpin oleh generasi ketiga Group CEO Sinarmas Land, yakni Michael Widjaja.
Melalui Sinarmas Land, pria berusia 38 tahun itu membuat keluarga Widjaja memiliki sejumlah properti mewah yang tersebar di berbagai negara.
Seperti dikutip dari laman resmi perusahaan, sejak tahun 2013, Sinarmas Land mulai membeli beberapa properti mewah di Kota London Inggris, seperti Alphabeta Building serta 32-50 Strand.
Perusahaan ini juga memiliki kawasan residensial di tiga wilayah di China yakni di Taicang, Shenyang, dan Chengdu, dengan luas lahan sebesar 246.000 meter persegi.
Selain itu, Keluarga Widjaja menguasai hotel dan resor di Malaysia dengan luas lahan sebesar 300 hektar.
Belakangan, Sinarmas Land juga mengakuisisi sebagian saham perusahaan pengembang properti di Amerika Serikat.
3. Sri Prakash Lohia
Selanjutnya, ada nama pengusaha keturanan India, Sri Prakash Lohia yang meraup pundi-pundi rupiahnya dari bisnis di bidang petrokimia dan tekstil.
Menurut Forbes, orang terkaya nomor empat di Indonesia ini memiliki kekayaan mencapai 7,7 miliar Dolar AS atau setara dengan Rp 112,9 triliun.
Pria berusia 70 tahun itu diketahui memiliki properti mewah dan bersejarah di luar negeri.
Pada tahun 2008 lalu, ia membeli properti mewah di jantung kota London, Inggris, dan dikenal sebagai Sheridan House. Seperti dikutip dari Times of India, properti ini merupakan kediaman Jenderal John Burgoyne, yang merupakan salah satu tokoh penting dalam Perang Revolusi Amerika.
Ketika dibeli, properti tersebut sudah hampir hancur meskipun itu adalah salah satu warisan sejarah milik negara. Butuh waktu lima tahun bagi Sri Prakash untuk merestorasi, dan kini sudah menjadi properti pribadi miliknya.
4. Sukanto Tanoto
Daftar konglomerat asal Indonesia yang memiliki properti mewah di luar negeri berikutnya adalah pengusaha kelapa Sawit, Sukanto Tanoto. Pria berusia 73 tahun itu sejauh ini menjadi orang terkaya nomor 18 di Indonesia versi Forbes.
Total kekayaannya mencapai 2,1 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 29,6 triliun.
Melalui perusahan Pacific Eagle Real Estate, Sukanto Tanoto diketahui telah membeli pusat perbelanjaan mewah di kawasan elite Orchard Road Singapura yakni Tanglin Shopping Center pada Februari 2023 lalu.
Pacific Eage yang merupakan bagian dari grup RGE milik Sukanto juga diketahui membeli Chinatown Plaza di distrik Tanjong Pagar.
Properti tersebut sekarang tengah dibangun kembali menjadi Mondrian Singapore Duxton, sebuah hotel mewah yang menggabungkan arsitektur dari ruko berusia puluhan abad di Singapura dengan pengaruh kontemporer.
Properti lainnya yang juga dibeli oleh Pacific Eagle baru-baru ini adalah sebuah gedung di dekat Botanic Gardens, Singapura, yang rencananya akan dibangun kembali.
Sebelumnya, bersama sang anak, Andre Tanoto, Sukanto dikabarkan membeli satu dari tiga gedung mewah rancangan arsitek kondang Frank O. Gehry di pusat kota Dusseldorf. Selain itu, juga membeli bekas istana Raja Ludwig di Munchen.
5. Keluarga Bachtiar Karim
Di posisi kelima ada nama pengusaha kelapa sawit asal Medan, Bachtiar Karim. Di mana berdasarkan Forbes, menjadi orang terkaya nomor 11 di Indonesia dengan kekayaan senilai 4 miliar Dolar AS atau setara dengan Rp 58,7 triliun.
Meskipun hingga saat ini masih berdomisili di Medan, Bachtiar diketahui memiliki sejumlah properti mewah di Australia dan Singapura.
Salah satu properti yang baru dibeli adalah hotel yang berlokasi di pinggiran kota Brisbane, Australia yakni Quest Woolloongabba. Properti ini dibeli seharga Rp 641,9 miliar dari Pellicano Group pada Maret 2023.
Di dalam hotel ini, terdapat 132 kamar dan dan empat toko ritel di lantai dasar. Properti lain yang dimiliki keluarga ini berlokasi di Singapura yakni rumah bersejarah Tan Yeok Nee di 101 Penang Road.
Bangunan ini sebelumnya adalah milik pengusaha kelahiran China, Tan Yeok Nee, dan dibeli keluarga Bachtiar dengan harga hampir Rp 1 triliun.
Bangunan ini dianggap bersejarah karena merupakan salah satu contoh terakhir dari arsitektur rumah tradisional Tionghoa yang masih bertahan di Singapura.
Properti lainnya milik keluarga Bachtiar di Singapura yaitu Royal Darby Park Executive Suites, Singapura. Properti ini dibeli pada tahun 2019 lalu dari Royal Group dengan harga Rp 1,7 triliun.
Properti ini memiliki letak yang strategis yakni di Distrik 10 dan dekat dengan sejumlah fasilitas penting seperti stasiun MRT, jalan tol, sekolah hingga kantor kedutaan.(*)