Apa Kabar Pencopotan Dirut PT Pertamina Hulu Rokan Jaffee Arizon Suardin, Kapan RUPS Digelar?
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Rencana penggantian Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Jaffee Arizon Suardin yang berhembus sejak awal April lalu belum mendapati titik jelas. Jaffee yang disorot dalam rangkaian kasus kecelakaan kerja telah merenggut lebih 11 nyawa pekerja migas di Blok Rokan, sejak ia menjabat dirut, setakad ini masih tetap bertugas.
Padahal, kabar pencopotan Jaffee sudah disampaikan langsung oleh Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Wiko Migantoro pada Senin, 10 April 2022 lalu. PHE merupakan induk perusahaan PHR sekaligus sebagai Sub Holding Upstream Hulu Migas Pertamina.
Wiko Migantoro menyampaikan pergantian Jaffee tersebut dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR RI, dua pekan lalu. Kala itu Wiko menyatakan kalau pihaknya sudah menerima surat dari pemegang saham perihal adanya rotasi jabatan yang menimpa Jaffee.
"SK terkait ini sudah ada, tetapi belum Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), harus ada RUPS untuk ditetapkan,” kata Wiko dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VII DPR RI, Senin (10/4/2024) dalam tayangan video rapat yang disiarkan TV Parlemen DPR.
Wiko juga membenarkan kalau pengganti Jaffee adalah Chalid Said Salim yang saat ini masih menjabat Direktur Utama Pertamina Hulu Indonesia (PHI).
BACA JUGA: Dirut PHR Jaffee Arizon Suardin Jadi Bulan-bulanan Anggota DPR: Panjenengan Pemimpin Kok Lemot Data?
Kabar Chalid akan diangkat menjadi Direktur Utama PHR awalnya ditanyakan oleh anggota Komisi VII DPR RI, M Nasir dalam forum rapat tersebut. Sialnya, dalam rapat tersebut, Chalid diusir oleh Komisi VII DPR karena merasa tak dihargai saat melakukan kunjungan kerja ke Balikpapan pada Februari 2022 lalu. Saat itu Chalid tidak hadir menemani para anggota DPR.
Sekretaris Perusahaan PT PHE, Arya Dwi Paramita saat dikonfirmasi soal jadwal pelaksanaan RUPS pergantian direksi PHR hanya menjawab singkat.
"Belum ada, Mas," terang Arya, Rabu (26/4/2023) malam ini.
Arya tak menjawab pertanyaan soal apa penyebab RUPS tersebut molor digelar.
Desakan Elemen Masyarakat
Tuntutan pencopotan terhadap Dirut PHR Jaffee Arizon Suardin sudah bergema sejak akhir tahun lalu. Penyebabnya yakni terjadinya serangkaian kecelakaan kerja menyebabkan 11 buruh migas sejak di Blok Rokan dikelola PHR pasca habis kontraknya konsesi CPI. PT PHR secara resmi mulai mengelola Blok Rokan pada 9 Agustus 2021 lalu.
Berjilid-jilid demonstrasi digelar elemen mahasiswa dan pemuda Riau yang menuding Jaffee gagal dalam memberi jaminan keselamatan kerja buruh di Blok Rokan.
Jaffee yang populer disapa Pak Buyung ini mulai bertugas sebagai Dirut PHR sejak 6 Mei 2021 silam, jelang berakhirnya transisi Blok Rokan dari Chevron pada 9 Agustus 2021. Ia menggantikan Yudantoro yang merupakan Dirut PHR pertama sekaligus aktor awal transisi Blok Rokan.
Jaffee awalnya merupakan Tenaga Ahli yang dibawa Arcandra Tahar ke Kementerian ESDM saat dia menjabat sebagai Menteri ESDM dan Wakil Menteri ESDM. Sejak saat itu karirnya moncer dan menjadi Deputi di SKK Migas.
Jafee adalah lulusan Teknik Kimia ITB, kemudian mengambil gelar PhD di bidang Master Chemical Engineering-Process Safety Engineering di Texas A&M University. (*)